Era Suku Bunga Tinggi Selesai, Saatnya Investor Pesta Pora?
- Era suku bunga tingi telah berakhir setelah BI dan The Fed kompak memangkas suku bunga
- Suku bunga The Fed dipangkas 50 basis poin
- Bank Indonesia neburubjab
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia dan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed resmi mengakhiri tren suku bunga tinggi. Keduanya telah memangkas suku bunga untuk pertama kali dalam beberapa tahun terakhir.
Pemangkasan suku bunga acuan kedua bank sentral, yang hasilnya kejutan dibandingkan ekspektasi pasar, akan membuat pasar keuangan Indonesia bergejolak hari ini. Adapun ulasan lengkapnya bisa dibaca di halaman tiga.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi tipis pada perdagangan Rabu (18/9/2024), meski Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya pada hari ini. HSG ditutup turun tipis 0,03% ke posisi 7.829,13.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 12 triliun dengan volume transaksi mencapai 28 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 282 saham naik, 295 saham turun, dan 222 saham stabil.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling parah koreksinya sekaligus menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini yakni mencapai 2,59%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (18/09/2024) bersamaan dengan rilis keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang memutuskan memangkas suku bunganya.
Melansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.330/US$, nilai ini setara dengan penutupan hari lalu. Rupiah masih berkutat pada level Rp15.300/US$-an.
Pasar saham maupun nilai rupiah bergerak merespon BI yang memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada September 2024. BI rate ditetapkan menjadi 6% dari sebelumnya 6,25%.
Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024).
Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI mengerek suku bunga sebesar 275 bps sepanjang Agustus 2022-April 2024 sebelum menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024.
Sementara itu, pasar obligasi juga terpantau mulai dibeli investor, tetapi masih dalam level stabil. Hal ini tercermin dari yield obligasi acuan dengan tenor 10 tahun yang turun sebesar 0,2% dalam sehari menjadi 6,55%%.
Perlu dicatat, pergerakan yield pada obligasi berbanding terbalik dengan harga. Artinya, ketika imbal hasil turun, maka harga sedang mengalami kenaikan yang mencerminkan investor membeli surat negara tersebut.
//
(ras/ras)