Newsletter

Kabar Gembira! Inflasi AS Makin Mendingin, Pasar RI Siap Pesta Pora

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
12 September 2024 06:00
Patung Fearless Girl menghadap Bursa Efek New York pada 2 Juli 2024, di New York. Sebagian besar saham global melemah setelah indeks acuan berakhir lebih tinggi di Wall Street. (AP Photo/Peter Morgan)
Foto: Patung Fearless Girl menghadap Bursa Efek New York pada 2 Juli 2024, di New York. Sebagian besar saham global melemah setelah indeks acuan berakhir lebih tinggi di Wall Street. (AP Photo/Peter Morgan)

Bursa saham AS atau Wall Street pada sepanjang perdagangan Rabu malam sampai Kamis dini hari (11-12 September 2024) berhasil ditutup hijau setelah data inflasi yang melandai memperkuat prospek pemangkasan suku bunga.

Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 124,75 poin, atau 0,31%, menjadi 40.861,71, S&P 500 (SPX) menguat 58,6 poin, atau 1,07% ke posisi 5.554,12. Sementara Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 369,65 poin, atau 2,17%, menjadi 17.395,53.

Penguatan bursa saham AS ini melaju kencang menjelang penutupan setelah pada awal perdagangan sempat terkoreksi.

Ketiga indeks acuan tersebut berbalik arah menguat ditopang sektor teknologi, terutama dari saham-saham chip yang menempatkan Nasdaq memimpin penguatan.

Apresiasi terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja semalam melaporkan kinerja Indeks Harga Konsumen (IHK) melandai lebih baik dari perkiraan yang kemudian memicu peningkatan peluang pemangkasan suku bunga bulan ini.

Menurut laporan terbaru dari Badan Pusat Statistis AS, inflasi inti, yang dipandang lebih mencerminkan tekanan harga jangka panjang, naik 3,2% dibandingkan tahun sebelumnya, sesuai dengan perkiraan ekonom. Secara bulanan, inflasi inti meningkat 0,3%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi ekonom sebesar 0,2%.

Sementara itu, inflasi headline atau IHK utama naik 2,5% secara tahunan, sedikit di bawah ekspektasi 2,6%, namun tetap menunjukkan pelonggaran dari level sebelumnya 2,9% di bulan Juli.

Mengutip Reuters, Chuck Carlson, kepala eksekutif di Horizon Investment Services di Hammond, Indiana menyampaikan "Laporan inflasi memberikan sedikit keuntungan bagi para pelaku pasar yang khawatir inflasi dan juga memberikan keuntungan bagi para pelaku pasar yang khawatir inflasi,"

Carlson menambahkan "Setidaknya pada awalnya hari ini, ada perasaan bahwa pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin tidak akan terjadi,"

"Mungkin sekarang investor mulai berpikir bahwa mungkin itu bukan hal yang buruk." pungkasnya.

Pada pandangan terakhir, pasar keuangan telah memperkirakan 85% kemungkinan bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan minggu depan, dengan peluang yang semakin mengecil sebesar 15% untuk pemangkasan dua kali lipat sebesar 50 bp, menurut FedWatch Tool milik CME.

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular