
Amerika Sudah Beri Kabar Baik, Masa Iya IHSG Tidak Mampu Bangkit?

Dari pasar saham Amerika serikat (AS), bursa Wall Street kompak menghijau seiring meredanya kekhwatiran investor mengenai perang dagang. Ada optimisme pasar jika Presiden Donald Trump mungkin menunda atau mempersempit cakupan tarifnya. Hal ini bisa membuat Amerika Serikat dapat terhindar dari perlambatan ekonomi akibat perang dagang yang berkepanjangan.
Indeks Dow Jones melonjak 597,97 poin (1,42%) dan ditutup di 42.583,32. Indeks S&P 500 naik 1,76% menjadi 5.767,57, sementara Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, terapresiasi 2,27% dan berakhir di 18.188,59.
Saham Tesla, yang ambruk selama sembilan minggu berturut-turut, naik hampir 12%, melanjutkan kenaikan dari Jumat. Meta Platforms dan Nvidia juga mengalami kenaikan lebih dari 3%.
Dia menambahkan investor masih khawatir akan kenaikan inflasi dan kemungkinan resesi menjelang 2 April, tanggal mulai kebijakan tarif resiprokal Trump.
Namun, sentimen pasar membaik setelah laporan dari Bloomberg News dan The Wall Street Journal mengindikasikan bahwa tarif yang diberlakukan mungkin lebih terbatas cakupannya dan beberapa sektor akan mengalami penundaan.
Trump mengatakan pada Senin sore bahwa ia mungkin memberikan pengecualian kepada banyak negara dari tarif resiprokal. Ia juga menyatakan bahwa tarif di sektor farmasi dan otomotif masih akan diterapkan dalam waktu dekat, yang secara tidak langsung mengonfirmasi bahwa tarif tersebut tidak akan menjadi bagian dari kebijakan awal April.
"Kondisi pasar membaik secara signifikan karena kekhawatiran terhadap tarif resiprokal mulai mereda," tutur Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior di Allianz Investment Management, kepada CNBC International.
Dia menambahkan dari perspektif risiko, eskalasi atau pembalasan selalu menjadi perhatian, tetapi jika pemerintahan Trump menerapkan strategi yang lebih terarah dan taktis dalam pemberlakuan tarif, risiko perang dagang besar-besaran dapat dikurangi.
"Ini bisa menjadi dorongan bagi pertumbuhan ekonomi AS jika tarif resiprokal yang diterapkan lebih ringan." Imbuhnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, kekhawatiran resesi semakin meningkat karena melemahnya data sentimen konsumen. Saham mengalami penurunan tajam sejak akhir Februari, dengan S&P 500 sempat memasuki zona koreksi.
Pada Jumat, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemungkinan "fleksibilitas" dalam rencana tarif resiprokalnya. Pernyataan ini membantu mengangkat indeks utama ke zona hijau, sehingga S&P 500 terhindar dari pekan kelima berturut-turut dengan kerugian.
(emb/emb)