
Ada Isyarat Perdamaian China vs AS, Semoga IHSG - Rupiah Aman Tentram

Dari Amerika Serikat, bursa Wall Street ambruk berjamaah dan mengakhiri rally panjang mereka.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 450,94 poin, atau 1,01%, ke 44.176,65. Indeks S&P 500 melandai 0,43% ke 6.117,52 sementara Nasdaq melemah 0,47% ke 19.962,36.
Bagi indeks S&P, pelemahan kemarin mengakhiri rekor dua hari beruntun mereka.
Bursa jatuh karena investor membuang beberapa saham populer setelah proyeksi lemah dari raksasa ritel Walmart. Proyeksi ini menimbulkan pertanyaan tentang prospek ekonomi ke depan.
Saham Walmart merosot 6,5% setelah perusahaan tersebut mereka memperkirakan penjualan hanya tumbuh antara 3% hingga 4%. Proyeksi ini jauh di bawah analis.
"Jika Walmart memberikan proyeksi buruk, Anda seharusnya memperhatikannya. Mungkin ini menunjukkan bahwa konsumen umum sudah kehabisan dana," kata Tom Fitzpatrick, direktur pelaksana di R.J. O'Brien & Associates dikutip dari CNBC International.
Penurunan target penjualan juga disampaikan Target dan Costco.
Saham Palantir, yang menjadi favorit investor ritel, juga turun 5,2%, menambah penurunan lebih dari 10% sejauh minggu ini.
Penurunan ini dipicu laporan yang menyebutkan bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth memberi tahu pejabat departemen untuk bersiap menghadapi pemotongan anggaran. Rencana perdagangan baru dari CEO Alex Karp juga menyebabkan penurunan saham tersebut.
Kekhawatiran tentang kondisi ekonomi juga membebani pasar setelah The Conference Board melaporkan bahwa Indeks Ekonomi Utama (Leading Economic Index) mengalami kontraksi yang tak terduga pada bulan Januari. Imbal hasil Treasury turun, sementara saham bank seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley juga merosot.
(tsn/tsn)