Newsletter

IHSG Kehabisan Bensin! Siap Nanjak Lagi atau Malah Masuk Jurang?

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
23 July 2025 06:08
Papan di atas lantai perdagangan Bursa Efek New York menunjukkan angka penutupan rata-rata industri Dow Jones, Jumat, 11 April 2025.
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dari bursa saham AS, Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.

Indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan baru dengan kenaikan tipis pada Selasa di tengah pelaku pasar mencerna laporan keuangan terbaru dan perkembangan baru dalam perdagangan internasional.

Indeks S&P naik 0,06% dan ditutup di level 6.309,62, ini adalah penutupan rekor ke-11 sepanjang 2025.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average, yang terdiri dari 30 saham unggulan, menguat 179,37 poin atau 0,40% dan berakhir di 44.502,44.

Sebaliknya, indeks Nasdaq Composite melemah 0,39% ke level 20.892,69, terbebani oleh penurunan saham-saham teknologi. Ini merupakan hari negatif pertama dalam tujuh sesi terakhir.

Saham-saham chip mengalami tekanan, setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebut bahwa proyek kecerdasan buatan senilai US$500 miliar milik SoftBank dan OpenAI mengalami hambatan dalam pelaksanaan dan harus mengurangi rencana jangka pendeknya. Saham Broadcom turun lebih dari 3%, sementara Nvidia yang selama ini jadi bintang AI terkoreksi lebih dari 2%. Taiwan Semiconductor Manufacturing juga merosot hampir 2%.

Di sisi lain, saham perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Lockheed Martin anjlok hampir 11% setelah pendapatan kuartal kedua mereka meleset dari perkiraan analis. Philip Morris juga kehilangan 8% karena pendapatan kuartalan yang mengecewakan.

Namun, penurunan ini diimbangi oleh penguatan pasar yang lebih luas di luar sektor teknologi. Investor beralih ke sektor kesehatan, yang mencatat kenaikan hampir 2% dalam sehari dan menjadi sektor dengan performa terbaik.

Kenaikan ini didorong oleh lonjakan saham IQVIA sebesar hampir 18% setelah membukukan laba dan pendapatan yang melampaui ekspektasi menjadikannya pemimpin penguatan di S&P 500 serta saham-saham lain seperti Amgen dan Merck. Saham-saham berkapitalisasi kecil juga unggul, dengan indeks Russell 2000 naik 0,8%.

Hingga saat ini, hampir 90 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah melaporkan hasil keuangannya, di mana sekitar 85% di antaranya melampaui ekspektasi analis. Para investor kini menanti komentar dari perusahaan-perusahaan tersebut mengenai kepastian makroekonomi, dampak tarif perdagangan, serta rincian permintaan dan belanja terkait teknologi AI.

Perusahaan induk Google, Alphabet, serta Tesla dijadwalkan merilis laporan keuangannya pada hari Rabu, memulai musim laporan yang sangat dinantikan dari jajaran "Magnificent Seven" - kelompok raksasa teknologi yang diperkirakan menyumbang porsi besar pertumbuhan laba tahun ini.

Karena reli pasar saham yang belakangan terjadi, para investor kini mencermati seberapa jauh pasar masih bisa terus melaju.

"Pasar ini sedang mandek. Kita butuh laporan laba yang sangat kuat dari sektor teknologi agar pasar bisa melesat lebih tinggi lagi," kata Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors, kepada CNBC International.

Dia memperkirakan target akhir tahun untuk S&P 500 di angka 6.600 sekitar 5% lebih tinggi dari penutupan Selasa.

Pelaku pasar juga mencermati perkembangan terbaru soal tarif perdagangan. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa kemungkinan besar tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China akan diperpanjang. Ia juga menambahkan bahwa dirinya berencana bertemu dengan pejabat China di Stockholm pekan depan.

Presiden Donald Trump menyatakan pada hari Selasa bahwa AS telah "menyelesaikan" kesepakatan dagang dengan Filipina, termasuk tarif 19% untuk barang impor dari negara Asia Tenggara tersebut. Namun, hingga saat ini, Filipina belum mengonfirmasi bahwa kesepakatan tersebut telah resmi tercapai.

(evw/evw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular