Lengkap! Ini Daftar Kesepakatan Damai RI-Jepang di Meja Dagang Trump

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
28 July 2025 13:50
Presiden AS Donald Trump memberi isyarat, pada hari ia diharapkan menandatangani undang-undang pengeluaran dan pajak yang luas, yang dikenal sebagai
Foto: Presiden AS Donald Trump memberi isyarat, pada hari ia diharapkan menandatangani undang-undang pengeluaran dan pajak yang luas, yang dikenal sebagai

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang tenggat waktu 1 Agustus 2025, sejumlah negara mitra dagang utama Amerika Serikat (AS) akhirnya mencapai kesepakatan tarif dengan Amerika Serikat (AS).

Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden AS Donald Trump gencar menekan negara-negara mitra dengan ancaman tarif tinggi, memaksa terjadinya gelombang negosiasi bilateral.

Negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Inggris, hingga Uni Eropa berhasil mengamankan kesepakatan dagang dengan AS untuk menghindari potensi perang dagang yang lebih luas. Kesepakatan-kesepakatan ini mencakup penyesuaian tarif ekspor-impor, investasi besar-besaran, hingga komitmen pembukaan pasar dan reformasi regulasi yang menunjukkan strategi Trump yang agresif dalam menata ulang arsitektur perdagangan global demi kepentingan domestik AS.

Berikut ini adalah daftar negara yang telah mencapai kesepakatan dengan AS.

Kesepakatan dengan Inggris

Inggris menjadi salah satu negara tercepat yang berhasil mencapai kesepakatan tarif dagang dengan AS. AS hanya akan memberikan tarif impor produk asal Inggris sebesar 10%.

Tarif ini mencakup tarif impor kendaraan asal Inggris dari AS yang berhasil diturunkan dari sebelumnya 27,5% menjadi hanya 10%. Langkah ini dinilai sebagai penyelamat bagi industri manufaktur otomotif Inggris sekaligus bentuk perlindungan terhadap ratusan ribu lapangan kerja.

Tak hanya itu, sektor penerbangan juga akan diuntungkan. AS sepakat untuk mencabut tarif sebesar 10% terhadap barang-barang penting seperti mesin dan suku cadang pesawat. Keputusan ini memberi kabar baik bagi sektor penerbangan Inggris untuk kembali kompetitif di pasar global.

Kesepakatan dengan Vietnam

AS secara resmi memberlakukan tarif impor produk asal Vietnam menjadi sebesar 20% dai sebelumnya, Trump memberikan tarif impor barang-barang asal Vietnam sebesar 46%, ini merupakan kemenangan besar bagi Vietnam, lantaran Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang menjadi menyumbang surplus dagang bagi Vietnam.

Selain itu Vietnam juga akan dikenakan tarif sebesar 40% untuk barang-barang asal negara lain seperti China, yang dikirim ke AS melalui Vietnam, praktik ini sering disebut sebagai transshipment.

Praktik ini memang sedang marak terjadi di Vietnam terutama produk asal China yang dikirim ke Vietnam kemudian produknya akan dicap menjadi produk asal Vietnam kemudian baru di kirim Ke Amerika Serikat, hal ini terjadi lantaran tinggi nya tarif yang diberlakukan AS terhadap produk asal China.

Kesepakatan dengan Jepang

Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang bersejarah dengan Jepang yang mencakup penetapan tarif impor sebesar 15% untuk produk-produk asal Jepang.

Tarif ini juga diterapkan pada kendaraan dan suku cadang otomotif, turun dari sebelumnya 25% menjadi 15%. Penurunan tarif ini disambut positif oleh Jepang, mengingat Amerika Serikat merupakan salah satu pasar ekspor otomotif terbesar bagi Negeri Sakura.

Tak hanya soal tarif, Jepang juga menyepakati investasi jumbo ke dalam perekonomian AS senilai US$550 miliar. Investasi ini akan difokuskan pada sektor strategis seperti energi, semikonduktor, mineral kritis, farmasi, serta pembangunan galangan kapal komersial dan pertahanan. Dari total investasi tersebut, Amerika diperkirakan akan menerima hingga 90% keuntungan, menurut pernyataan Trump.

Sebagai bagian dari komitmen dagang ini, Jepang juga sepakat untuk membeli 100 unit pesawat komersial buatan AS, yakni Boeing. Di sektor pertanian, Jepang juga berkomitmen untuk meningkatkan impor beras dari Amerika Serikat hingga 75%, serta pembelian komoditas pertanian lain seperti jagung, kedelai, pupuk, bioetanol, dan sustainable aviation fuel.

Kesepakatan Dengan Indonesia

Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump mengumumkan kesepakatan dagang bersejarah dengan Indonesia, dalam kesepakatan tersebut, Trump sepakat untuk menerapkan tarif resiprokal sebesar 19% kepada produk asal Indonesia.

Tarif ini disertai dengan penghapusan hambatan tarif untuk lebih dari 99% produk ekspor Amerika ke Indonesia, termasuk produk pertanian, kesehatan, makanan laut, teknologi informasi, otomotif, dan bahan kimia.


Tak hanya itu, Indonesia juga menyetujui langkah konkret untuk membuka akses lebih luas bagi produk pertanian AS. Termasuk di dalamnya, pembebasan lisensi impor untuk seluruh produk pangan, pemberian status tetap Fresh Food of Plant Origin (FFPO), serta pengakuan penuh terhadap pengawasan regulatori AS terhadap produk daging, susu, dan unggas.

Indonesia juga sepakat untuk menghapus hambatan perdagangan digital, mendukung moratorium bea cukai atas transmisi elektronik di WTO, dan memberikan kepastian hukum terkait transfer data pribadi lintas negara ke AS. Kesepakatan ini menjawab aspirasi jangka panjang pelaku industri digital asal AS yang telah lama menantikan kepastian regulasi di Indonesia.

Langkah lain dalam kesepakatan ini termasuk partisipasi Indonesia dalam Global Forum on Steel Excess Capacity, komitmen peningkatan standar ketenagakerjaan termasuk larangan kerja paksa, serta pembukaan akses atas semua komoditas industri, termasuk mineral kritis. Sejumlah kesepakatan komersial juga tercapai di sektor pertanian, energi, dan dirgantara.

Kesepakatan dengan Filipina

Presiden AS Donald Trump resmi mengumumkan tarif dagang terbaru dengan Filipina sebesar 19% untuk produk asal Filipina tersebut. Tarif terbaru ini lebih rendah dibandingkan dengan tarif yang diberikan Trump pada awal Juli sebesar 20%, namun tetap lebih tinggi disbanding tarif awal di April yang sebesar 17%.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Filipina bersedia untuk meningkatkan nilai impor produk asal AS untuk mengurangi surplus dagang Filipina dengan AS. Seperti diketahui, pada 2024 AS mengalami defisit dagang dengan Filipina sebesar USS5 miliar.

Filipina akan meningkatkan impor di sektor otomotif, dan juga pertanian seperti impor kedelai, gandum dan obat-obatan.

Kesepakatan Dengan Uni Eropa

Kesepakatan yang baru saja terjadi yakni antara AS dengan Uni Eropa. Donald Trump baru saja mengumumkan kesepakatan dagang dengan Uni Eropa pada Minggu (27/7/2025), menyusul pembicaraan penting dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen beberapa hari sebelum tenggat tarif pada 1 Agustus.

Dalam kesepakatan tersebut, akan menetapkan tarif sebesar 15% terhadap Sebagian besar barang asal Eropa yang masuk ke AS, termasuk kendaraan. Namun, beberapa produk seperti pesawat terbang dan komponennya, bahan kimia tertentu, serta produk farmasi tidak akan dikenakan tarif.

Tarif 15% ini lebih rendah dari ancaman tarif 30% yang sebelumnya dilontarkan Trump terhadap mitra dagang terbesar AS itu, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan tingkat tarif dasar 10% yang diharapkan Uni Eropa.

Trump juga menyampaikan bahwa blok 27 negara tersebut telah sepakat untuk membeli energi asal AS senilai US$750 miliar serta menanamkan investasi tambahan sebesar US$600 miliar di AS, di luar tingkat investasi saat ini. Uni Eropa juga akan membeli sekitar ratusan miliar dolar AS untuk peralatan militer asal AS.

Kesepakatan ini menjadi titik tereang bagi kedua belah pihak, setelah berminggu-minggu menjalani ketegangan dalam negosiasi dagang tersebut.

Kesepakatan Dengan China

Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan dagang terbaru yang menandai meredanya ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Dalam perjanjian ini, China sepakat kembali mengekspor mineral tanah jarang (rare earth) ke AS, komoditas strategis yang sangat dibutuhkan sektor teknologi dan manufaktur global.

Sebagai gantinya, AS akan mencabut sejumlah pembatasan dagang terhadap China. Kementerian Perdagangan China mengonfirmasi bahwa AS akan meninjau dan menyetujui izin ekspor barang-barang yang sebelumnya dikendalikan serta mencabut berbagai kebijakan pembatasan, meski rincian kebijakan tersebut belum diumumkan secara resmi.

Kesepakatan ini tercapai dalam pertemuan bilateral di Jenewa pada 12 Mei 2025, yang menjadi titik balik dari perang dagang berkepanjangan antara kedua negara. Sebelumnya, AS sempat memberlakukan tarif hingga 145% atas produk China, yang dibalas oleh tarif 125% dari pihak Beijing. Kini, kedua belah pihak sepakat menurunkan tarif tersebut secara signifikan menjadi 30% untuk produk China dan 10% untuk barang dari AS.

Langkah ini dinilai membawa angin segar bagi perekonomian global, khususnya bagi industri yang sangat bergantung pada rantai pasok lintas negara seperti semikonduktor dan otomotif.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation