Pasar keuangan domestik diproyeksikan masih akan dipengaruhi oleh sentimen baik dari luar negeri maupun dalam negeri pada Rabu (23/7/2025). Selengkapnya mengenai proyeksi bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (22/7/2025), ditutup melemah 0,72% ke posisi 7.344,73. Pelemahan ini merupakan yang pertama sejak 7 Juli 2025 atau pasca 11 hari IHSG mengalami penguatan berturut-turut.
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp19,78 triliun dengan melibatkan 30,80 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 2,03 juta kali. Sebanyak 220 saham menguat, 379 saham melemah, dan 200 saham stagnan.
Sebanyak sembilan dari sebelas sektor ditutup di zona merah yang dipimpin oleh sektor bahan baku yang turun 3,78%, dan diikuti sektor properti 1,94%.
Di sisi lain, sektor utilitas dan energi justru berada di zona penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 2,21% dan 0,22%.
Melihat dari sisi emiten, saham konglomerat Prajogo Pangestu, PTBarito Pasific Tbk(BRPT) dan PT Chandra Asri Pasific Tbk (TPIA) menjadi penyumbang terbesar pada pelemahan IHSG dengan masing-masing menyumbang penurunan 11,80 indeks poin dan 11,25 indeks poin.
Sementara saham yang mengalami penguatan terbesar selama pelemahan IHGS pada peradangan kemarin, yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dengan 9,12 indeks poin, kemudian diikuti oleh PT Telkom Indonesia (Persero) TBK (TLKM) 5,70 indeks poin dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) 3,46 indeks poin.
Beralih ke pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau ditutup stagnan pada posisi Rp16.305/US$.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin Selasa (22/7/2025) dibayangi tekanan dari sentimen global yang memburuk efek dari meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa, menyusul tenggat waktu penerapan tarif AS sebesar 30% pada 1 Agustus mendatang dan rencana balasan dari Eropa.
Dari bursa saham AS, Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan baru dengan kenaikan tipis pada Selasa di tengah pelaku pasar mencerna laporan keuangan terbaru dan perkembangan baru dalam perdagangan internasional.
Indeks S&P naik 0,06% dan ditutup di level 6.309,62, ini adalah penutupan rekor ke-11 sepanjang 2025.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average, yang terdiri dari 30 saham unggulan, menguat 179,37 poin atau 0,40% dan berakhir di 44.502,44.
Sebaliknya, indeks Nasdaq Composite melemah 0,39% ke level 20.892,69, terbebani oleh penurunan saham-saham teknologi. Ini merupakan hari negatif pertama dalam tujuh sesi terakhir.
Saham-saham chip mengalami tekanan, setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebut bahwa proyek kecerdasan buatan senilai US$500 miliar milik SoftBank dan OpenAI mengalami hambatan dalam pelaksanaan dan harus mengurangi rencana jangka pendeknya. Saham Broadcom turun lebih dari 3%, sementara Nvidia yang selama ini jadi bintang AI terkoreksi lebih dari 2%. Taiwan Semiconductor Manufacturing juga merosot hampir 2%.
Di sisi lain, saham perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Lockheed Martin anjlok hampir 11% setelah pendapatan kuartal kedua mereka meleset dari perkiraan analis. Philip Morris juga kehilangan 8% karena pendapatan kuartalan yang mengecewakan.
Namun, penurunan ini diimbangi oleh penguatan pasar yang lebih luas di luar sektor teknologi. Investor beralih ke sektor kesehatan, yang mencatat kenaikan hampir 2% dalam sehari dan menjadi sektor dengan performa terbaik.
Kenaikan ini didorong oleh lonjakan saham IQVIA sebesar hampir 18% setelah membukukan laba dan pendapatan yang melampaui ekspektasi menjadikannya pemimpin penguatan di S&P 500 serta saham-saham lain seperti Amgen dan Merck. Saham-saham berkapitalisasi kecil juga unggul, dengan indeks Russell 2000 naik 0,8%.
Hingga saat ini, hampir 90 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah melaporkan hasil keuangannya, di mana sekitar 85% di antaranya melampaui ekspektasi analis. Para investor kini menanti komentar dari perusahaan-perusahaan tersebut mengenai kepastian makroekonomi, dampak tarif perdagangan, serta rincian permintaan dan belanja terkait teknologi AI.
Perusahaan induk Google, Alphabet, serta Tesla dijadwalkan merilis laporan keuangannya pada hari Rabu, memulai musim laporan yang sangat dinantikan dari jajaran "Magnificent Seven" - kelompok raksasa teknologi yang diperkirakan menyumbang porsi besar pertumbuhan laba tahun ini.
Karena reli pasar saham yang belakangan terjadi, para investor kini mencermati seberapa jauh pasar masih bisa terus melaju.
"Pasar ini sedang mandek. Kita butuh laporan laba yang sangat kuat dari sektor teknologi agar pasar bisa melesat lebih tinggi lagi," kata Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors, kepada CNBC International.
Dia memperkirakan target akhir tahun untuk S&P 500 di angka 6.600 sekitar 5% lebih tinggi dari penutupan Selasa.
Pelaku pasar juga mencermati perkembangan terbaru soal tarif perdagangan. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa kemungkinan besar tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China akan diperpanjang. Ia juga menambahkan bahwa dirinya berencana bertemu dengan pejabat China di Stockholm pekan depan.
Presiden Donald Trump menyatakan pada hari Selasa bahwa AS telah "menyelesaikan" kesepakatan dagang dengan Filipina, termasuk tarif 19% untuk barang impor dari negara Asia Tenggara tersebut. Namun, hingga saat ini, Filipina belum mengonfirmasi bahwa kesepakatan tersebut telah resmi tercapai.
Pasar keuangan RI berpotensi bergerak fluktuatif hari ini usai IHSG terkoreksi 0,72% dan reli 11 harinya terhenti pada perdagangan kemarin Selasa (22/7/2025). Sentimen kurang baik datang dari pelemahan saham-saham Prajogo Pangestu, meningkatnya ketegangan dagang AS-Uni Eropa, serta penantian arah kebijakan The Fed.
Berikut rincian beberapa sentimen yang akan mempengaruhi gerakIHSG- Rupiah hari ini :
IHSG Akhirnya Kehabisan Bensin
IHSG menutup perdagangan kemarin dengan koreksi sebesar 0,72%. Dengan penurunan ini, IHSG akhirnya kehabisan tenaga untuk melanjutkan reli, setelah sebelumnya mencetak rekor penguatan selama 11 hari berturut-turut.
Salah satu faktor utama yang mendorong koreksi IHSG adalah pelemahan saham-saham afiliasi konglomerat Prajogo Pangestu. Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) masing-masing terkoreksi tajam sebesar 7,94% dan 5,36%.
Meski begitu, masih ada satu saham milik Prajogo Pangestu yang tetap mencatatkan penguatan, yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA). CDIA kembali menyentuh Auto Reject Atas (ARA) sejak resmi tercatat di bursa pada 9 Juli lalu.
Berikut adalah pergerakan emiten afiliasi Prajogo Pangestu pada perdagangan Selasa (22/7/2025).
Perkembangan Uang Beredar Juni 2025
Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2025 mencapai Rp9.597,7 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 6,5%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2025 yang tercatat sebesar 4,9% (yoy).
Kenaikan tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan komponen uang beredar sempit (M1) yang tumbuh 8,0% (yoy), serta uang kuasi yang naik sebesar 4,7% (yoy).
Pertumbuhan M2 ini turut dipengaruhi oleh dinamika penyaluran kredit dan posisi aktiva luar negeri bersih. BI mencatat, kredit yang disalurkan per Juni 2025 tumbuh 7,6% (yoy), sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,1% (yoy). Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh stabil sebesar 3,9%.
Adapun tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat masih mengalami kontraksi sebesar 8,2% (yoy), meskipun membaik dibandingkan kontraksi 25,7% (yoy) pada Mei 2025.
Pemerintah & DPR Sepakati KEMPPKF 2026, Belanja Senilai Rp 3.600 triliun
Pemerintah bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) untuk tahun 2026 dalam rapat yang digelar pada Selasa (22/7/2025).
Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah, dengan kehadiran Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran terkait.
"Kesepakatan ini akan disampaikan dalam Sidang Paripurna pada 24 Juli dan menjadi landasan penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN 2026," ujar Said setelah seluruh anggota rapat memberikan persetujuan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapresiasi kesepakatan tersebut dan menyampaikan bahwa pemerintah akan menyiapkan Nota Keuangan serta RUU APBN 2026, yang rencananya akan disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 15 Agustus 2025.
Belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) naik pada tahun 2026 sebesar 14,19-14,83%. Dengan demikian, total belanja diperkirakan mencapai Rp 3.800 triliun.
"Kalau kita sepakati yang pertama adalah semuanya masih dalam range asumsinya. Belanja APBN kita tahun depan RAPBN itu sekitar Rp 3.800 sampai Rp 3.820 triliun," ujar Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah kepada wartawan di gedung DPR RI, Selasa (22/7/2025).
Berikut ini adalah rincian KEMPPFK
Pidato Jerome Powell
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyebut tarif Trump sebagai sumber "ketidakpastian." Dia menekankan bahwa perkembangan kebijakan tersebut berpotensi mengubah secara signifikan berbagai aspek dalam proyeksi ekonomi ke depan. Powell kembali menegaskan bahwa keputusan terkait suku bunga sangat bergantung pada data ekonomi yang masuk.
Berbicara dalam konferensi tahunan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) di Sintra, Portugal, Powell menekankan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) membutuhkan lebih banyak data sebelum mengambil keputusan kebijakan apa pun.
Dia menyampaikan bahwa meskipun inflasi mulai mereda dan pasar tenaga kerja tetap kuat - dengan tingkat pengangguran di 4,2% dan upah riil yang meningkat - FOMC membutuhkan "data aktual" untuk lebih yakin bahwa inflasi benar-benar akan kembali ke target 2% secara berkelanjutan.
AS dan Indonesia Sepakati Trade Deal Framework
AS dan Indonesia telah menyepakati kerangka perjanjian dagang. Pernyataan bersama yang dirilis Gedung Putih pada Selasa sore mengugkap berdasarkan kesepakatan ini, tarif AS atas barang-barang impor dari Indonesia akan ditetapkan sebesar 19%, sebagaimana dijelaskan dalam rilis tersebut sebagai bagian dari "Perjanjian Perdagangan Timbal Balik" (Agreement on Reciprocal Trade).
Meskipun lebih tinggi dari tarif dasar 10% yang diberlakukan AS terhadap hampir semua negara lain, tarif 19% ini jauh lebih rendah dari 32% yang semula dihadapi Indonesia berdasarkan rencana tarif "hari pembebasan" (liberation day) yang diumumkan Presiden Donald Trump pada April lalu.
Pernyataan bersama itu juga menyebut bahwa AS dan Indonesia akan terus merundingkan dan menyelesaikan Perjanjian Perdagangan Timbal Balik dalam beberapa minggu ke depan. Kedua negara juga akan mempersiapkan perjanjian untuk ditandatangani, serta menjalani proses domestik yang diperlukan sebelum perjanjian berlaku.
Isi kerangka perjanjian ini serupa dengan yang sebelumnya diumumkan Trump di media sosial minggu lalu, di mana ia mengatakan telah merampungkan kesepakatan dengan Indonesia setelah berbicara dengan Presiden RI, Prabowo Subianto.
Pernyataan resmi pada Selasa itu juga menambahkan bahwa kerangka kesepakatan mencakup sejumlah perjanjian komersial antara kedua negara yang akan segera diumumkan, termasuk pembelian pesawat senilai US$3,2 miliar dan pembelian produk energi yang diperkirakan mencapai US$15 miliar.
Kerangka tersebut juga menyebutkan bahwa kedua negara akan membahas berbagai hambatan non-tarif dan rintangan lain yang dihadapi AS dalam memasuki pasar Indonesia.
"Pengumuman hari ini menunjukkan bahwa Amerika dapat melindungi produksi domestiknya sekaligus mendapatkan akses pasar yang luas dengan mitra dagangnya," kata Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, dalam pernyataan resmi.
Tarif AS-Eropa & Ancaman "Trade Bazooka" Uni Eropa
Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa terus memuncak menjelang tenggat waktu 1 Agustus 2025, ketika Presiden Donald Trump bersikeras akan memberlakukan tarif impor sebesar 30% terhadap produk-produk asal Eropa jika tidak tercapai kesepakatan dagang. Langkah ini memicu kekhawatiran di Brussels dan mendorong blok Eropa untuk bersiap melakukan retaliasi besar-besaran.
Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah penggunaan Anti-Coercion Instrument (ACI), sebuah instrumen hukum strategis yang disebut sebagai "trade bazooka" karena dampaknya yang sangat luas.
Jika diaktifkan, ACI memungkinkan Uni Eropa untuk membatasi akses perusahaan AS ke pasar publik Eropa mengenakan pembatasan ekspor-impor barang dan jasa hingga membatasi investasi asing langsung dan hak kekayaan intelektual.
Langkah ini dapat menyasar sektor jasa, termasuk perusahaan-perusahaan digital AS seperti Amazon, Netflix, dan Microsoft di mana AS memiliki surplus dagang dengan Eropa. Di sisi lain, negara-negara seperti Prancis dan Jerman mendorong respons yang lebih keras terhadap kebijakan Trump meski Komisi Eropa disebut masih mengedepankan dialog sebelum bertindak.
Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Perkembangan uang beredar Amerika Serikat periode Juni 2025
- Inflasi Singapura periode Juni 2025
- Penjualan rumah bekas AS
-
Presiden Republik Indonesia menghadiri upacara Prasetya Perwira TNI-Polri di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
-
Opening Ceremony INABUYER B2B2G EXPO 2025 di Gedung Smesco, Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Menteri UMKM.
-
Pameran GIIAS di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
-
Menteri Perdagangan menghadiri ekspose hasil pengawasan barang tidak sesuai ketentuan di Ruko Green Court, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Menteri Perdagangan menghadiri Gerak Bersama 100 UMKM Lisensi Merek Lokal di Pusat Grosir Cililitan, Kota Jakarta Timur.
-
Perkumpulan Ahli Kepabeanan Indonesia menggelar seminar dan diskusi kepabeanan di kantor pusat DJBC Kemenkeu, Jakarta Timur. Turut hadir antara lain Dirjen BC Kemenkeu, Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai DJBC, dan Presiden Direktur DHL Global Forwarding.
-
Menteri PKP menghadiri penandatanganan MoU kuota KPR FLPP sebanyak 20.000 unit rumah subsidi dan Serah Terima Kunci Rumah MBR Debitur KPR FLPP BNI sekaligus peringatan HUT BNI ke-79 di Gedung Kantor Pusat BNI, Jakarta Pusat.
-
Philips Indonesia menggelar media briefing bertajuk "Building trust in healthcare AI" di Hotel Westin, Jakarta Selatan.
-
Penandatanganan MoU Kuota KPR FLPP sebanyak 20.000 unit rumah subsidi dan Serah Terima Kunci Rumah MBR Debitur KPR FLPP BNI sekaligus peringatan HUT BNI ke-79 Tahun
-
Press Conference Hari Retail Modern Indonesia (HARMONI)
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.