Newsletter

Peringatan Buat Investor RI: Harga Minyak Kian Mendidih, Dolar Perkasa

Revo M, CNBC Indonesia
Selasa, 08/10/2024 06:00 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, , IHSG menguat tetapi rupiah tercatat ambles
  • Wall street kebakaran karena meningkatnya harga minyak dan imbal hasil Treasury yang lebih tinggi
  • Pergerakan pasar keuangan Indonesia hari ini dipengaruhi memanasnya Timur Tengah,  bursa China yang kembali beroperasi hingga penantian data dari AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada Senin (7/10/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ambruk, dan Surat Berharga Negara (SBN) kembali dijual investor.

Pasar keuangan diperkirakan masih bergerak cukup volatil pada hari ini, Selasa (8/10/2024) dengan terdapat beberapa sentimen yang masih ditunggu pelaku pasar beberapa hari ke depan dan agenda hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada  perdagangan kemarin (7/10/2024), menguat 0,11% ke posisi 7.504,13. IHSG kembali ke level psikologis 7.500.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp11,69 triliun dengan melibatkan 25,13 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,25 juta kali. Sebanyak 315 saham menguat, 240 saham terkoreksi, dan 241 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG kemarin yakni mencapai 2,76%.

Lebih lanjut, terdapat dua sektor yang mengalami depresiasi yakni finansial sebesar 0,15% dan sektor industrial yang turun 0,52%.

IHSG berhasil ditutup di zona hijau setelah dirilisnya data cadangan devisa Indonesia periode September 2024 yang cenderung melandai sedikit.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2024 tetap tinggi sebesar US$149,9 miliar. Posisi ini turun dibandingkan posisi pada akhir Agustus 2024 sebesar US$150,2 miliar.

Perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Sementara dari pasar mata uang, rupiah kembali ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan kemarin yang keok 1,26% dalam sehari ke posisi Rp15.675/US$.

Sentimen eksternal juga masih menjadi tantangan bagi rupiah, termasuk perang Iran - Israel yang memanas, ditambah penantian data genting dari AS.

Setelah Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel sebagai respons terhadap pembunuhan pemimpin Hamas dan Hizbullah, hal ini berakibat pada kerugian nyawa di Tepi Barat dan serangan ke pangkalan militer Israel.

Ketegangan tersebut semakin diperparah oleh pernyataan calon Presiden AS Donald Trump, yang mendesak Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau kembali melesat dari 6,643% menjadi 6,786%.

Posisi imbal hasil ini merupakan yang tertinggi sejak 12 Agustus 2024 atau sekitar dua bulan terakhir.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan minat investor mulai kembali lagi ke SBN.


(rev/rev)
Pages