Bersiap Hadapi Badai: IHSG Rupiah Diuji Perang, Kongres China-The Fed

Pergerakan bursa saham acuan Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mayoritas mengalami koreksi sepanjang pekan lalu (16-20 Juni 2025).
Pada Jumat pekan lalu, saham-saham teknologi besar seperti Nvidia menjadi pemberat utama bagi indeks S&P 500 dan Nasdaq.
Dow Jones Industrial Average justru naik tipis 0,08% atau 35,16 poin ke 42.206,82. Sementara S&P 500 turun 0,22% ke level 5.967,84 dan Nasdaq turun 0,51% ke 19.447,41.
Secara mingguan, Dow relatif datar, S&P 500 turun 0,2%, dan Nasdaq naik 0,2%. Di bursa NYSE, jumlah saham yang turun lebih banyak daripada yang naik, dengan rasio 1,1 banding 1.
Sementara di Nasdaq, rasio penurunan mencapai 1,4 banding 1, dengan 2.651 saham melemah dan hanya 1.894 yang menguat.
Mayoritas saham Wall Street melemah ditengarai tensi geopolitik yang kembali memanas, terutama kekhawatiran AS akan ikut campur terhadap penyerangan Iran.
Selain geopolitik, investor juga mencermati pernyataan sejumlah pejabat The Fed usai bank sentral AS memutuskan menahan suku bunga.
Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa inflasi bisa kembali naik selama musim panas, dipicu dampak lanjutan dari tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Trump.
Gubernur The Fed Christopher Waller menilai risiko inflasi dari tarif masih kecil dan mendesak pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya.
Namun, Presiden Fed Richmond Tom Barkin memberikan pandangan yang lebih hati-hati, menyatakan belum ada urgensi untuk segera memangkas suku bunga.
(tsn/tsn)
