Newsletter

China vs AS Penuh Tanda Tanya, Investor Tunggu Kinerja Bank Mandiri

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
29 April 2025 06:15
Pedagang Christopher Lagana bekerja di lantai Bursa Efek New York, Jumat, 11 April 2025.
Foto: Pedagang Christopher Lagana bekerja di lantai Bursa Efek New York, Jumat, 11 April 2025. (AP/Richard Drew)

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Senin waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Bursa tengah bersiap menghadapi minggu yang penuh sentiment dari laporan keuangan dan data ekonomi. Para investor juga menantikan perkembangan dalam negosiasi perjanjian dagang.

Indeks S&P ditutup naik 0,06% ke 5.528,75, mencatatkan kenaikan kelima berturut-turut. Nasdaq Composite turun 0,1% dan berakhir di 17.366,13. Dow Jones Industrial Average menguat 114,09 poin, atau 0,28%, dan berakhir di 40.227,59.

Empat dari perusahaan "Magnificent Seven" - yaitu Amazon, Apple, Meta Platforms, dan Microsoft - sempat mengalami tekanan selama sesi perdagangan Senin menjelang laporan keuangan keuangan kuartalan mereka.

Apple dan Meta Platforms mengakhiri perdagangan dengan desikit menguat, masing-masing naik sekitar 0,4%. Microsoft turun 0,2% sementara Amazon melemah 0,7%.

Data FactSet menunjukkan hasil laporan keuangan untuk kuartal sebelumnya tergolong cukup kuat, dengan 73% perusahaan yang telah melaporkan mampu mengalahkan estimasi analis sejauh ini, sedikit di bawah rata-rata lima tahun sebesar 77%.

Namun demikian, Wall Street mulai menurunkan ekspektasi untuk kuartal kedua dan sepanjang tahun ini karena banyak perusahaan mengeluarkan panduan yang penuh ketidakpastian akibat tarif Presiden AS Donald Trump.

Pada Senin, Menteri Keuangan Scott Bessent tidak memberikan banyak kejelasan mengenai arah tercapainya kesepakatan dagang dengan China, tetapi mengatakan bahwa beban untuk mengambil langkah ada di pihak China, bukan Amerika Serikat.

Bessent juga menyatakan bahwa ada kemajuan dalam beberapa proposal dagang lainnya, dengan menyebutkan bahwa kesepakatan dengan India mungkin akan menjadi salah satu yang pertama tercapai.

"Saya percaya bahwa kini giliran China untuk meredakan ketegangan, karena mereka menjual lima kali lebih banyak kepada kami dibandingkan kami kepada mereka, sehingga tarif 120% hingga 145% ini tidak dapat dipertahankan," kata Bessent dalam acara "Squawk Box" CNBC.

Komentar Bessent muncul setelah Trump mengatakan minggu lalu bahwa diskusi dengan China sedang berlangsung, membantah klaim Beijing bahwa tidak ada pembicaraan dagang antara kedua negara.

"Beberapa hari terakhir menunjukkan adanya tanda-tanda pelonggaran ketegangan dagang AS-China, dengan kedua belah pihak mulai mengurangi tarif tinggi yang diterapkan awal bulan ini, serta sinyal dari pihak AS untuk meredakan ketegangan," tulis ekonom Barclays, Jonathan Millar, dalam catatannya kepada CNBC International.

"Namun, ini baru sebatas wacana, dan kami tetap skeptis bahwa akan ada momentum konkret dalam pembicaraan dagang yang cukup untuk menghindari resesi di AS." Imbuhnya.

 

Minggu ini juga menandai berakhirnya April, yang menjadi bulan dengan pergerakan liar di pasar saham setelah Trump mengumumkan rencana tarif besar-besaran dan kemudian sedikit melunak terhadap beberapa tarif yang lebih keras.

Sepanjang April, S&P 500 ambruk lebih dari 1%, sekitar 10% di bawah titik tertingginya dalam 52 minggu yang dicapai pada akhir Februari. Dow diperkirakan akan turun lebih dari 4% hingga akhir bulan ini, sementara Nasdaq Composite naik sekitar 0,4%.

Indeks S&P 500 sempat memasuki pasar bearish pada 7 April dan sejak itu mengalami pemulihan tetapi masih gagal menembus level resistance kunci.

Minggu ini juga akan diramaikan oleh beberapa laporan penting mengenai pasar tenaga kerja serta data utama tentang inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Yang paling dinantikan adalah laporan nonfarm payrolls pada Jumat, sementara produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama dan indeks inflasi PCE atau konsumen AS akan dirilis pada hari Rabu.

(emb/emb)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular