Newsletter

IHSG & Rupiah Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Bertahan Sampai Kapan?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
26 February 2025 06:20
Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024
Foto: Infografis/ Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024/ Ilham Restu
  • Pasar keuangan Indonesia ambruk berjamaah karena tekanan eksternal dan internal
  • Wall Street masih suram di mana S&P dan Nasdaq jatuh
  • Kehadiran Danantara, rating Morgan Stanley, hingga perkembangan di AS akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia-  Pasar keuangan Indonesia ambruk pada perdagangan kemarin, Selasa (25/2/2025) di mana Indeks Harga Saham Gabungan jatuh dan rupiah tertekan.

Pasar keuangan hari ini masih menghadapi tekanan pada perdagangan hari ini karena tekanan eksternal dan internal. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini bisa di dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (25/2/2025) ambruk 2,41% ke posisi 6587,087 atau terlemah sejak 13 Februari 2025. Penurunan sebesar 2,41% juga menjadi yang terdalam sejak 5 Agustus 2024 (3,41%). Pelemahan ini memperpanjang catatan negatif IHSG yang juga melemah pada perdagangan Senin pekan ini.

Sebanyak 490 saham turun dan hanya 199 yang naik sementara 173 saham stagnan.  Transaksi mencapai 21,3 miliar dengan nilai mencapai Rp 11,8 triliun.  Investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 1,63 triliun.

Sentimen negatif bagi pasar saham datang dari dalam dan luar negeri, khususnya pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko. Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin (24/2/2025), Trump menegaskan bahwa tarif yang sempat ditunda selama sebulan akan tetap diberlakukan sesuai jadwal.

"Tarif tersebut akan dilanjutkan sesuai rencana," ujar Trump, dikutip dari CNBC International. Ia kembali menegaskan kebijakan tarif timbal balik (reciprocal tariff), mengklaim bahwa AS telah dimanfaatkan oleh negara lain.

Pernyataan ini meningkatkan ketidakpastian global, membuat investor semakin berhati-hati dan mendorong aksi jual di pasar saham, termasuk IHSG.

Dari dalam negeril, Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).

Dalam laporan terbarunya, Morgan Stanley menyebut bahwa prospek pertumbuhan ekonomi domestik melemah, sementara tekanan terhadap profitabilitas perusahaan di sektor siklikal meningkat. Selain itu, tren return on equity (ROE) kini lebih menguntungkan China dibanding Indonesia, dengan saham-saham China mulai menunjukkan pemulihan berkat efisiensi operasional dan perbaikan neraca keuangan.

Kehadiran Danantara juga menjadi pemicu kekhawatiran lain, terutama karena adanya empat perusahaan publik yang tercatat di bursa saham Indonesia yang masuk ke Danantara.

Danantara pada tahap awal akan menaungi setidaknya tujuh BUMN jumbo, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Namun informasi terakhir, Danantara akan mengelola seluruh aset BUMN.

Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump.

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,43% ke level Rp16.340/US$ pada Selasa (25/2/2025), mengakhiri tren penguatan tiga hari berturut-turut.



Tekanan terhadap rupiah terjadi setelah Trump menegaskan akan melanjutkan tarif impor besar-besaran terhadap Kanada dan Meksiko. Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Senin (24/2/2025), Trump menyatakan bahwa penundaan tarif selama sebulan akan segera berakhir, dan kebijakan tersebut tetap berjalan sesuai jadwal.

"Tarif tersebut akan dilanjutkan sesuai rencana," ujar Trump, dikutip dari CNBC International. Ia juga menegaskan kembali kebijakan tarif timbal balik (reciprocal tariff), dengan alasan bahwa AS telah terlalu lama dimanfaatkan oleh negara-negara lain.

Pernyataan ini kembali memicu ketidakpastian global, menekan pasar mata uang, termasuk rupiah, yang akhirnya terkoreksi.

Selanjutnya, ke pasar surat utang kemarin di mana yield SBN tenor 10 tahun terpantau mengalami kenaikan ke 6,86% kemarin, dari 6,78% pada hari sebelumnya.

Sebagai catatan, pergerakan yield pada surat utang itu berlawanan arah dengan harga. Maka, dengan melandainya yield ini menunjukkan bahwa harga sedang naik karena banyak dibeli investor.


Dari bursa Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kembali tak kompak di mana S&P dan Nasdaq jatuh pada perdagangan Selasa waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia.

S&P 500 turun untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Selasa karena para trader mempertimbangkan kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global.

Indeks S&P turun 0,47% ke 5.955,25, memperpanjang tre negatif menjadi empat hari beruntun.

Indeks Nasdaq juga ambruk 1,35% ke 19.026,39. Sebaliknya, indeks Dow Jones naik 159,95 poin, atau 0,37% ke 43.621,16.

Ambruknya saham teknologi dan consumer goods menjadi penyebab jatuhnya bursa AS.

Indeks jatuh setelah survei kepercayaan konsumen terbaru dari Conference Board menunjukkan sinyak pelemahan ekonomi. Data ini memperpanjang sinyal pelemahan ekonomi dari AS setelah sebelumnya data manufaktur dan penjualan ritel juga melemah.

"Semua yang terjadi bersama-sama ini menimbulkan pertanyaan mengenai fundamental dari kekuatan ekonomi AS dalam beberapa tahun terakhir, yang adalah konsumen dan pasar tenaga kerja," kata Ross Mayfield, seorang ahli strategi investasi di Baird Private Wealth Management, kepada CNBC International.

Pelaku pasar memilih untuk berhati-hati. Kenaikan sedikit pada Dow mungkin ditopang keuntungan dari campuran saham yang berbeda, tetapi sentimen keseluruhan di pasar tetap suram.

Para investor kini beralih ke pasar obligasi AS untuk mencari keamanan. Hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun di bawah 4,3% dan menyentuh level terendah sejak Desember 2024. Hasil obligasi dan harga bergerak berlawanan arah.

Bitcoin, yang selama ini berkorelasi dengan saham, turun di bawah $90.000 hingga mencapai level terendah dalam tiga bulan. Mata uang kripto unggulan ini diperdagangkan hampir 20% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang tercapai pada Hari Pelantikan Presiden Donald Trump.

Saham-saham bank besar mengalami penurunan pada Selasa akibat meningkatnya kekhawatiran resesi. Goldman Sachs, Wells Fargo, dan JPMorgan Chase masing-masing turun lebih dari 1%.

Saham raksasa ambruk d mana Palantir jatuh 3%, Meta Platforms turun 1,6% dan Tesla jeblok 8,4%. Penurunan ini membuat kapitalisasi pasar Tesla jatuh di bawah ambang batas $1 triliun.

Meningkatnya kekhawatiran terkait perdagangan juga berkontribusi pada ketidakpastian pasar.

Saham Trump Media & Technology turun 7,4% atau mencatatkan hari terburuknya sejak 27 Januari. Saham ini sedang berada di jalur merugi tujuh hari berturut-turut, yang merupakan streak kekalahan terpanjang sejak awal September.

Sejak Presiden Trump menjabat, saham ini turun sekitar 40%.

Pelaku pasar hari ini akan mencermati sejumlah sentimen, baik dari dalam ataupun luar negeri. Ambruknya Wall Street, peluncuran bullion bank, hingga pernyataan pemangku kebijakan Indonesia akan menjadi sentimen pasar hari ini.

Berikut beberapa sentimen yang bisa mengubah arah pasar hari ini:

CNBC Indonesia menggelar Economic Outlook 2025

CNBC Indonesia menggelar Economic Outlook 2025 bertajuk "Riding the Wave of 8% Economic Expansion", yang akan berlangsung hari ini, Rabu (26/2/2025) di The Westin, Jakarta. Acara ini menghadirkan para pemangku kepentingan utama, mulai dari menteri, utusan khusus presiden, hingga pakar ekonomi ternama.

Sebagai pembicara utama adalah Hashim Djojohadikusumo yang merupaka Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi. Hadir juga sebagai pembicara adalah  Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan, Menteri BUMN RI Erick Thohir, dan Menteri Investasi dan Hilirisasi / Kepala BKPM Rosan Roeslan.

Menarik ditunggu kebijakan atau pernyataan dari masing-masing narasumber mengingat mereka memiliki peran besar dalam pemerintahan Prabowo Subianto, terutama Erick dan Rosan mengenai Danantara.

Morgan Stanley Pangkas Peringkat Saham Indonesia di MSCI

Morgan Stanley resmi menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari posisi equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). Langkah ini diambil seiring dengan melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik serta meningkatnya tekanan terhadap profitabilitas sektor siklikal.

Dalam laporan terbarunya, Morgan Stanley menyoroti pergeseran tren return on equity (ROE) yang kini lebih menguntungkan China dibanding Indonesia. Analis mencatat bahwa ROE saham-saham di China mulai menunjukkan pemulihan, didorong oleh perbaikan kinerja operasional serta efisiensi neraca keuangan di sektor-sektor dengan bobot besar dalam indeks MSCI.

Sebaliknya, Indonesia menghadapi tantangan akibat perlambatan ekonomi yang berdampak negatif pada sektor siklikal domestik. Tim analis Morgan Stanley tetap berhati-hati terhadap prospek pemulihan dalam waktu dekat dan lebih memilih eksposur ke pasar Asia lainnya yang dianggap lebih menjanjikan.

Selain faktor fundamental, valuasi saham juga menjadi alasan utama di balik penurunan peringkat ini. Morgan Stanley menilai valuasi saham China kini lebih menarik dibanding Indonesia, terutama setelah Beijing menunjukkan sikap yang lebih akomodatif terhadap sektor swasta.

"Kami kini merevisi asumsi kelipatan valuasi MSCI China menjadi 11,6x dari sebelumnya 10,0x, dengan diskon 7% terhadap asumsi kami untuk pasar negara berkembang (EM), dibandingkan diskon 17% sebelumnya," tulis laporan tersebut, Selasa (25/2/2025).

Namun, peningkatan risiko di pasar China tetap menjadi perhatian, khususnya terkait ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Morgan Stanley mengamati kebijakan dagang "America First" yang akan dievaluasi pada 1 April, serta potensi pembatasan ekspor yang dapat memengaruhi sentimen investor global.

Dengan revisi peringkat ini, Morgan Stanley menetapkan target MSCI Emerging Markets (MSCI EM) di level 1.200, mencerminkan kenaikan sekitar 5%. Sementara itu, target indeks Hang Seng untuk Desember 2025 dipatok pada 24.000 poin, dan MSCI China diproyeksikan naik ke 77, atau melonjak 49% dari posisi saat ini.

DPK Perorangan Kontraksi Tiga Bulan Beruntun

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perorangan terus mengalami kontraksi dalam tiga bulan terakhir, menunjukkan adanya peningkatan penarikan dana oleh masyarakat. Data Bank Indonesia (BI) mencatat DPK perorangan pada Januari 2025 terkontraksi 2,6% (yoy), lebih dalam dari 2,1% pada Desember 2024. Sementara itu, DPK korporasi justru tumbuh 14,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 10,7%.



Penurunan DPK perorangan berdampak pada kemampuan bank dalam memperoleh dana murah, yang berpotensi menghambat ekspansi kredit. Terlebih, deposito perorangan juga mengalami kontraksi lebih dalam, mencapai 6,8% (yoy) pada Januari 2025, dibandingkan dengan koreksi 5,3% pada bulan sebelumnya. Giro perorangan bahkan anjlok 50,7%, menunjukkan perubahan preferensi masyarakat dalam menyimpan dana.

Dengan likuiditas yang semakin ketat, bank kemungkinan harus bersaing lebih agresif untuk menarik dana masyarakat dengan menawarkan bunga simpanan yang lebih tinggi. Jika tren ini berlanjut, risiko kenaikan suku bunga kredit dan perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Stabilitas sektor perbankan dan kebijakan moneter akan menjadi kunci dalam mengatasi tekanan ini.

Peluncuran Bullion Bank
Presiden Prabowo direncanakan akan meresmikan pendirian Bullion Bank atau bank emas Indonesia pertama pada hari ini, Rabu (26/2/2025). Bullion Bank merupakan tempat penyimpanan emas atau bank emas yang menyediakan layanan kegiatan perbankan melalui instrumen logam mulia.
Kehadiran bullion bank diharapkan bisa mempercepat daya saing ekonomi Indonesia.



Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Data Pasar Perumahan AS: Laporan New Home Sales Januari akan dirilis. Sebelumnya, penjualan rumah baru tercatat 698 ribu unit, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi. Jika angka ini lebih rendah, dapat menandakan pelemahan sektor properti AS.

  • API Crude Oil Stock Change: Data stok minyak mentah di AS akan menjadi perhatian. Sebelumnya, stok minyak naik 3,34 juta barel, yang berpotensi memengaruhi harga minyak global.

  • Economic Outlook 2025 "Riding the Wave of 8% Economic Expansion": Diselenggarakan di The Westin, Jakarta. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% menuju Indonesia Emas 2045. Acara ini menghadirkan para pemangku kepentingan utama, termasuk menteri, utusan khusus presiden, dan tokoh ekonomi terkemuka. (09.30 - 18.00 WIB)

  • Peresmian Bullion Services yang akan diselenggarakan di The Gade Tower, Jakarta Pusat. Narasumber: Presiden Republik Indonesia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk., Direktur Utama PT Pegadaian (14.00 WIB)

  • Green and Smart Port Awards 2024. yang akan diselenggarakan di Ruang Auditorium, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat (09.00 WIB)

  • Business Update Inisiatif Artificial Intelligence (AI) TelkomGroup di Uncle Z Kopitiam, Jakarta Selatan (11.30 WIB)

  • Kemlu RI mengundang rekan media untuk hadir dalam Peluncuran Kampanye Bersama Penggalangan Bantuan Kemanusiaan bagi Gaza - "Indonesia untuk Palestina: Solidaritas, Aksi Nyata, dan Harapan Baru" di Lantai 2 Kantin Diplomasi, Kemlu RI, Jakarta Pusat (14.00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • RUPS CNKO

  • Tender Offer CNTX

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

CNBC Indonesia Research

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular