Newsletter

Menanti Suara Sri Mulyani di Tengah Kekacauan Dunia

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
13 March 2025 06:16
wall street
Foto: Di November, Sri Mulyani Sebut APBN Tekor Rp401 Triliun atau 1,81% PDB (CNBC Indonesia TV)

Pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup lebih baik pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Dua indeks menguat sementara satu indeks harus sedikit terkoreksi, usai data inflasi AS yang mendingin.

Pada penutupan perdagangan Rabu (12/3/2025), Dow Jones turun 0,20% di level 41.350,81, sementara itu S&P 500 menguat 0,49% di level 5.599,15, dan Nasdaq melesat 1,22% di level 17.648,45.

Saham AS dominan menguat padaRabu karena data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan membantu menghentikan aksi jual tajam, sementara eskalasi perang tarif multi-front yang kacau dari Presiden AS Donald Trump menahan kenaikan Dow Jones.

S&P 500 dan Nasdaq ditutup di wilayah positif, didorong oleh kenaikan dari saham teknologi dan saham momentum yang berdekatan dengan teknologi.

Indeks Harga Konsumen (CPI) Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga konsumen mendingin lebih dari yang diproyeksi pasar. Perkembangan terbaru memberikan kepastian bahwa inflasi menuju ke arah yang benar dan menjaga harapan tetap hidup bahwa bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dapat memangkas suku bunga utamanya tahun ini.

"Kami melihat peningkatan hari ini karena angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan dan beberapa aksi beli saat harga sedang turun. Namun, Wall Street dan Main Street masih mencari arah," ujar Greg Bassuk, CEO AXS Investments di New York, dikutip dari CNBC International.

"Harapan investor tentang penurunan inflasi diredakan oleh pertikaian perang dagang yang sedang berlangsung. Karena alasan itu, kami benar-benar memperkirakan ketidakpastian dan volatilitas akan terus berlanjut di sini hingga sebagian besar bulan Maret." imbuh Bassuk. 

Dalam serangan tarif terbarunya, Trump mengenakan bea masuk sebesar 25% pada baja dan aluminium impor, yang mendorong Kanada dan Eropa untuk merespons dengan cara yang sama, meningkatkan tarif balasan mereka pada ekspor AS.

Ekuitas AS mengalami tekanan di tengah meningkatnya suhu sengketa tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, yang mengguncang investor dan menimbulkan kekhawatiran bahwa guncangan harga yang diakibatkannya dapat mendorong Amerika Serikat, bersama dengan Kanada dan Meksiko, ke dalam resesi.

Goldman Sachs pun menurunkan target akhir tahun untuk S&P 500, sementara J.P. Morgan melihat kemungkinan resesi AS semakin meningkat.

(saw/saw)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular