
Wall Street Menghijau Vs Kabar Genting China, IHSG - Rupiah Aman?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street rebound signifikan setelah pekan lalu bergerak cukup mengecewakan.
Hal tersebut terjadi meskipun dolar menguat akibat pelaku pasar menanti data lebih lanjut untuk menguatkan prospek pelonggaran kebijakan the Fed.
Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 484,28 poin, atau 1,2%, menjadi 40.829,69, S&P 500 (SPX) menguat 62,65 poin, atau 1,16%, menuju angka 5.471,07. Sementara Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 193,77 poin, atau 1,16%, ke posisi 16.884,60.
Ketiga indeks saham utama AS melonjak lebih dari 1%, dengan S&P 500 dan Dow bangkit setelah koreksi empat hari beruntun dan membalikan posisi dari penyusutan mingguan paling terpuruk sejak Maret 2022.
Nasdaq, indeks yang penuh dengan emiten teknologi juga memulihkan kinerja mingguan setelah mengalami penurunan terbesar sejak Januari 2022 pada akhir pekan lalu.
Optimisme pasar kembali masuk ke pasar saham terjadi di tengah menguatnya Greenback menjelang laporan Indeks Harga Konsumen yang sangat dinantikan pada hari Rabu.
Mengutip, Reuters, Greg Bassuk, CEO AXS Investments yang berbasis New York mengatakan ada dua hal yang membuat investor kembali mengakumulasi saham.
"Dua hal sedang terjadi," ungkapnya,
Lebih lanjut Greg menjelaskan "Investor mulai menginvestasikan kembali uang mereka setelah penjualan berlebihan minggu lalu, dan kedua, semua orang optimis dengan pemangkasan suku bunga Fed."
Data yang beragam minggu lalu, terutama laporan ketenagakerjaan pada Agustus, menyebabkan investor mengurangi ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mengeluarkan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) ketika mengadakan pertemuan kebijakan minggu depan.
Namun, pandangan terakhir menurut alat FedWatch CME pelaku pasar lebih optimis the Fed memangkas suku bunga dengan soft landing sebesar 25 bps dengan peluang 71%. Sisanya, hanya 29% kemungkinan terjadi penurunan sebesar 50 bps.
Halaman 3 >>
(tsn/tsn)