
Siap-Siap! Dunia & RI Bakal Hadapi 120 Jam Penuh Gejolak

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat lalu (1/11/2024) berhasil rebound meskipun pasar tenaga kerja mengalami pelemahan.
Dow Jones menguat 288,73 poin (0,69%) mengakhiri perdagangan di level 42.052,19. S&P 500 juga naik 0,41% dan berakhir di 5.728,80, sementara Nasdaq Composite melonjak 0,8% ke posisi 18.239,92.
Penguatan saham-saham teknologi raksasa turut memberikan gairah pada Wall Street pekan lalu.
Kepala Strategi Investasi di Sage Advisory Rob Williams menyebutkan "Meski terjadi pelebaran pasar, komponen saham teknologi masih memegang peran yang sangat besar," ungkapnya.
Saham Amazon tercatat menguat 6,2% berkat pertumbuhan bisnis cloud dan iklan di atas ekspektasi. Saham Intel juga melesat 7,8% setelah melaporkan kinerja pendapatan lebih baik dari perkiraan dan memberikan guidance positif ke depan.
Sementara itu, data pasar tenaga kerja AS tidak terduga mengalami pelemahan dari data penambahan pekerjaan di luar pertanian hanya sebesar 12.000 pada Oktober, ini sangat jauh di bawah perkiraan sebesar 100.000 pekerjaan.
Angka itu menjadi yang terlemah sejak Desember 2020, sementara untuk tingkat pengangguran masih sesuai ekspektasi di 4,1% pada Oktober, sama seperti bulan sebelumnya.
Presiden dan Kepala Investasi di Bellwether Wealth Clark Bellin menilai, perlambatan tenaga kerja pada Oktober lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor sementara seperti badai dan pemogokan di pabrik Boeing.
"Data ini cenderung tidak akan mengubah arah kebijakan The Fed, yang diperkirakan tetap akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang," katanya.
Pelemahan pasar tenaga kerja ini kemudian berdampak pada peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps meningkat. Menurut CME FedWatch Tool, kini peluang sudah nyaris 99%.
Halaman 3 >>
(tsn/tsn)