
IHSG & Rupiah Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Bertahan Sampai Kapan?

Dari bursa Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kembali tak kompak di mana S&P dan Nasdaq jatuh pada perdagangan Selasa waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
S&P 500 turun untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Selasa karena para trader mempertimbangkan kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global.
Indeks S&P turun 0,47% ke 5.955,25, memperpanjang tre negatif menjadi empat hari beruntun.
Indeks Nasdaq juga ambruk 1,35% ke 19.026,39. Sebaliknya, indeks Dow Jones naik 159,95 poin, atau 0,37% ke 43.621,16.
Ambruknya saham teknologi dan consumer goods menjadi penyebab jatuhnya bursa AS.
Indeks jatuh setelah survei kepercayaan konsumen terbaru dari Conference Board menunjukkan sinyak pelemahan ekonomi. Data ini memperpanjang sinyal pelemahan ekonomi dari AS setelah sebelumnya data manufaktur dan penjualan ritel juga melemah.
"Semua yang terjadi bersama-sama ini menimbulkan pertanyaan mengenai fundamental dari kekuatan ekonomi AS dalam beberapa tahun terakhir, yang adalah konsumen dan pasar tenaga kerja," kata Ross Mayfield, seorang ahli strategi investasi di Baird Private Wealth Management, kepada CNBC International.
Pelaku pasar memilih untuk berhati-hati. Kenaikan sedikit pada Dow mungkin ditopang keuntungan dari campuran saham yang berbeda, tetapi sentimen keseluruhan di pasar tetap suram.
Para investor kini beralih ke pasar obligasi AS untuk mencari keamanan. Hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun di bawah 4,3% dan menyentuh level terendah sejak Desember 2024. Hasil obligasi dan harga bergerak berlawanan arah.
Bitcoin, yang selama ini berkorelasi dengan saham, turun di bawah $90.000 hingga mencapai level terendah dalam tiga bulan. Mata uang kripto unggulan ini diperdagangkan hampir 20% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang tercapai pada Hari Pelantikan Presiden Donald Trump.
Saham-saham bank besar mengalami penurunan pada Selasa akibat meningkatnya kekhawatiran resesi. Goldman Sachs, Wells Fargo, dan JPMorgan Chase masing-masing turun lebih dari 1%.
Saham raksasa ambruk d mana Palantir jatuh 3%, Meta Platforms turun 1,6% dan Tesla jeblok 8,4%. Penurunan ini membuat kapitalisasi pasar Tesla jatuh di bawah ambang batas $1 triliun.
Meningkatnya kekhawatiran terkait perdagangan juga berkontribusi pada ketidakpastian pasar.
Saham Trump Media & Technology turun 7,4% atau mencatatkan hari terburuknya sejak 27 Januari. Saham ini sedang berada di jalur merugi tujuh hari berturut-turut, yang merupakan streak kekalahan terpanjang sejak awal September.
Sejak Presiden Trump menjabat, saham ini turun sekitar 40%.
(emb/emb)