
Sentimen Beda Arah: Isu Kabinet Prabowo Panas, Ekonomi AS Mulai Dingin

Bursa saham AS mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis waktu AS atau Jumat dini hari nanti., dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average merosot dari rekor tertinggi seiring data ekonomi menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan ekspektasi.
Dikutip dari CNBC International, Indeks pasar luas (S&P 500) kehilangan 0,21% dan ditutup di 5.780,05, sementara Dow turun 57,88 poin, atau 0,14%, menutup hari di 42.454,12. Nasdaq Composite juga merosot 0,05% menjadi 18.282,05.
Luke O'Neill, manajer portofolio di CooksonPeirce mengatakan bahwa tidak ada kejutan besar dalam banyak hal, tetapi beberapa data mendasar jelas sedikit lebih panas dari yang diinginkan orang. Di sisi lain, orang-orang menjual saham kecil dan menengah yang lebih sensitif terhadap suku bunga.
Wall Street mencerna indeks harga konsumen (CPI)September, yang naik 0,2% secara bulanan, sehingga membawa tingkat inflasi tahunan menjadi 2,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan kenaikan bulanan 0,1% dan 2,3% secara tahunan yang diharapkan oleh analis yang disurvei oleh Dow Jones. Angka tahunan ini adalah yang terendah sejak Februari 2021.
Setelah CPI yang tinggi, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa dia setuju untuk mempertahankan suku bunga di pertemuan bulan November, bukannya memotong seperti yang diinginkan pasar. "Ketidakstabilan ini bagi saya menunjukkan bahwa mungkin kita harus mengambil jeda di bulan November. Saya pasti terbuka untuk itu," kata Bostic kepada surat kabar tersebut.
Sebelumnya, notulen dari pertemuan terakhir yang dirilis pada Kamis dini hari waktu Indoensia juga tampak menunjukkan adanya perpecahan terkait pemotongan setengah poin persentase bulan lalu. Meskipun "mayoritas substansial peserta" mendukung pemotongan tersebut, beberapa orang lebih memilih pemotongan yang lebih kecil.
O'Neill melihat data hari Kamis sebagai dukungan lebih lanjut untuk pengurangan 25 basis poin pada bulan November.
(rev/rev)