Newsletter

Wall Street Menghijau Vs Kabar Genting China, IHSG - Rupiah Aman?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
10 September 2024 06:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pergerakan pasar keuangan pada hari ini, Selasa (10/9/2024) ada potensi rebound mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang semalam ditutup menguat signifikan lebih dari 1%.

Sementara dari sisi sentimen eksternal, pelaku pasar akan banyak menanti data dari Tiongkok, terutama setelah kemarin melaporkan inflasi kemudian hari ini dilanjutkan neraca dagang.

Kemudian untuk dalam negeri akan ada rilis data dari Bank Indonesia (BI) terkait laporan penjualan eceran periode Juli 2024 yang semakin melengkapi data indeks keyakinan konsumen (IKK) kemarin.


Berikut rincian sentimen yang akan mempengaruhi gerak pasar hari ini :

Inflasi China Melambat, Hari Ini Pasar Tunggu Neraca Dagang

Pada Senin (9/9/2024) China mengumumkan tingkat inflasi konsumen serta tingkat inflasi produsen.

Konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan inflasi China pada Agustus akan tumbuh lebih cepat menjadi 0,7% year-on-year (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh 0,5% yoy. Sementara inflasi bulanan diperkirakan akan stabil di 0,3% month on month (mom).

Sayangnya, inflasi China tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada Agustus, hanya 0,6% yoy. Sementara dalam basis bulanan tumbuh 0,4%.

 

Seiring dengan inflasi konsumen yang melambat. Indeks harga produsen (PPI) di Tiongkok pada Agustus malah mengalami deflasi 1,8%, lebih dalam dari perkiraan sebesar 1,4% dan bulan sebelumnya 0,8%.

Pada hari ini, pasar akan kembali fokus menanti data neraca dagang China untuk periode Agustus 2024.

Berdasarkan data Trading Economics, neraca dagang China diperkirakan turun pada Agustus 2024 menjadi US$83,9 miliar. Sebelumnya tercatat US$84,65 miliar pada Juli 2024.

Proyeksi neraca dagang Negeri Tirai Bambu tersebut turun akibat tingkat ekspor yang tumbuh melambat menjadi 6,5% yoy pada Agustus, dibandingkan Juli tumbuh lebih ekspansif yakni 7% yoy. Sementara tingkat impor diperkirakan hanya tumbuh 2% yoy dibandingkan Juli 2024 7,2% yoy.

Perlu dicatat, inflasi di Tiongkok terbilang cukup rendah, dengan kondisi yang melambat tak sesuai ekspektasi, jika ditambah neraca dagang ikut mengalami kondisi yang sama, ini akan semakin menunjukkan ekonomi negeri tirai bambu yang semakin loyo.

Padahal, posisi China merupakan mitra utama perdagangan Indonesia baik ekspor maupun impor. Oleh karena itu, data ekonomi sang Naga Asia ini patut diperhatikan lantaran akan mempengaruhi perdagangan di Tanah Air.

Keyakinan Konsumen RI Meningkat

Beralih ke sentimen domestik, pada hari ini pasar akan menanti rilis data dari Bank Indonesia (BI) terkait penjualan ritel periode Juli 2024, setelah kemarin BI melaporkan survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia untuk periode Agustus 2024.

Survei Konsumen BI pada Agustus 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 sebesar 124,4, lebih tinggi dibandingkan 123,4 pada bulan sebelumnya.

Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menuturkan meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2024 didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang tetap optimis dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menguat.

"IKE yang tetap optimis terutama didorong oleh Indeks Penghasilan Saat Ini. Sementara itu, IEK tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada Indeks Ekspektasi Penghasilan," ujar Erwin, Senin (9/9/2024).

Pada Agustus 2024, menurut BI, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan IKK tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran >Rp5 juta.

Peningkatan IKE Agustus 2024 terutama didorong oleh Indeks Penghasilan Saat Ini yang meningkat 1,5 poin menjadi sebesar 122,9. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods ) juga tetap terjaga pada area optimis, masing-masing sebesar 107,6 dan 111,5.

Lebih lanjut, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau meningkat. Hal ini tercermin dari IEK Agustus 2024 yang berada dalam zona optimis meningkat sebesar 1,6 poin menjadi sebesar 134,9.

Menguatnya IEK didorong oleh peningkatan seluruh komponennya, yaitu ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha, masing-masing meningkat menjadi sebesar 140,0, 132,2, dan 132,6

Berlanjut pada hari ini, data penjualan ritel oleh BI akan rilis untuk periode Juli 2024 yang diperkirakan tumbuh 3% dari sebelumnya 2,7%.

Jika data penjualan ritel yang akan rilis nanti sesuai dengan perkiraan, setelah kemarin data ekspektasi dan keyakinan konsumen masih meningkat. Maka, ini setidaknya bisa meredakan kekhawatiran masyarakat soal penurunan daya beli akibat deflasi yang terjadi selama empat bulan beruntun di tengah kondisi manufaktur sedang terkontraksi.

Halaman 4 >>

(tsn/tsn)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular