Fundamental Pundit

Indosat Siap Stock Split, Begini Prospek dan Kinerja Fundamentalnya!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
08 October 2024 13:25
Indosat Ooredoo Hutchison (Istimewa)
Foto: Indosat Ooredoo Hutchison (Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) akhirnya sudah mendapatkan persetujuan resmi dari para pemegang saham untuk melaksanakan aksi korporasi stock split.

Persetujuan didapatkan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa bulan lalu (24/9/2024). Sebelumnya, perseroan juga telah memperoleh persetujuan prinsip dari BEI sebagaimana tercantum dalam Surat No. S-08050/BEI.PP2/08-2024 tanggal 2 Agustus 2024.

Stock Split ISAT 1 : 4 Tinggal Tunggu Waktu

Stock split akan dilakukan dengan rasio 1:4 untuk seluruh saham Seri B, yang akan mengubah nilai nominal dari Rp 100 per saham menjadi Rp 25, sementara nilai nominal saham Seri A tetap sama. D

Dengan begitu, jumlah saham Seri B yang tercatat akan meningkat secara signifikan dari 8.062.702.740 saham menjadi 32.250.810.957 saham.

Rencananya, tanggal akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar akan berlaku hingga 11 Oktober 2024, dengan tanggal efektif pelaksanaan pemecahan saham ISAT pada 14 Oktober 2024 mendatang.

Manajemen menyatakan "Tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 16 Oktober 2024 dan tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 16 Oktober 2024,"

Jika mengacu pada harga saat ini di Rp10.600 per lembar, potensi setelah stock split harga ISAT per lembar akan menjadi sekitar Rp2.650.



Aksi stock split yang memecah harga saham menjadi lebih murah ini tentunya akan memberikan manfaat bagi investor ritel untuk membeli di harga yang lebih terjangkau dan meningkatkan likuiditas terutama free float bagi perusahaan.

Likuiditas saham ISAT yang semakin baik juga tercermin sejak awal tahun di mana berhasil masuk sebagai salah satu konstituen indeks paling likuid di bursa yakni indeks LQ45.

Hal tersebut menunjukkan kondisi keuangan ISAT tetap solid dengan prospek pertumbuhan yang baik, diikuti kelancaran transaksi di pasar modal Indonesia dengan nilai transaksi dan frekuensi yang tinggi.

Lantas Bagaimana Fundamental ISAT?

Mengacu pada laporan keuangan terkini hingga paruh pertama tahun ini. ISAT berhasil mencetak laba Rp2,73 triliun. Capaian ini meroket 43,4% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,90 triliun.

Laba yang positif ini terutama didorong penjualan yang naik 13,4% yoy menjadi Rp27,97 triliun, serta efisiensi dari sisi beban keuangan dan bunga, masing-masing bisa ditekan 8,3% dan 7,5%.

Selain itu,. ISAT mendapatkan keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp23 miliar, ini berbanding terbalik dibandingkan paruh pertama tahun lalu yang menderita kerugian kurs senilai Rp102 miliar.

Membahas soal penjualan, segmen Multimedia, Data, Internet (MIDI) memegang posisi yang tumbuh paling tinggi mencapai 29,3% yoy menjadi Rp3,91 triliun. Sementara porsi paling besar masih ditempati segmen seluler senilai Rp23,60 triliun, pertumbuhannya juga positif sebesar 11,4% yoy.

Sementara, segmen fixed telecommunications terkontraksi tipis 1,9% secara tahunan menjadi Rp459 miliar, dari sebelumnya Rp468 miliar. Meskipun menyusut, segmen ini hanya berkontribusi sedikit terhadap pendapatan, oleh karena itu, total pendapatan ISAT tetap tumbuh ekspansif dan berhasil mengkompensasi beban yang dikeluarkan.

Mengingat segmen seluler masih menjadi penyumbang dominan pendapatan, untuk persaingan di segmen ini, ISAT masih mencari peluang untuk menaikan harga, sekaligus menciptakan produk yang sesuai bagi para pelanggannya.

Selain itu, titik distribusi layanannya telah mencapai 50.000 lokasi, sebagai bagian dari strategi guna memperluas distribusi langsung, terutama yang terkait dengan kartu SIM fisik.

Di sisi lain, untuk ekspansi home broadband (HBB), ISAT menyebutkan bahwa mereka masih fokus pada konsolidasi MNC Play. Namun, pihaknya berencana untuk lebih agresif dalam meningkatkan pelanggan di segmen ini pada kuartal empat tahun ini.

Kinerja Operasional ISAT Tetap Solid

Kinerja keuangan yang solid juga didukung oleh operasional yang tetap tumbuh positif. Melihat dari sisi Average Revenue per User (ARPU) pada kuartal II/2024 ISAT mencatat kenaikan menjadi Rp38.400 dari kuartal sebelumnya sebesar Rp37.500.

Peningkatan secara kuartalan tersebut kemudian mengakumulasi ARPU pada sepanjang Semester I/2024 menjadi Rp37.900, naik 10,5% dari Rp34.300 pada Semester I/2024.

Pertumbuhan positif ARPU juga diikuti dengan peningkatan pelanggan secara total menjadi 100,9 juta, dibandingkan periode akhir tahun lalu sebesar 98,8 juta pelanggan. Pertumbuhan paling pesat terjadi pada pelanggan data 4G hingga 8,7% yoy menjadi 81 juta.

Operasional trafik data juga tumbuh positif pada paruh pertama tahun ini hingga 10,7% yoy menjadi 7.965 petabytes, dengan rata-rata per orang menggunakan data 14.6 gigabytes (GB).

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation