NEWSLETTER

Ekonomi AS Mulai Tersungkur, Saatnya Merayakan Kabar Buruk Amerika?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
05 September 2024 06:01
wall street
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup beragam pada perdagangan Selasa waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite turun untuk sesi kedua berturut-turut, memulai bulan September dengan kinerja yang kurang memuaskan.

S&P 500 turun 0,16% menjadi 5.520,07, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,3% menjadi 17.084,30. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average menjadi pengecualian dengan naik tipis 38,04 poin atau 0,09% menjadi 40.974,97.

"Setidaknya , Anda melihat ada sedikit pembelian setelah penurunan kemarin. Investor sedikit cemas; ini adalah perdagangan dengan keyakinan rendah. Semua orang menunggu laporan ketenagakerjaan hari Jumat ini, dan sampai saat itu, kita berada dalam kondisi yang stagnan."kata Keith Lerner, co-chief investment officer Truist. kepada CNBC International.

Nvidia turun 1,7% setelah laporan Bloomberg menyebutkan bahwa Departemen Kehakiman AS mengirimkan panggilan pengadilan kepada pembuat chip tersebut. Ini terjadi setelah Nvidia jatuh lebih dari 9% pada hari Selasa di tengah penurunan yang lebih luas pada saham semikonduktor.

Beberapa saham teknologi besar dan chip kembali menguat pada hari Rabu, dengan Advanced Micro Devices dan Tesla masing-masing naik sekitar 3% dan 4%. Meta Platforms, Marvell Technology, Broadcom, dan Qualcomm juga sedikit menguat.

Saham-saham bangkit dari posisi terendahnya ketika kurva imbal hasil pasar Treasury kembali ke keadaan normal untuk sementara waktu. Kurva ini sebelumnya terbalik dengan imbal hasil obligasi 10 tahun lebih rendah dari imbal hasil obligasi dua tahun, yang merupakan sinyal resesi umum dan sempat membuat investor khawatir. Pada  Rabu, imbal hasil 10 tahun kembali sejajar dengan imbal hasil 2 tahun dan sempat sedikit lebih tinggi.

Wall Street baru saja mengalami sesi yang merugi, dengan tolok ukur utama mencatat hari terburuk sejak penjualan besar-besaran pada 5 Agustus, karena saham-saham chip mengalami kesulitan dan data ekonomi terbaru mengindikasikan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat.

Para pedagang bersiap untuk volatilitas lebih lanjut di bulan September, dengan banyak yang mengantisipasi penurunan 5% atau lebih dalam periode yang secara historis lemah untuk ekuitas. Namun, penurunan seperti yang dialami dalam beberapa minggu terakhir tidak seharusnya menghalangi investor, menurut Sid Vaidya, kepala ahli strategi investasi di TD Wealth.

"Dari sudut pandang kami, ini adalah volatilitas jangka pendek yang normal," katanya. "Kami tidak akan mengubah posisi apapun berdasarkan kondisi satu setengah hari terakhir."

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular