
Tekanan Mereda, Pasar Akan Tutup Pekan dengan Semringah?

Kebijakan suku bunga yang mengejutkan dari Bank Indonesia membuat yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun turun setelah sebelumnya mencatatkan posisi tertinggi sejak November 2022 yakni 7,298%
Yield yang mencapai posisi puncak tersebut dikarenakan pasar dipenuhi oleh ketidakpastian, mulai dari geopolitik, kondisi ekonomi dalam negeri yang tidak stabil, hingga jelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS.
Akan tetapi setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga, yield turun ke ke posisi 7,163%.
Imbal hasil obligasi 10 tahun memiliki hubungan negatif terhadap pasar saham. Ketika yield melonjak, pasar saham akan melemah, dan terjadi sebaliknya.
BI menurunkan suku bunga acuannya (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% pada hari ini. Ini adalah penurunan suku bunga pertama di tahun ini. Sebelumnya, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada September tahun lalu.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan ketika BI menurunkan BI Rate, ini sesuai dengan stance atau pandangan bank sentral 'prostability and progrowth'. Ini pun sejalan dengan masih terbukanya ruang penurunan suku bunga. Melihat dari momentumnya, BI menilai keputusan ini sudah sesuai dengan dinamika yang ada.
"Nah, waktunya tentu saja, sesuai dinamika yang terjadi di global dan internasional, Dan itu terus kami terus ulang-ulang dari bulan ke bulan," kata Perry, dalam paparan hasil RDG BI, Rabu (15/1/2025).
Perry pun mengatakan dinamika yang dipantau BI mencakup dinamika global dan dalam negeri. BI, katanya, sudah memperhatikan arah kejelasan kebijakan yang terutama ditempuh pemerintah AS dan Fed Fund Rate.
Perry mengatakan penurunan FFR pada tahun diyakini hanya sebanyak satu kali. Dari arah ini, BI bisa memperkirakan arah pergerakan indeks dolar.
Di sisi lain, rupiah tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah AS merilis data inflasi konsumen yang mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.
China Akan Umumkan Pertumbuhan Ekonomi
Kemudian pada hari ini, Jumat (17/1/2025), China akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal empat 2024.
Diperkirakan ekonomi China akan tumbuh lebih cepat menjadi 5,1% yoy, dibandingkan kuartal tiga 4,6%.
Kabar Terbaru Gencatan Senjata Israel-Hamas
Para pelaku pasar harus tetap waspada risiko geopolitik, sebab gencatan senjata Israel dan Hamas di Gaza terancam batal. Ini karena kabinet Israel masih akan memberikan suara pada Jumat (17/1/2025) mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera.
Dua anggota kabinet telah menyuarakan penentangan terhadap gencatan senjata. Di mana Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir mengancam keluar dari pemerintahan jika menyetujui kesepakatan.
Di sisi lain kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu Kamis, menuduh Hamas mengingkari beberapa bagian perjanjian perdamaian, meski hamas mengatakan "tidak ada dasar" untuk tuduhan Israel. Netanyahu bahkan berjanji menunda pemungutan suara kabinet hingga masalah tersebut ditangani.
Serangan terbaru Israel juga makin gencar membombardir Gaza kemarin dan menyebabkan puluhan orang tewas. Militer Zionis mengatakan telah menyerang 50 target di seluruh wilayah itu selama 24 jam.
(ras/ras)