
Fokus Data Genting AS, IHSG - Rupiah Kemana?

Pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bergerak beragam jelang rilis data inflasi nanti malam
Dow Jones Industrial Average turun 92,63 poin, atau 0,23%, menjadi 40.736,96, S&P 500 menguat 24,47 poin, atau 0,45%, menjadi 5.495,52, dan Nasdaq Composite naik 141,28 poin, atau 0,84%, menjadi 17.025,88.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat sementara harga minyak mentah Brent mencapai titik terendah dalam 3-1/2 tahun pada hari Selasa di tengah kekhawatiran atas melemahnya permintaan global sehari menjelang data inflasi utama.
Pelaku pasar bersiap menyambut laporan indeks harga konsumen dari Departemen Tenaga Kerja, dan debat pertama antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump , yang terlibat dalam persaingan ketat untuk menduduki Gedung Putih.
Data dari China yang menunjukkan lonjakan ekspor tampaknya merupakan antisipasi tarif yang lebih ketat dari mitra dagang, termasuk pemerintahan AS yang akan datang.
Saham teknologi berkapitalisasi besar dan saham terkait teknologi membantu mendorong Nasdaq, sementara S&P 500 membukukan kenaikan yang lebih moderat dan indeks Dow berakhir di zona merah.
"Hari ini benar-benar terasa seperti masa tenang sebelum badai," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha. "Kita tentu akan menyaksikan debat presiden pertama antara Trump dan Harris malam ini, tetapi kemudian kita akan melihat data inflasi CPI besok dan investor sedang mogok sekarang karena tidak ada aksi beli atau jual besar-besaran."
Saham bank-bank besar berada di bawah tekanan setelah Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve Michael Barr mengumumkan revisi besar-besaran rencana modal bank.
Sektor ini semakin terguncang setelah JPMorgan Chase mengeluarkan peringatan pendapatan bunga karena suku bunga diperkirakan akan turun.
Peringatan dari JPMorgan Chase "adalah pengingat bahwa masih ada beberapa keretakan dalam perekonomian saat kita memasuki akhir tahun," tambah Detrick.
Laporan CPI hari Rabu diperkirakan menunjukkan inflasi bergerak mendekati target Federal Reserve sebesar 2%, mencerminkan keyakinan Ketua Fed Jerome Powell bahwa pertumbuhan harga terkendali, dan melemahnya pasar tenaga kerja menunjukkan sudah tiba saatnya untuk penurunan suku bunga.
(tsn/tsn)