
Didukung 8 Kebijakan Prabowo & DHE, Mari Berdoa RI Kembali Pesta

Dari Amerika Serikat, bursa Wall Street berakhir beragam. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 165,35 poin, atau 0,37%, ke 44.546,08. S&P 500 melandai 0,01% ke 6.114,63, sementara Nasdaq Composite naik 0,41% ke 20.026,77.
Beragamnya posisi indeks kemarin berbanding terbalik dengan akhir pekan lau di mana ketiganya berakhir di zona hijau.
Secara umum, bursa Wall Street menyambut positif penundaan kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Namun, data inflasi terbaru menunjukkan kekhawatiran.
Trader juga mempertimbangkan penurunan 0,9% dalam penjualan ritel untuk Januari, lebih buruk dari estimasi Dow Jones yang memperkirakan penurunan 0,2%.
"Sepertinya ekonomi dan inflasi tidak mengalami percepatan yang luar biasa, yang menyebabkan tekanan pada suku bunga," kata Matt Stucky, manajer portofolio utama di Northwestern Mutual Wealth Management Company, kepada CNBC International.
Dia mengatakan melemahnya imbal hasil Treasury 10-tahun menunjukkan adanya perbaikan kedalaman pasar tetapi juga meningkatkan harga aset di sisi ekuitas karena dinamika korelasi tersebut.
Imbal hasil Treasury 10-tahun terus menurun pada Jumat pekan lalu dan Senin pekan ini menuju 4,478%.
Sementara itu, bursa saham Eropa naik ke level rekor pada Senin, dipimpin oleh saham pertahanan.
Lonjakan ditopang keputusan pemimpin politik di kawasan itu yang menyerukan sebuah pertemuan darurat mengenai perang Ukraina -Rusia di tengah semakin meningkatnya seruan dari AS untuk meningkatkan belanja militer demi keamanan.
Indeks STOXX 600 pan-Eropa (.STOXX) naik 0,54%, sementara indeks saham pertahanan dan dirgantara (.SXPARO) melonjak hampir 4% ke puncak sepanjang masa, setelah sebelumnya lebih dari dua kali lipat nilainya sejak Rusia menginvasi Ukraina tiga tahun lalu.
Bursa FTSE London melesat 0,41%, bursa DAX Jerman terbang 1,26% sementara bursa Prancis CAC menguat 0,13%.
Para investor mengharapkan laba di industri pertahanan terus meningkat dengan kuat, didorong oleh lonjakan anggaran pertahanan yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan keamanan baru-yang oleh para analis disebut sebagai "supercycle" bagi sektor ini.
"Resolusi terhadap konflik di Ukraina dapat memberikan dorongan pertumbuhan positif bagi Eropa, termasuk peningkatan kepercayaan konsumen, harga energi yang lebih rendah, dan kondisi keuangan yang lebih mudah," kata Bruno Schneller, direktur pelaksana di Erlen Capital Management, kepada Reuters.
(tsn/tsn)