Newsletter

Investor Kudu Waspada! Pasar Rawan Ambruk Usai Iran Serang Israel

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
02 October 2024 06:00
ISRAEL-LEBANON-PALESTINIAN-CONFLICT
Foto: AFP/AHMAD GHARABLI

Pasar keuangan Indonesia rawan kena pukul pada perdagangan hari ini karena adanya ketidakpastian global setelah Iran kembali menyerang Israel.

Konflik bersenjata akan menimbulkan kegalauan di pasar dan para investor akan cenderung memilih aset safe haven ketimbang pasar berisiko seperti saham.

Terlebih lagi, Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan berlanjut sampai akhir tahun.

Akan tetapi berbeda dari ekspektasi awal, pemangkasan akan dilakukan secara bertahap dan tidak akan mencapai 50 basis points (bps) masing-masing di November dan Desember.

Balas Dendam Dimulai, Iran Luncurkan Ratusan Rudal ke Israel

Iran melancarkan serangan besar-besaran menggunakan rudal ke Israel pada Selasa (1/10/2024), hanya beberapa jam setelah pejabat Gedung Putih memperingatkan bahwa Teheran "segera" merencanakan serangan.

Beberapa rudal berhasil diintersepsi di langit Yerusalem, namun banyak di antaranya tampak terus melaju ke arah pesisir dan wilayah tengah Israel, disertai suara bom yang meledak di kejauhan. Di tepi Kota Tua, banyak warga yang berhenti dan menyaksikan rudal-rudal tersebut terbang di atas mereka dalam serangan yang tampaknya belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekitar 10 menit kemudian, gelombang kedua rudal terpantau melintasi kota, kali ini dari arah yang berbeda. Kilatan terang dari upaya intersepsi terlihat di langit diiringi suara ledakan keras.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan dalam pidato yang disiarkan di televisi bahwa tidak ada laporan cedera di darat saat Iran menembakkan sekitar 200 roket.

Ia menambahkan bahwa tampaknya tidak ada lagi ancaman senjata masuk dari Iran "untuk saat ini" tetapi menambahkan bahwa Israel tetap siap.

Iran telah berjanji akan membalas Israel atas serangkaian serangan terhadap Iran dan milisi yang didukungnya di seluruh Timur Tengah, termasuk Hizbullah.

Harga Minyak Melejit, Harga Emas Melonjak 1%

Harga minyak naik sekitar 3% pada hari Selasa (1/10/2024) setelah Iran meluncurkan serangkaian rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kampanye Israel terhadap sekutu Iran, Hizbullah, di Lebanon.

Berdasarkan data Refinitiv harga minyak Brent naik US$1,86, atau 2,6%, menjadi US$73,56 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$1,66, atau 2,4%, menjadi US$69,83 per barel. Sebelumnya pada hari itu, kedua patokan minyak mentah sempat naik lebih dari 5%.

Harga emas melonjak lebih dari 1% pada hari yang sama karena permintaan aset safe haven meningkat, seiring ketakutan akan perang besar-besaran di Timur Tengah semakin memuncak setelah Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel. Harga emas di pasar spot naik 1% menjadi US2.661,63 per troy ons. 

Kenaikan harga kedua komoditas tersebut dapat mendorong harga saham di sektor tersebut pada perdagangan hari ini. Sebab pergerakan harga komoditas memiliki korelasti positif terhadap pergerakan harga saham. Jika harga komoditas naik, harga saham mengikuti.

Meskipun Sedang Libur, Pasar Saham China Diperkirakan Akan Banjir Investor

Bursa saham China tengah tutup karena libur panjang selama satu minggu untuk Hari Nasional. Pasar saham Tiongkok akan ditutup mulai Selasa (1/10/2024) hingga 7 Oktober 2024.

Investor global mulai bersiap untuk kembali ke pasar China dipicu upaya pemerintah setempat untuk memperbaiki perlambatan ekonomi dan menghidupkan kembali minat investor terhadap pasar saham dalam jangka panjang.

Langkah-langkah pemerintah China untuk menarik dana ke ekuitas dan mendorong belanja konsumen telah meningkatkan daya tarik valuasi perusahaan-perusahaan China membuat investor memalingkan fokusnya kepada pasar saham China.

"Kami akan sangat disiplin, tetapi secara keseluruhan kami merasa ada lebih banyak potensi keuntungan daripada kerugian," kata Gabriel Sacks, manajer portofolio pasar negara berkembang di Abrdn, yang mengelola aset senilai 506 miliar pound (US$677 miliar).

Sacks mengatakan bahwa kelompok tersebut membeli saham di China secara "selektif" minggu lalu dan akan menunggu rencana kebijakan yang lebih rinci dari Beijing setelah serangkaian janji dukungan ekonomi yang tidak biasa, yang telah menghasilkan reli pasar saham yang tajam dalam beberapa hari terakhir.

Pergerakan indeks saham ChinaFoto: Refinitiv
Pergerakan indeks saham China

Selain itu, Exchange-traded funds (ETF) yang berfokus pada ekuitas China mengalami aliran masuk besar dalam tiga hari terakhir, didorong oleh optimisme setelah langkah-langkah stimulus agresif yang diumumkan oleh pemerintah setempat. 

Menurut data dari LSEG Lipper, ETF ekuitas asing menerima aliran masuk sebesar US$2,4 miliar dalam tiga sesi perdagangan terakhir pada September. Sebelumnya, dana yang sama telah mengalami aliran keluar sebesar US$2,7 miliar sejak awal tahun hingga 25 September.

Selama tiga sesi perdagangan tersebut, Xtrackers Harvest CSI 300 China A-Shares ETF (ASHR.N) menarik sekitar $518,21 juta aliran masuk, sementara iShares Core CSI 300 ETF (RMB 82846.HK) dan iShares China Large-Cap ETF (FXI) mencatat pembelian bersih masing-masing sebesar US$302,3 juta dan US$295,8 juta.

Inflow Dana  ke Pasar ChinaFoto: Refinitiv
Inflow Dana ke Pasar China
(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular