Newsletter

Amerika Masih Mengancam, Kapan Badai di IHSG & Rupiah Akan Berlalu?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
12 February 2025 06:15
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell

Penurunan tajam yang masih terjadi di IHSG memperpanjang kekhawatiran investor tanah air. Pasalnya IHSG telah jatuh selama lima hari beruntun dan kini sudah berada di level psikologis 6.500. Sentimen negatif dari global terus menjadi alasan kaburnya dana asing sehingga mendorong pasar keuangan tanah air melemah, mulai dari IHSG, rupiah hingga pasar obligasi.

Akan tetapi pasar keuangan diperkirakan akan bergerak positif hari ini, mengingat telah turunnya IHSG selama lima hari beruntun, yang pada biasanya jika sudah turun selama lima hari beruntun akan terjadi pembalikkan arah sementara. Hal ini disebabkan optimisme dari para pelaku pasar hingga pelaku usaha.

Optimisme Pasar Terhadap IHSG

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang tahun ini industri jasa keuangan masih menantang bahkan lebih sulit dibandingkan tahun 2024. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman juga mengatakan hal yang sama. Namun, pihaknya tetap optimis.

"Kalau saya selalu kita lihat optimis, tapi tetap waspada," ujarnya saat ditemui di acara pertemuan tahunan industri jasa keuangan 2025, Selasa (11/2).


Iman mengungkapkan, jika melihat kondisi pasar modal beberapa hari terakhir ini cenderung dipengaruhi oleh faktor global. Ia mengaku, gejolak global menjadi fokus utama dan sorotan investor.

Optimisme industri pasar modal di tengah gejolak perekonomian dan geopolitik global, kata Iman, Indonesia masih tangguh. Hal itu tecermin dari ketahanan tahun lalu. Apalagi, kinerja perusahaan emiten tetap mengalami peningkatan.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan, pergerakan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, seperti geopolitik global dan lainnya. Namun, ia memastikan pihaknya tetap menjaga dari sisi kinerja.

"Kita punya keyakinan bahwa secara perlahan kita akan menjalankan operasi yang baik. 2025 kita lebih optimis. Harapan kita harga saham kita kembali ke nilai sebelumnya," ungkap Sigit saat ditemui usai acara PTIJK OJK, di Jakarta, Selasa, (11/2/2025).

Sebagai gambaran, harga saham BMRI telah turun 12,86% selama jangka waktu sepekan. Adapun tren penurunannya terus menurun hingga perdagangan Selasa (11/2/2025) sebesar 2,40% ke harga Rp4.880 per lembar saham.

Sementara itu, terkait penurunan saham bank lainnya, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso tak banyak berkomentar terkait hal tersebut. Namun, ia memberi sinyal bahwa pihaknya akan melakukan buyback saham dalam waktu dekat.

"Ada (buyback) nanti kita minta persetujuan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), ungkap Sunarso.

Sebagai informasi, harga saham BBRI telah terkoreksi -4,98% dalam jangka waktu seminggu. Namun pada perdagangan Selasa (11/2/2025), saham BBRI berhasil melonjak 1,01% di level Rp4.010 per lembar saham.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar pun buka suara. Dia mengatakan bahwa bukan hanya saham perbankan yang mengalami koreksi, tetapi juga industri lain.

Dia pun yakin bahwa kondisi ini akan segera berbalik. "Tunggu saja pasti balik," kata Royke dalam kesempatan yang sama.

Royke mengatakan bahwa secara fundamental, kinerja BNI masih sangat baik. "Bagus, bagus banget," katanya

Sebagai informasi, saham BBNI sempat melampaui level 6.000 pada tahun lalu. Akan tetapi disepanjang tahun ini saham BBNI telah turun 6,44%. Pada perdagangan Selasa (11/2/2025) kemarin, saham BBNI kembali terkoreksi 1,93% di level Rp4.070 per lembar saham.

Dana Asing Terus Kabur

Bulan Februari menjadi masa yang sulit bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Asing juga makin kabur dari pasar saham RI mencapai triliunan rupiah.

Melihat grafik di atas pada Januari tahun ini, asing hanya tercatat enam kali net buy. Jadi, jika diakumulasi pada bulan pertama tahun ini asing masih net sell sebanyak Rp3,70 triliun.

Aliran dana keluar asing juga masih berlanjut pada Februari. Dalam enam hari perdagangan aktif (3-10 Februari 2025) net foreign sell tercatat mencapai Rp4,72 triliun.

Jadi, secara year-to-date tekanan jual asing secara bersih di keseluruhan pasar saham mencapai Rp8,43 triliun. Dari pasar reguler asing jual Rp8,82 triliun, sementara dari pasar nego dan tunai masih tercatat net buy sebanyak Rp383,32 triliun.

Keyakinan Konsumen Melambat

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Januari 2025 menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada pada level 127,2. Level sedikit lebih rendah dari IKK pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 127,7.

Direktur Eksekutif Kepala Departmen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menuturkan keyakinan konsumen yang tetap optimis pada Januari 2025 bersumber dari tetap kuatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.

"Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Januari 2025 tercatat masing-masing sebesar 113,5 dan 140,8," kata Denny, Selasa (11/2/2025).

Pada Januari 2025 persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini tetap kuat, tecermin dari IKE sebesar 113,5, meskipun lebih rendah dibandingkan 116,0 pada Desember 2024. Berdasarkan komponennya, Indeks Penghasilan Saat Ini, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) pada Januari 2025 masing-masing tercatat sebesar 122,6, 107,7 dan 110,3.

Sementara, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan diprakirakan meningkat. Hal ini tercermin dari IEK Januari 2025 sebesar 140,8, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks 139,5 pada bulan sebelumnya. Meningkatnya IEK bersumber dari ekspektasi terhadap penghasilan dan kegiatan usaha, masing-masing dari 143,3 dan 137,4 pada Desember 2024 menjadi sebesar 144,8 dan 140,7 pada Januari 2025.

Sedangkan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja pada Januari 2025 tetap berada di area optimis sebesar 137,0, meski lebih rendah dari Desember 2024 sebesar 137,6. Secara spasial, sebagian kota mencatat peningkatan IEK, terbesar di Kota Banjarmasin (18,8 poin), diikuti oleh Mataram (12,2 poin), dan Medan (11,2 poin).

Penjualan Ritel Indonesia

Hari ini, Rabu (12/1/2024) Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data penjualan ritel indonesia periode Desember 2024. Sebelumnya BI mencatat kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada Desember 2024. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2024 yang diprakirakan mencapai 220,3 atau secara tahunan tumbuh 1,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut terutama bersumber dari Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman dan Tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan terakselerasi dengan pertumbuhan sebesar 5,1% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,4% (mtm).

"Kelompok dengan pertumbuhan tertinggi adalah Subkelompok Sandang, diikuti Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Suku Cadang dan Aksesori sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru," papar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam rilis, Jumat (10/1/2025).

Pada November 2024, Denny menuturkan IPR tercatat 209,7 atau secara tahunan tumbuh 0,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 1,5% (yoy). Pertumbuhan pada November 2024 terutama didorong Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Inflasi AS

Pada malam ini Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 20.30 WIB, negeri Paman Sam akan merilis data inflasi periode Januari 2025. Sebelumnya, inflasi Amerika Serikat (AS) pada Desember 2024 dilaporkan mencapai 0,4%. Tingkat inflasi secara tahunan atau year on year mencapai 2,9% sesuai dengan perkiraan banyak pihak.

Inflasi dipengaruhi oleh harga energi yang kembali meningkat di akhir tahun sebesar 2,6%. Dorongan terbesar adalah bensin yang mencapai 4,4%. Pangan juga memberikan andil 0,3%.

Sementara itu inflasi inti 3,2%, turun dari bulan sebelumnya. Besaran tersebut sedikit lebih baik dari perkiraan sebesar 3,3%. Kelompok ini tidak memperhitungkan makanan dan energi.

Testimoni Tahunan The Fed

Selasa (12/2/2025) waktu AS Chairman The Fed menyampaikan testimoni tahunan di depan anggota Senat Komite Perbankan, perumahan, dan urusan Urban. Powell juga akan memberikan pernyataan serupa di depan Anggota DPR Komite Jasa Keuangan pada hari ini, Rabu (12/2/2025).

Powell juga menghadapi serangkaian pertanyaan tentang Biro Perlindungan Keuangan Konsumen, tarif, dan Departemen Efisiensi Pemerintah milik Elon Musk.

Terdapat poin-poin dari testimoni Powell, terutama penegasan The Fed  jika mereka tidak akan terburu-buru untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

"Dengan posisi kebijakan kami yang sekarang jauh lebih tidak restriktif dibandingkan sebelumnya dan ekonomi yang tetap kuat, kami tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan posisi kebijakan kami," ujar Powell, dikutip dari CNBC International.

Sebagai catatan, The Fed menahan suku bunga pada Januari 2025 di 4,25-4,50% . The Fed menahan suku bunga setelah memangkasnya  tiga kali beruntun pada 2024 secara berturut-turut yakni pada September (50 bps), November (25 bps), dan Desember (25 bps)ro) Tbk.

Dalam testimoni tersebut, Powell juga menghadapi serangkaian pertanyaan tentang Biro Perlindungan Keuangan Konsumen, tarif, dan Departemen Efisiensi Pemerintah milik Elon Musk.

Pembubaran CFPB, sebuah badan yang didanai melalui The Fed untuk menjaga independensi dari proses politik, menjadi pusat perhatian selama testimoni kemarin.

Partai Demokrat menyoroti peran CFPB sebagai penegak utama hukum perlindungan konsumen, sering mengutip bagaimana lembaga itu telah mengembalikan lebih dari US$21 miliar kepada konsumen, sementara Partai Republik mengatakan lembaga itu tidak bertanggung jawab sejak didirikan.

Sebagian besar anggota Demokrat di komite itu mengecam Musk dan rekan-rekannya yang mencoba mengakses sistem pemerintah yang sensitif.

Powell juga sempat bertukar pendapat dengan anggota parlemen mengenai tarif dan praktik perdagangan China, meskipun ia tidak terlalu jauh membahas wacana tersebut, seperti yang diharapkan.

Mengenai suku bunga, sikap Powell bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga stabil sejalan dengan sikap pejabat The Fed lainnya dan juga dengan Wall Street, yang bertaruh bahwa suku bunga akan tetap stabil pada pertemuan The Fed bulan Maret, menurut futures.

"Dengan sikap kebijakan kami yang sekarang jauh lebih longgar daripada sebelumnya dan ekonomi yang tetap kuat, kami tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan sikap kebijakan kami," ujar Powell.

Laporan Kinerja BRI
Hari ini, BRI akan mengumumkan kinerja keuangan 2024. Laporan keuangan ini diharapkan menjadi salah satu sentimen positif bagi pasar saham Indonesia yang lesu.
Sebagai catatan, BRI membukukan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp60,4 triliun sepanjang 2023 atau melesat 17,5%.

Sementara itu, , hingga akhir Triwulan III 2024 BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp45,36 triliun.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular