Internasional

"Perang Dagang" AS-China Belum Tamat, Awas Ada Kejutan Hari Ini

sef, CNBC Indonesia
28 July 2025 11:55
FILE PHOTO: Flags of U.S. and China are placed for a meeting at the Ministry of Agriculture in Beijing, China, June 30, 2017. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Foto: Perang dagang AS dan China (REUTERS/Jason Lee/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pejabat ekonomi tinggi dari Amerika Serikat (AS) dan China dijadwalkan kembali bertemu, Senin (28/7/2025) untuk membahas "perang dagang" kedua negara. Agenda pertemuan dijadwalkan berlangsung di Stockholm, Swedia, hingga Selasa.

Mengutip AFP, kedua negara kembali melanjutkan negosiasi tarif. Setelah pertemuan di Jenewa, Swiss dan London, Inggris Mei lalu, barang AS ke China telah dipangkas tarifnya menjadi 10% sementara sebaliknya 30%.

Namun keputusan itu hanya penundaan semata dan ada jeda 90 hari yang ditargetkan berakhir 12 Agustus. Menteri Keuangan AS Scott Bessent bertemu dengan tim China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

Pertemuan ini juga terjadi di tengah ancaman kenaikan tarif impor barang ke AS yang dicetus Presiden Donald Trump, 1 Agustus. Tarif yang lebih tinggi, yang diancamkan terhadap mitra dagang AS, akan meningkatkan bea masuk yang dikenakan pada produk masing-masing negara dengan "tingkat dasar" 10% hingga 50%.

"Tampaknya telah terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam pemikiran pemerintah (AS) tentang China, khususnya sejak perundingan London," kata Kepala Strategi Minerva Technology Futures, Emily Benson.

"Suasana hati saat ini jauh lebih terfokus pada apa yang mungkin dicapai, pada pemanasan hubungan jika memungkinkan dan menahan faktor-faktor apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan," tambahnya.

Benson sendiri percaya kedua negara bisa mencapai kemajuan. Apalagi keduanya telah setuju untuk memulai kembali aliran logam tanah jarang dan semikonduktor tertentu.

"Perpanjangan kesepakatan AS-China untuk mempertahankan tarif pada tingkat yang lebih rendah akan menunjukkan bahwa kedua belah pihak melihat nilai dalam melanjutkan perundingan", kata seorang peneliti di Centre for Strategic and International Studies, Thibault Denamiel.

Perlu diketahui, Trump sejauh ini telah mengumumkan pakta dengan Uni Eropa (UE), Inggris, Vietnam, Jepang, Indonesia, dan Filipina. Namun sayangnya detail yang diberikan masih sedikit.


AS-UE Setuju Tarif 15%

Sebelumnya, AS mencapai kesepakatan kerangka perdagangan dengan UE dengan mengenakan tarif impor 15% pada sebagian besar barang Benua Biru. Kesepakatan ini diteken Minggu.

Keputusan ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bertemu di Skotlandia selama 1 jam. Rencana ini akan mencakup investasi UE di AS yang mencapai US$600 miliar (Rp 9.750 triliun) serta peningkatan pembelian senjata dan energi dari Negeri Paman Sam.

"Saya pikir ini adalah kesepakatan terbesar yang pernah dibuat. Kami sepakat bahwa tarif, untuk mobil dan segala sesuatu yang lain akan menjadi tarif langsung 15%," kata Trump kepada wartawan dikutip Reuters.

Von der Leyen, yang menggambarkan Trump sebagai negosiator yang tangguh, mengatakan tarif 15% berlaku "secara menyeluruh". Ia juga mengklaim kepada wartawan bahwa itu adalah 'yang terbaik yang bisa kami dapatkan'.

"Kami memiliki kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, dan itu adalah kesepakatan besar. Ini adalah kesepakatan yang sangat besar. Ini akan membawa stabilitas. Ini akan membawa prediktabilitas," katanya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Babi Bawa Kabar Baik Perang Dagang AS-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular