
Long Weekend Datang Saat Perang, Ini Bekal Cari Cuan Jelang Liburan

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street mengakhiri perdagangan dengan beda arah pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (26/6/2025).
Indeks S&P stagnan dan mengakhiri sesi di level 6.092,16, sementara Nasdaq Composite naik 0,31% menjadi 19.973,55. Dow Jones Industrial Average turun 106,59 poin, atau 0,25%, berakhir di 42.982,43.
Saham berbasis AI, Nvidia, naik 4,3% setelah mencapai rekor tertinggi baru. Perusahaan induk Google, Alphabet, dan produsen chip AMD, masing-masing naik 2,3% dan 3,6%.
Pergerakan Wall Street kemarin relative positif dan menuju level rekor terjadi di tengah meredanya ketegangan perdagangan dan gencatan senjata di Timur Tengah antara Iran dan Israel yang tampaknya masih bertahan.
Gencatan senjata ini mulai berlaku pada Selasa dengan kondisi yang rapuh, di mana baik Israel maupun Iran saling menuduh telah melanggar kesepakatan hanya beberapa jam setelah diumumkan.
"Ada pertarungan di pasar antara kekuatan pendorong jangka panjang yang bersifat sekuler - seperti AI, robotik, kripto, dan berbagai inovasi teknologi lain - yang seharusnya berdampak positif pada harga aset dalam jangka panjang, dengan hambatan siklikal berupa kemungkinan kesalahan kebijakan," kata Leah Bennett, Kepala Strategi Investasi di Concurrent Asset Management, dikutip dari CNBC International.
Sebagai catatan, indeks S&P 500 sempat turun lebih dari 20% dari rekor tertingginya, karena kekhawatiran investor bahwa tarif yang meningkat dari AS dapat mendorong ekonomi global ke jurang resesi. Namun, data ketenagakerjaan dan inflasi tetap stabil meskipun ada kekhawatiran tersebut.
Dari sisi ekonomi, investor mencermati data penjualan rumah baru, yang menunjukkan laju paling lambat sejak Oktober 2024.
S&P 500 mungkin sedang berada di ambang rekor tertingginya lagi. Namun, meskipun saham-saham teknologi menjadi pendorong utama kenaikan pasar secara keseluruhan, pengamatan lebih dekat terhadap konstituen individual menunjukkan bahwa sektor teknologi masih jauh dari benar-benar menembus batas atasnya.
Carter Worth, CEO dan pendiri Worth Charting, mengatakan bahwa reli sektor teknologi sangat tipis karena hanya segelintir saham besar yang benar-benar mencetak rekor tertinggi baru.
(tsn/tsn)