Newsletter

Kabar Buruk dari Amerika Belum Usai, Pasar RI Bakal Baik-Baik Saja?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 December 2024 05:59
Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Foto: Ekspresi Trader di lantai di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid

Beralih ke Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama Wall Street mayoritas ditutup lesu pada perdagangan Kamis kemarin, karena investor mengevaluasi indikator ekonomi utama menjelang pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) minggu depan

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,53% ke posisi 43.914,12, S&P 500 terkoreksi 0,54% ke 6.051,25, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,65% menjadi 19.905,19.

Saham teknologi mega cap dan saham pertumbuhan menunjukkan hasil yang beragam, dengan Nvidia ambles 1,4%, sementara Microsoft masih mampu naik 0,1%.

Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (IHP) Negeri Paman Sam pada November lalu justru lebih panas dari Indeks Harga Saham (IHK) dan lebih tinggi dari prediksi pasar sebelumnya.

IHP AS pada bulan lalu tercatat tumbuh mencapai 3% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari Oktober lalu yang tumbuh 2,6%. Angka ini juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,6%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), IHP Negeri Paman Sam bulan lalu tumbuh mencapai 0,4%, lebih tinggi dari Oktober lalu sebesar 0,3% dan juga lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,2%.

Pertumbuhan IHP AS sangat kontras dengan IHK AS yang dirilis Rabu lalu, di mana data IHK terbaru sudah sesuai dengan pasar.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tumbuh 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 2,6%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK AS pada November lalu tumbuh 0,3%, dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 0,2%.

Data IHK AS pada bulan lalu, baik secara tahunan dan bulanan sudah sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Konsensus pasar Trading Economics sebelumnya memperkirakan IHK AS pada November tumbuh 2,7% (yoy) dan 0,3% (mtm).

Adapun IHK inti, tidak termasuk biaya pangan dan energi tumbuh 3,3% (yoy) pada November lalu, masih sama dengan periode Oktober lalu yang juga tumbuh 3,3% dan juga sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.

Sedangkan IHK inti bulanan tumbuh 0,3% (mtm) pada November 2024, sama seperti pada Oktober 2024 yang juga tumbuh 0,3% dan angka IHK inti bulanan juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.

"Investor hanya mencoba menerka-nerka apa yang akan dilakukan The Fed minggu depan? Apakah inflasi benar-benar akan menjadi masalah dan The Fed harus benar-benar memperlambat perannya dalam pemangkasan suku bunga, atau dapatkah mereka melakukannya?" kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bank Wealth Management di Seattle, dikutip dari Reuters.

Prediksi pasar akan pemangkasan suku bunga The Fed memang masih tinggi. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilitas pasar yang memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed pada pertemuan pekan depan nyaris mencapai 94,7%, turun dari perdagangan Rabu kemarin yang mencapai 98,6%.

Namun, mereka mengindikasikan ekspektasi adanya jeda atau potensi ditahannya suku bunga pada Januari 2025, setelah beberapa pejabat The Fed minggu lalu mendesak kehati-hatian atas laju pelonggaran kebijakan moneter karena ekonomi tetap tangguh.

(chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular