Newsletter

Era Suku Bunga Tinggi Segera Usai, IHSG - Rupiah Siap Happy Weekend!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
Jumat, 13/09/2024 06:00 WIB
Foto: ilustrasi Jerome Powell (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)
  • Pasar keuangan RI bergerak beragam kemarin, tetapi IHSG masih menunjukkan tajinya melesat ke level tertinggi baru.
  • Wall Street semalam ditutup hijau, membawa gairah untuk menularkan positif ke pasar saham RI hari ini.
  • Sentimen pasar akhir pekan ini semakin optimis the Fed pangkas suku bunga 25 bps setelah data pasar tenaga kerja tetap stabil dan inflasi melandai.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI pada perdagangan kemarin Kamis (12/9/2024) bergerak beragam. IHSG cetak rekor ATH lagi, tetapi rupiah melemah dan obligasi di lego investor.

Sentimen selengkapnya terkait proyeksi perdagangan pasar hari ini, Jumat (13/9/2024) silahkan bisa dibaca pada halaman ketiga artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bergairah dan kembali mencetak rekor tertinggi barunya pada perdagangan Kamis (12/9/2024), setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) yang melandai lebih dari ekspektasi pasar.

IHSG ditutup menguat 0,48% ke posisi 7.798,15. IHSG juga sempat menyentuh level psikologis 7.800 di sepanjang perdagangan. Namun di akhir perdagangan, IHSG gagal untuk bertahan di level psikologis tersebut.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan mencapai sekitar Rp 14 triliun dengan volume transaksi mencapai 44 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 309 saham naik, 249 saham turun, dan 238 saham stabil.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling kencang penguatannya sekaligus menjadi penopang terbesar IHSG, yakni mencapai 7,61%.

Dari sisi saham, emiten pertambangan batu bara yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 10,8 indeks poin.

Selain itu, ada pula emiten teknologi data center yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan emiten teknologi super apps PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang juga turut menopang IHSG yakni masing-masing sebesar 9,8 indeks poin dan 9 indeks poin.

Berikut saham-saham penopang IHSG pada akhir perdagangan kemarin Kamisi.

 

IHSG kembali bergairah dan kembali mencetak ATH barunyai, setelah dirilisnya data inflasi AS yang melandai lebih dari ekspektasi pasar.

Pada Rabu, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm)pada bulan lalu setelah naik dengan tingkat yang sama pada Juli lalu. Ini sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.

Sementara dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), data IHK AS pada Agustus tercatat mengalami inflasi 2,5%. Inflasi ini menjadi yang paling lambat sejak Februari 2024 dan lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan tumbuh 2,6% yoy dari inflasi 2,9% pada Juli 2024.

Beralih ke nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kemarin malah terpantau ditutup melemah.

Menurut data dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup Rp15.425./US$, turun 0,19% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

 

Pada penutupan kemarin, pergerakan rupiah bersamaan dengan melandai-nya data inflasi AS yang dirilis Rabu malam (11/09/2024).

Data inflasi konsumen yang melambat lebih dari perkiraan pasar memunculkan harapan akan kemungkinan penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) dalam waktu dekat.

Seiring dengan melemahnya rupiah, pasar obligasi juga terpantau dijual investor, tetapi masih dalam level stabil. Hal ini tercermin dari yield obligasi acuan dengan tenor 10 tahun yang naik tipis sebesar 0,11% dalam sehari menjadi 6,58%.

Perlu dicatat, pergerakan yield pada obligasi berbanding terbalik dengan harga. Artinya, ketika imbal hasil naik, maka harga sedang mengalami penurunan yang mencerminkan investor menjual surat negara tersebut.


(tsn/tsn)
Pages