
Ketakutan Perang Timur Tengah Mereda, Pasar Keuangan RI Siap Berpesta?

Pasar keuangan Indonesia mendapatkan angin segar dari kekhawatiran yang mereda atas dampak yang ditimbulkan dari konflik berkepanjangan di Timur Tengah terhadap pasokan energi. Sementara investor patut mencermati rilis data tenaga kerja AS yang berpengaruh terhadap keputusan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed pada November.
Serangan Israel Gak Mempan ke Iran, Harga Minyak Anjlok 6%
Harga minyak anjlok 6% pada perdagangan Senin (28/10/2024), setelah serangan balasan Israel pada hari Sabtu terhadap militer Iran tidak mengenai fasilitas minyak dan nuklir, sehingga tidak mengganggu pasokan energi.
Kontrak berjangka Brent ditutup pada US$71,42 per barel, turun 6,09%. Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah WTI AS berakhir di US$67,38 per barel, anjlok 6,13%.
"Jelas, ini adalah contoh sempurna dari pasar yang dipengaruhi oleh berita utama," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. "Kami masih memiliki banyak risiko geopolitik."
Kondisi ini menguntungkan pasar karena menghapus kekhawatiran adanya inflasi tinggi akibat kenaikan harga minyak mentah saat perang.
Pekan lalu, patokan harga minyak naik 4% di tengah perdagangan yang fluktuatif akibat ketidakpastian terkait pemilihan AS yang akan datang dan seberapa besar respons Israel yang diharapkan terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober.
Pada hari Sabtu, puluhan jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar terhadap pabrik rudal dan lokasi lainnya di dekat Teheran dan Iran barat, sebagai bagian dari pertukaran serangan terbaru antara kedua rival di Timur Tengah tersebut.
Serangan ini lebih terfokus pada target militer, meredakan kekhawatiran bahwa Israel mungkin menyerang fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya dalam OPEC+ tetap tidak mengubah kebijakan output minyak bulan lalu, termasuk rencana untuk mulai meningkatkan produksi mulai Desember. Kelompok ini akan bertemu pada 1 Desember menjelang pertemuan penuh OPEC+.
Rilis Data Lowongan Kerja di AS
Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis data jumlah lowongan kerja pada malam hari ini. Sebelumnya untuk periode Agustus 2024, jumlah lowongan pekerjaan meningkat sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta.
Jumlah lowongan pekerjaan meningkat di sektor konstruksi (+138.000) dan pemerintah negara bagian serta lokal, tidak termasuk pendidikan (+78.000). Namun, lowongan pekerjaan menurun di sektor layanan lainnya (-93.000).
Sementara proyeksi konsensus menilai akan terjadi penurunan jumlah lowongan kerja menjadi sekitar 7,92 juta di tengah data tenaga kerja AS yang tampak sedikit membaik.
Selain itu, pada hari yang sama, Indeks Kepercayaan Konsumen dari Conference Board (CB) dan tampak konsensus memperkirakan akan terjadi kenaikan dari 98,7 menjadi 98,8.
Sebagai catatan, indeks ini mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi. Ini merupakan indikator terdepan karena dapat memprediksi pengeluaran konsumen, yang berperan besar dalam aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Pembacaan yang lebih tinggi menunjukkan optimisme konsumen yang lebih besar.
Data-data tersebut penting untuk mempertimbangkan arah kebijakan suku bunga The Fed. Bank sentral AS tersebut diperkirakan masih akan memotong suku bunga sebanyak dua kali di sisa pertemuan tahun ini.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar melihat probabilitas sebesar 98,4% suku bunga The Fed akan turun pada pertemuan 7 November 2024. Penurunan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%-4,75%. Kemudian probabilitas sebesar 69,4% untuk pemangkasan suku bunga lanjutan pada pertemuan Desember sebesar 25 basis poin. Sehingga suku bunga The Fed akan berakhir di 4,25%-4,5% pada akhir 2024.
Rilis Pertumbuhan Ekonomi Negara di Eropa
Sentimen pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan mewarnai jagat global pada Rabu 30/10/2024).
Euro Area akan merilis data pertumbuhan PDB Flash untuk kuartal III-2024 yang diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan periode kuartal II-2024 yakni dari 0,6% year on year/yoy menjadi 0,8% yoy.
Sedangkan pada malam harinya, AS juga akan merilis pertumbuhan PDB Advance untuk kuartal III-2024 yang diperkirakan masih akan sama dengan kuartal II-2024 yakni di level 3%.
Rilis Laporan Keuangan BBRI
Dihimpun dari berbagai sumber, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI diperkirakan akan mengumumkan kinerja keuangan kuartal tiga 2024 pada Rabu (30/10/2024) sehingga pasar akan mulai price-in harga sahamnya hari ini.
Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv, lBRI akan mengantongi laba bersih senilai Rp13,93 triliun pada kuartal tiga 2024 (periode Juli hingga September) atau dalam sembilan bulan pertama 2024 laba bersih akan mencapai Rp43,83 triliun.
Adapun laba per saham (earnings per share/EPS) perusahaan pada kuartal ketiga diperkirakan senilai Rp93,31 per saham atau dalam sembilan bulan pertama sebesar 289,31 per saham. Perolehan EPS tersebut meningkat dari kuartal kedua sebesar Rp91 per saham.
Sebelumnya, Bank swasta terbesar RI PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp41,1 triliun, tumbuh 12,8% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.
Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI membukukan laba Rp16,3 triliun hingga September 2024, naik 3,52% secara tahunan (yoy).
Laba BNI ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 9,48% yoy menjadi Rp 735,02 triliun. Hal ini pun mendongkrak kredit bank yang naik 5,82% yoy menjadi Rp1.068,08 triliun.
(ras/ras)