Asia Tak Kompak Hadapi Trump, Rupiah Dibuat Menderita

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
08 July 2025 09:35
Ilustrasi Mata Uang Asing (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Mata Uang Asing (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang Asia dibuka beragam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (8/7/2025) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirimkan surat kepada 14 kepala negara untuk tarif dagang terbaru.

Mata uang kawasan Asia menunjukkan kinerja beragam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terbaru. Berdasarkan data Refinitiv, won Korea mencatatkan penguatan terbesar, yakni sebesar 0,47%.

Menyusul di belakangnya, baht Thailand juga terapresiasi cukup signifikan sebesar 0,43%. Adapun dolar Taiwan, dolar Singapura, dan peso Filipina turut menguat masing-masing sebesar 0,09%, 0,08%, dan 0,12%.

Di sisi lain, yen Jepang dan rupiah justru mengalami tekanan. Yen tercatat melemah sebesar 0,08%, sementara rupiah terkoreksi lebih dalam sebesar 0,28% terhadap dolar AS.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengirimkan surat kepada 14 kepala beberapa negara dunia untuk memberi tahu mereka tentang tarif baru, Senin (7/7/2025). Salah satunya dikirimkan kepada Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.

Setidaknya 14 negara akan menghadapi tarif impor tinggi secara menyeluruh mulai 1 Agustus kendati Trump memberi waktu tambahan untuk negosiasi.

Dalam serangkaian unggahan di media sosial, Trump membagikan tangkapan layar surat-surat resmi yang mengatur tarif baru kepada para pemimpin negara Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, dan Myanmar.

Jepang dan Korea Selatan akan dikenai tarif 25% mulai 1 Agustus. Negara-negara lain menghadapi tarif antara 24% hingga 40%.

Ada beberapa perubahan dan tarif tetap. Tarif kepada Indonesia tetap tetapi tarif terhadap Kamboja bahkan lebih rendah 13 poin dibanding tarif sebelumnya di bulan April (dari 49% menjadi 36%).

Tarif ini bersifat terpisah dari tarif sektoral yang sudah ada, seperti tarif 25% untuk mobil.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation