Newsletter

Kabinet Prabowo Boyong ke Magelang Saat Amerika Bikin Was-Was Investor

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
24 October 2024 06:00
Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat kabinet perdana masa jabatan 2024-2029 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat kabinet perdana masa jabatan 2024-2029 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup do zona merah, IHSG dan rupiah sama-sama melemah
  • Wall Street melemah berjamaah, indeks Nasdaq turun lebih dari 1%
  • Sentimen dari Amerika serta kebijakan kabinet Prabowo akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI kompak lesu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah kompak ditutup di zona pelemahan.

Pasar kini cenderung wait and see karena menanti kebijakan-kebijakan pemerintahan baru yang dimana pada hari ini akan diadakan pertemuan para menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.

Akan tetapi, masih terdapat beberapa sentimen dari dalam negeri maupun luar negeri hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG akhirnya mencatatkan pelemahan setelah kenaikan delapan hari beruntun. IHSG pada perdagangan kemarin, Rabu (23/10/2024), IHSG ditutup melemah 0,02% di level 7.787,56.

Tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp14,81 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 34 miliar lembar, terdiri dari 243 saham naik, 323 turun dan 228 tidak berubah.

Tujuh sektor masih mengakhiri perdagangan di zona merah, dengan sektor real estate alami tekanan paling dalam sebesar 2,08%, disusul oleh sektor utility yang minus 1,21%, dan sektor energi melemah 1,07%. Selain itu, sektor basic materials tertekan hingga 0,55%, sektor consumer cyclicals turun 0,51%, technology 0,25%, serta healthcare turun tipis 0,18%.

Di sisi lain, tiga sektor berhasil mencatat kenaikan, yaitu sektor industrials yang mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 1,21%, dilanjutkan sektor consumer non-cyclicals yang melemah 0,86%, serta financials yang menguat tipis 0,36%

Sementara itu, dari sisi konstituen, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. menjadi beban utama IHSG hari ini sebanyak 8,02 indek poin dan emiten energi, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk dengan beban sebesar 5,81 poin, serta emiten perbankan, Pt Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 4,34 indeks poin.

Lebih jauh, IHSG ditutup di zona merah tertekan oleh sentimen proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan Dana Moneter Internasional (IMF) hanya sebesar 5,0% untuk tahun ini dan 5,1% tahun depan.

Bahkan (International Monetary Fund / IMF) masih mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia di level 5,1% hingga tahun 2029.

Pelemahan IHSG juga sejalan dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih berlanjut, meski IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia stabil di level 3,2% untuk tahun 2024 dan 2025, dengan ekspektasi inflasi global mencapai 3,5% pada akhir 2025.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Rabu (23/10/2024) rupiah ditutup melemah 0,39% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di posisi Rp15.615/US$1. Pelemahan tersebut tercatat sudah terjadi selama tiga hari beruntun.

Melemahnya rupiah terhadap dolar AS, lagi-lagi disebabkan oleh lonjakan pada indeks dolar AS hingga imbal hasil Treasury AS 10 tahun. Indeks dolar AS tercatat naik ke level 104,53, sementara imbal hasil Treasury AS 10 tahun mampu menyentuh level 4,24%.

Hal ini mendorong aliran dana asing berpotensi beralih kembali masuk ke AS karena imbal hasil yang meningkat cukup menggiurkan bagi para investor.

Lonjakan indeks dolar AS dan imbal hasil Treasury AS ini bisa berdampak negatif ke rupiah, serta kenaikan indeks dolar AS mencerminkan bahwa dolar AS tengah menjadi incaran pasar sehingga mata uang lain alami pelemahan, termasuk rupiah.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Rabu (23/10/2024) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tercatat menguat melemah 0,01% di level 6.666 dari perdagangan sebelumnya. Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).

Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Amerika Serikat (AS) akan segera di mulai. Pasar wall street pun menjadi tidak stabil jelang Pemilu, mendorong penurunan lebih lanjut.

Pada penutupan perdagangan Rabu (23/10/2024), Dow Jones ditutup melemah 0,96% di level 42.514,95 begitu juga dengan S&P 500 ditutup lebih rendah 0,92% di level 5.797,42, diikuti dengan Nasdaq yang berakhir turun 1,59% di level 18.277,41.

Pasar saham AS bergerak tidak stabil jelang Pemilu. Peristiwa politik dapat memicu perubahan besar yang dapat memaksa pelaku pasar untuk segera membatalkan taruhan, meningkatkan risiko pasar, likuiditas, dan risiko lain yang dapat menekan sistem perdagangan dan infrastruktur pasar.

Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris dan mantan Presiden Republik Donald Trump bersaing ketat menjelang pemungutan suara 5 November, prospek tidak adanya pemenang langsung yang jelas meningkatkan kekhawatiran di kalangan investor dan pedagang.

Ada juga risiko pemilihan yang disengketakan menyusul upaya Trump untuk membatalkan kekalahannya pada tahun 2020. Trump telah mengindikasikan bahwa ia mungkin tidak menerima hasil pemilihan ini jika ia kalah.

Pemilu ini dipandang penting karena Harris dan Trump memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang kebijakan yang dapat memiliki implikasi besar bagi ekonomi, hubungan luar negeri, pasar, dan perdagangan global.

Harris mengungguli Trump dengan selisih tipis 46% berbanding 43% dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis pada hari Selasa, dalam batas kesalahan, sementara hanya tujuh negara bagian medan pertempuran yang kemungkinan akan menentukan pemenang.

Pergerakan IHSG maupun rupiah diprediksi bergerak volatile. Lantaran kini pasar masih cenderung wait and see terhadap kebijakan Prabowo yang akan segera dilakukan. Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi IMF menjadi dasar arah pasar keuangan. Situasi di AS juga akan terus membayangi pergerakan IHSG, rupiah, hingga SBN. Selain memanasnya proses pemilu di AS hingga data ekonomi AS, lonjakan indeks dolar dan imbal hasil US Treasury juga membebani pasar keuangan Indonesia. 

Retreat Kabinet Merah Putih

Retreat Kabinet Merah Putih akan digelar di Gunung Tidar, Magelang, Jawa Tengah, pada hari ini Kamis (24/10/2024) hingga Minggu (27/10/2024). Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menteri, wakil menteri, kepala badan, staf khusus, hingga penasihat presiden akan mengikuti acara tersebut.

Saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10/2024), Prabowo mengaku mengutamakan kerja sama tim. Dengan demikian, tim bisa bekerja sama untuk mencapai target-target yang dicanangkan.

Retreat ini diharapkan bisa memberi gambaran lebih jelas mengenai kebijakan pemerintah ke depan, terutama dengan banyaknya kementerian yang ada.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter International memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di kisaran 5% hingga 2029. Hal tersebut tercantum dalam laporan World Economic Outlook yang diterbitkan IMF edisi Oktober 2024.

Secara lebih rinci, IMF memprediksi produk domestik bruto (PDB) RI pada 2024 sebesar 5%, kemudian pada 2025 sebesar 5,1% dan dalam jangka menengah, tepatnya pada 2029 masih akan tetap tumbuh 5,1%.

Laporan World Economic Outlook Oktober 2024 dari IMF menunjukkan jika ekonomi dunia masih diliputi ketidakpastian meskipun inflasi sudah jauh melandai.

"Pasar masih menunggu arah kebijakan ekonomi yang akan diambil pemerintahan baru, terutama program 100 hari kerja yang akan disampaikan Presiden Prabowo kepada para menterinya dalam pertemuan selama 3 hari di Akmil Magelang," menurut laporan tersebut.

Adapun, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia stabil di level 3,2% untuk tahun 2024 dan 2025, dengan ekspektasi inflasi global mencapai 3,5% pada akhir 2025.

Klaim Pengangguran AS

Sentimen dari luar negeri datang dari negeri Paman Sam. Pada Kamis (24/10/2024), terdapat data klaim pengangguran awal hingga berkelanjutan.

Pada minggu yang berakhir pada tanggal 12 Oktober, angka awal untuk klaim pengangguran awal yang disesuaikan secara musiman adalah 241.000, turun 19.000 dari level minggu sebelumnya yang direvisi.

Tingkat pengangguran tertanggung yang disesuaikan secara musiman adalah 1,2 persen untuk minggu yang berakhir pada tanggal 5 Oktober, tidak berubah dari tingkat minggu sebelumnya yang tidak direvisi. Angka awal untuk pengangguran tertanggung yang disesuaikan secara musiman selama minggu yang berakhir pada tanggal 5 Oktober adalah 1.867.000, naik 9.000 dari level minggu sebelumnya yang direvisi.

PMI Global S&P AS

Masih di hari ini, terdapat data PMI Manufaktur Global S&P AS periode Oktober 2024. Sebelumnya, PMI Manufaktur Global S&P AS direvisi lebih tinggi menjadi 47,3 pada September 2024 dari angka awal 47, tetapi tetap menjadi yang terendah sejak Juni 2023. Hal ini menandai kontraksi bulan ketiga berturut-turut, dengan output dan pesanan baru turun tajam karena melemahnya permintaan dan ketidakpastian politik.

Berlanjut data PMI Gabungan Global S&P AS periode Oktober 2024. Diketahui sebelumnya, PMI Gabungan Global S&P AS direvisi lebih rendah menjadi 54 pada September 2024 dari angka awal 54,4, dibandingkan dengan 54,6 pada Agustus. Kendati turun tetapi terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat di sektor swasta AS.

Namun, tren yang berbeda antara kedua sektor yang dipantau terus berlanjut, dengan pertumbuhan yang berpusat pada sektor jasa (55,2 vs 55,7) karena penurunan manufaktur semakin dalam (47,3 vs 47,9). Sementara itu, tekanan inflasi menguat, dengan kenaikan biaya input dan harga output masing-masing mencapai titik tertinggi dalam 12 dan enam bulan.

Adapula, PMI Jasa Global S&P AS periode Oktober 2024. Sebelumnya, PMI Jasa Global S&P AS direvisi lebih rendah menjadi 55,2 pada September 2024 dari awal 55,4, sedikit turun dari 55,7 pada Agustus tetapi masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Bisnis baru meningkat pesat, meskipun perusahaan ragu untuk merekrut karena meningkatnya biaya input, yang meningkat pada tingkat tercepat bersama dalam setahun. Inflasi harga jual juga meningkat.

Meskipun ada pertumbuhan, kepercayaan bisnis turun ke level terendah sejak Oktober 2022 karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi. Ketenagakerjaan turun sedikit untuk bulan kedua berturut-turut. Tumpukan pekerjaan terakumulasi karena perusahaan berjuang dengan kekurangan staf dan pesanan baru yang solid, dengan tumpukan pekerjaan meningkat pada kecepatan tercepat sejak Januari.

Indeks Dolar dan Imbal Hasil US Treasury Makin menguat

Indeks dolar AS terbang ke 104,431 pada perdagangan Rabu kemarin (23/10/2024). Indeks terbang ke level tertinggi sejak akhir Juli 2024  atau hampir empat bulan terakhir. Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga melesat ke 4,21% atau tertinggi sejak 26 Juli 2024.

Lonjakan indeks dolar dan imbal hasil US Treasury ini bisa berdampak negatif ke IHSG dan rupiah. Tingginya imbal hasil US Treasury bisa menarik kembali dana asing yang ada di Indonesia kembali ke pasar AS. Kenaikan indeks dolar AS juga mencerminkan jika dolar AS tengah diburu sehingga mata uang lain melemah.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Agenda Retreat Kabinet Merah Putih Prabowo 24-27 Oktober 2024
• Klaim Pengangguran AS
• PMI Global S&P AS periode Oktober 2024

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• RUPSLB - PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)
• RUPSLB - PT Indofarma Tbk (INAF)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular