Pemilik Emas Siap-siap Sport Jantung, Ada Banyak Kabar Genting dari AS

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
26 August 2024 06:30
Emas. (Dok. Pixabay)
Foto: Emas. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak fluktuatif pada pekan ini karena rilis data-data yang menjadi kunci kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed.

Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan awal Senin (26/8/2024) pukul 5.43 WIB, harga emas dunia menguat tipis 0,03% ke US$2.512,89 per troy ons.

Pada pekan ini akan ada rilis data perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 akan dirilis pada pekan depan tepatnya pada Kamis mendatang.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan produk domestik bruto (PDB) perkiraan kedua AS pada kuartal II-2024 akan tumbuh 2,4%, sedikit menurun dari perkiraan awal PDB AS pada kuartal II-2024 sebesar 2,8%.

Setiap perubahan dapat memengaruhi ekspektasi terhadap langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berikutnya, meski The Fed sudah mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang.

Revisi ini juga akan sangat penting untuk menilai ketahanan ekonomi AS dalam menghadapi potensi penurunan suku bunga.

Tak hanya data perkiraan kedua dari PDB AS, data indeks keyakinan konsumen (IKK) AS periode Agustus 2024 juga akan dirilis pada pekan ini, tepatnya pada Selasa mendatang.

Kepercayaan konsumen di AS telah menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi dan laporan bulan Agustus akan menjadi barometer sentimen konsumen di tengah ketidakpastian ekonomi.

Pembacaan yang kuat dapat memperkuat argumen untuk pendekatan yang lebih lunak oleh The Fed, sementara penurunan dapat meningkatkan kekhawatiran tentang prospek ekonomi.

Data inflasi personal atau indeks harga konsumen (IHK) personal consumption expenditure (PCE) AS periode Juli 2024 juga akan dirilis pada pekan ini tepatnya pada Jumat mendatang.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan inflasi PCE AS pada bulan lalu tidak banyak berubah atau masih sama seperti pada Juni lalu yakni tumbuh 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE AS diperkirakan naik sedikit menjadi 0,2%.

Jika benar demikian, maka 'amunisi' The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang cukup besar.

Sebelumnya pada Simposium Jackson Hole, Wyoming Jumat lalu, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga mungkin segera dilakukan, meskipun ia tidak memberikan indikasi pasti mengenai waktu atau besaran pemangkasan tersebut.

Waktunya telah tiba untuk menyesuaikan kebijakan," kata Powell dalam pidato utamanya yang sangat dinantikan pada pertemuan tahunan Fed di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (23/8/2024).

"Arah perjalanan sudah jelas, dan waktu serta kecepatan pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," tuturnya, dilansir CNBC International.

Powell menekankan bahwa meskipun inflasi telah menurun secara signifikan, Fed sekarang dapat lebih fokus pada mandat ganda mereka untuk menjaga perekonomian tetap dekat dengan kondisi lapangan kerja penuh.

"Inflasi telah menurun secara signifikan. Pasar tenaga kerja tidak lagi terlalu panas, dan kondisi saat ini tidak seketat sebelum pandemi," ujar Powell.

Meski demikian, Powell tidak memberikan petunjuk jelas mengenai kapan pemangkasan suku bunga akan dimulai. Tetapi, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September.

Powell juga mencatat bahwa kenaikan inflasi yang terjadi adalah "fenomena global," yang disebabkan oleh "peningkatan cepat dalam permintaan barang, rantai pasokan yang terganggu, pasar tenaga kerja yang ketat, dan kenaikan tajam harga komoditas."

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation