Newsletter

Era Suku Bunga Tinggi Segera Usai, IHSG - Rupiah Siap Happy Weekend!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
13 September 2024 06:00
Deretan layar televisi di lantai Bursa Efek New York, memperlihatkan Ketua Federal Reserve Jerome Powell, Rabu, 31 Juli 2024. (AP/Richard Drew)
Foto: Deretan layar televisi di lantai Bursa Efek New York, memperlihatkan Ketua Federal Reserve Jerome Powell, Rabu, 31 Juli 2024. (AP/Richard Drew)

Pasar saham AS atau Wall Street pada perdagangan Kamis malam sampai Jumat dini hari waktu Indonesia (12-13 September 2024) berhasil ditutup hijau.

Hal tersebut seiring dengan optimisme pasar akan penurunan suku bunga the Fed secara soft landing sebesar 25 basis poin (bps).

S&P 500 (SPX) terpantau naik 42,70 poin, atau 0,77%, dan ditutup di 5.596,83, Nasdaq Composite (IXIC) naik 175,63 poin, atau 1,01%, menjadi 17.571,16. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat 243,64 poin, atau 0,60% ke posisi 41.105,35.

Saham-saham berkapitalisasi kecil Russell yang lebih sensitif terhadap ekonomi berkinerja lebih baik sepanjang perdagangan semalam.

Mengutip Reuters, Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana mengatakan "Mungkin ada perburuan saham murah. Saham berkapitalisasi kecil adalah area yang tertinggal sepanjang tahun dan cenderung sensitif terhadap suku bunga, jadi jika suku bunga turun, mungkin akan berdampak baik,"

Dari sisi sentimen, semalam rilis Indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik 0,2% pada Agustus, dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan 0,1%. Angka inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%.

Secara terpisah, klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara mencapai 230.000 untuk minggu yang berakhir pada 7 September, sejalan dengan perkiraan pasar..

Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia menyatakan data pekan ini cukup meyakinkan untuk the Fed bisa pivot secara lebih konservatif.

"Data minggu ini cukup menegaskan bahwa kita tidak mungkin mengalami pendaratan keras dan bahwa kita sedang mengalami pendaratan lunak. Inflasi turun pada angka konsumen dan produsen," ungkap Peter.

Ia menambahkan "Selama investor melihat adanya penurunan suku bunga dan jalan ke depan untuk penurunan suku bunga, mereka akan gembira dengan prospek di pasar saham dan khususnya sektor yang sedang mengalami pertumbuhan,"

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular