Newsletter

Adu Kuat Sentimen Politik & Pemangkasan Suku Bunga: Siapa Unggul?

Revo M, CNBC Indonesia
22 August 2024 06:02
Ilustrasi bearish market vs bullish market
Foto: Pixabay/gerd Altmann
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin, IHSG menguat sementara rupiah melemah
  • Wall Street kompak menguat setelah risalah FOMC keluar
  • Keputusan suku bunga BI, risalah The Fed, dan politik dalam negeri yang memanas diperkirakan akan menggerakkan pasar keuangan dalam negeri

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup variatif pada Rabu (21/8/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih diborong investor asing khususnya Surat Berharga Negara (SBN).

Pasar keuangan diperkirakan masih bergerak cukup volatil pada hari ini, Kamis (22/8/2024) dengan terdapat beberapa sentimen yang dan agenda hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini

IHSG pada perdagangan kemarin (21/8/2024) ditutup di zona hijau. Pada akhir perdagangan kemarin, IHSG berakhir di 7.554,59 atau menguat 0,27% dalam sehari. IHSG kembali mencetak rekor tertinggi (all time high/ATH) barunya pada hari ini.

Tak hanya kembali mencetak rekor, perdagangan pada hari ini juga masih cukup ramai, meski tak seramai kemarin. Nilai transaksinya mencapai Rp14 triliun dengan volume transaksi mencapai 23 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 268 saham menguat, 295 saham melemah, dan 231 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor transportasi menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan kemarin, yakni mencapai 0,88%.

Sementara dari sisi saham, dua emiten perbankan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menjadi penopang indeks kemarin, yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang mencapai 16,48 indeks poin dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 4,66 indeks poin.

Beralih ke pasar mata uang, rupiah terpantau mematahkan tren penguatan tiga hari beruntun terhadap dolar AS sebesar 0,32% ke level Rp15.480/US$.

Depresiasi rupiah ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk menahan suku bunganya di level 6,25%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/8/2024).

Hasil tersebut sesuai dengan hasil konsensus yang dilakukan CNBC Indonesia yang menghimpun 13 lembaga/institusi. Dalam konsensus tersebut 12 lembaga memprediksi BI rate akan tetap di level 6,25% dan 1 lembaga memprediksi terjadi pemangkasan 25 (basis poin/bps) menjadi 6,00%.

Selanjutnya, imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau mengalami penurunan dari 6,625% menjadi 6,606%.

Penurunan imbal hasil ini semakin memperpanjang tren penurunan yang telah terjadi tujuh hari beruntun atau sejak 13 Agustus 2024.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan minat investor mulai kembali lagi ke SBN.

Pasar saham AS terpantau sumringah setelah ringkasan pertemuan kebijakan The Fed bulan lalu memperkuat harapan akan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Dikutip dari CNBC International, Nasdaq Composite naik 0,57% menjadi 17.918,99, juga mencatatkan hari positif kesembilan dari 10 hari beruntun. Dow Jones Industrial Average naik 55,52 poin, atau 0,14%, ditutup pada 40.890,49, menandai kenaikan keenam dari tujuh terakhir. Begitu pula dengan S&P 500 yang naik 0,42% ke angka 5.620,85.

Russell 2000 tampil lebih baik, dengan indeks yang fokus pada saham kecil ini naik lebih dari 1%.

Kenaikan ini terjadi setelah pejabat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengatakan bahwa penurunan suku bunga The Fed pada September semakin terbuka. Sinyal tersebut tercermin dari risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Juli yang keluar pada Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Mayoritas peserta menunjukkan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan disesuaikan jika data ekonomi terus sesuai dengan harapan.

FedWatch CME Group menunjukkan naiknya ekspektasi peserta pasar, dengan para trader dan investor memproyeksikan peluang 100% untuk pemotongan suku bunga bulan depan, Perbedaan pendapat di pasar adalah mengenai seberapa besar angka pemangkasan.

Lebih lanjut, laporan pekerjaan AS yang lemah dan kenaikan suku bunga dari Bank of Japan (BoJ) memicu penjualan global pada 5 Agustus. Namun, saham telah rebound setelah penjualan ritel yang kuat dan laporan inflasi yang lebih lemah dari yang diharapkan membantu meredakan kekhawatiran resesi minggu lalu. Sekarang, ketiga indeks utama telah naik dibandingkan dengan posisi awal mereka di bulan Agustus.

Wall Street sekarang menunggu dengan cemas komentar dari ketua bank sentral Jerome Powell. Ketua Fed diperkirakan akan memberikan pernyataan Jumat di Simposium Ekonomi Jackson Hole, di mana dia bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang keputusan suku bunga Fed pada pertemuan September mendatang.

"Semua orang benar-benar menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan Fed berikutnya," kata Chris Zaccarelli, kepala petugas investasi di Independence Advisor Alliance. "Saya pikir pasar, setidaknya untuk sementara, telah beralih dari kekhawatiran pertumbuhan dan kembali fokus pada siklus pemotongan suku bunga Fed."

Sentimen pasar hari ini diperkirakan datang dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri BI telah mengumumkan perihal suku bunga dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan disampaikan pagi hari ini. Sementara dari luar negeri, terdapat FOMC minutes yang dilakukan oleh The Fed hingga malam harinya, data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Flash AS akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Panasnya suhu politik di Indonesia juga diperkirakan akan mempengaruhi sentimen pasar keuangan.

Politik Memanas, Demo Besar-Besaran Digelar Hari Ini

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) berencana menggelar aksi demo besar-besaran. Aksi dilakukan sebagai protes terhadap revisi Undang-Undang (UU )Pilkada yang dilakukan oleh Panitia Kerja (Panja) revisi UU Pilkada Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.

Selain mahasiswa, Partai Buruh juga akan melakukan aksi demo di Gedung DPR Senayan pada pukul 09.00 WIB. Jumlah peserta aksi sebanyak 2.000 buruh.

Protes keras sudah membanjiri lini masa sejak kemarin. Netizen di Indonesia ramai membagikan gambar garuda berlatar warna biru di media sosial dengan tulisan ""Peringatan Darurat". Pantauan CNBC Indonesia, Rabu (21/8/2024), banyak yang mengunggah Instagram Stories dengan mematrikan visual tersebut.

Di platform X, kata kunci 'Peringatan Darurat' menduduki jejeran trending topic dengan menghimpun 6.950 tweet. Bersamaan dengan itu, tagar '#KawalPutusanMK' juga merajai trending topic X dengan menghimpun 24.500 tweet.

Protes bermula dari keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan sebagian gugatan perkara nomor 60/PUU-XXII/2024 yang diajukan Partai Buruh dan Partai Gelora. Putusan dibacakan dalam sidang di gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2024). Hakim mengabulkan sebagian gugatan yang diajukan kedua partai tersebut terhadap UU Pilkada.

Dalam keputusan MK disebut partai politik (parpol) tidak perlu memiliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengajukan calon kepala daerah.

Namun, Baleg DPR kemudian memutuskan hal yang berbeda dengan MK DPR sepakat jika perubahan syarat ambang batas pencalonan Pilkada hanya berlaku untuk partai yang tidak punya kursi di DPRD. Partai yang mempunyai kursi di DPRD tetap harus memenuhi syarat 20% kursi DPRD atau 25% suara pemilu sebelumnya.

DPR juga memilih mengadopsi putusan Mahkamah Agung (MA) sehingga batas usia calon gubernur ditentukan saat pelantikan calon terpilih dan bertolak belakang dengan putusan MK.

Putusan MA Nomor 23 P/HUM/2024 pada 4 Juni 2024 menyebut batas usia 30 tahun untuk calon gubernur dan 25 tahun untuk calon bupati atau wali kota diubah menjadi berlaku saat pelantikan kepala daerah terpilih

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)

 BI telah memutuskan untuk kembali menahan suku bunganya selama empat bulan beruntun di level 6,25% pada Rabu 921/8/2024). Sementara, suku bunga Deposit Facility 5,50% dan suku bunga Lending Facility sebesar 7%.

Keputusan ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

BI juga memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga acuan atau BI rate pada kuartal IV-2024. 

"Kami masih tetap akan melihat ruang terbuka bagi penurunan BI rate pada kuartal IV," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/8/2024).

Pernyataan ini tidak berbeda dibandingkan sebelumnya. BI masih melihat risiko yang harus diwaspadai, terutama dari situasi Amerika Serikat (AS).

Perry menjelaskan, pada kuartal III fokus BI masih pada penguatan nilai tukar rupiah. Posisi BI rate yang sebesar 6,25% akan menjadi daya tarik bagi investor.

"Kuartal III fokus kami tadi kata-katanya untuk penguatan lebih lanjut stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.

Menanggapi hal ini, Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia (SSI), Fithra Faisal mengatakan bahwa BI akan mendapatkan keuntungan dari fleksibilitas yang lebih besar dalam kebijakan moneternya jika diperlukan, memungkinkan respons yang lebih efektif terhadap potensi guncangan ekonomi yang tidak terduga yang mungkin muncul dalam waktu dekat. Hal ini terutama berlaku mengingat defisit kembar Indonesia (anggaran dan neraca pembayaran) yang dipercaya akan melebar seiring dengan memasuki 2025.

BI juga berencana memberikan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial atau KLM ke perbankan yang gencar menyalurkan kredit pada sektor-sektor padat karya.

Namun, Perry menekankan, keputusan resminya akan ditetapkan setelah digelarnya review atau peninjauan pemberian insentif KLM yang rutin dilakukan setiap enam bulan sekali.

"Kemarin pendorong sektor-sektor ekonomi hilirisasi tidak hanya minerba tapi perkebunan, pertanian, peternakan, kami juga dorong sektor perumahan, pariwisata, UMKM, mikro," tegasnya.

Adapun nilai insentif KLM yang telah disalurkan ke perbankan telah mencapai Rp 255 triliun. Sebagian besar dinikmati oleh kelompok bank pelat merah.

Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan bahwa bank BUMN menerima insentif KLM senilai Rp117 triliun. Lalu bank swasta Rp109 triliun.

Sementara itu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) menerima Rp24 triliun, sedangkan bank asing Rp3,69 triliun.

Transaksi Berjalan & Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II-2024

Indonesia mencatat defisit neraca transaksi berjalan sebesar US$2,16 miliar pada kuartal I-2024, menandai kuartal keempat berturut-turut defisit dan mewakili 0,6% dari PDB negara. Dalam empat kuartal terakhir, Indonesia telah mencatatkan defisit transaksi berjalan sekitar US$6,8 miliar.

Defisit transaksi berjalan kuartal I-2024 disebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang dan peningkatan defisit neraca pendapatan primer. Defisit pada neraca jasa juga menjadi penyebab lain dari membengkaknya defisit transaksi berjalan.

Transaksi berjalan sudah mencatat defisit dalam empat kuartal beruntun. Defisit sepanjang empat kuartal beruntun ini juga cukup mengkhawatirkan karena sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin RI, transaksi berjalan selalu berada di zona merah kecuali pada 2022 di tengah terjadi commodity boom yang diikuti harga komoditas andalan RI mengalami kenaikan, seperti batu bara dan crude palm oil (minyak kelapa sawit).

Dalam RDG BI kemarin, Perry menyampaikan bahwa defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2024 akan tetap rendah. Kinerja ini didukung oleh surplus neraca perdagangan Indonesia yang telah mencapai 51 bulan beruntun sejak Mei 2020.

Sementara dari sisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), tercatat juga mengalami defisit US$6 miliar pada kuartal I-2024 dari yang sebelumnya pada kuartal IV-2023 surplus US$8,6 miliar atau berbalik arah lebih dari US$14 miliar.

PMI Manufaktur AS 

Indeks PMI Manufaktur AS berdasarkan data S&P Global direvisi sedikit lebih tinggi menjadi 49,6 pada Juli 2024 dari perkiraan awal 49,5, tetapi tetap menjadi angka terendah tahun ini, menunjukkan penurunan kondisi bisnis di sektor manufaktur AS.

Pesanan baru menurun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan sementara pekerjaan pada bisnis yang belum terselesaikan dan penambahan stok barang jadi yang hampir mencapai rekor membantu menjaga output tetap meningkat, meskipun laju ekspansi hanya marginal. Penyerapan tenaga kerja juga melunak.

Sementara itu, harga output meningkat hanya marginal dan pada laju terendah dalam setahun, tetapi biaya input meningkat secara signifikan seiring laporan harga yang lebih tinggi untuk energi, pengiriman, tenaga kerja, dan bahan baku. Kendati demikian, tingkat inflasi menurun ke level terendah dalam empat bulan.

Terakhir, optimisme bisnis kembali meningkat dengan harapan bahwa kelemahan permintaan saat ini akan bersifat sementara, dengan perbaikan bisnis baru setelah Pemilihan Presiden.

Pada malam hari ini, PMI Manufaktur Flash AS diperkirakan masih dikisaran 49,6 atau tidak banyak berubah. Artinya, aktivitas manufaktur di AS masih cukup sulit atau berada dalam teritori kontraksi.

FOMC Minutes

Risalah FOMC menunjukkan pejabat The Fed dalam pertemuan Juli mereka memberi sinyal pemangkasan suku bunga pada September semakin terbuka..

"Mayoritas besar eserta dalam pertemuan 30-31 Juli "mengamati  jika data terus muncul sesuai harapan, kemungkinan akan tepat untuk melonggarkan kebijakan pada pertemuan berikutnya," kata ringkasan tersebut.

Pasar sepenuhnya memperhitungkan pemotongan pada September, yang akan menjadi yang pertama sejak pelonggaran darurat di awal krisis Covid.

Dokumen tersebut menyatakan bahwa "beberapa [peserta pertemuan] mengamati bahwa kemajuan terbaru dalam inflasi dan kenaikan tingkat pengangguran telah memberikan kasus yang masuk akal untuk mengurangi kisaran target 25 basis poin pada pertemuan ini atau bahwa mereka bisa mendukung keputusan semacam itu."

Satu basis poin adalah 0,01 poin persentase, sehingga pengurangan 25 basis poin setara dengan seperempat poin persentase.

Dalam bahasa yang digunakan Fed dalam notulen mereka, yang tidak menyebutkan nama atau menentukan berapa banyak pembuat kebijakan yang merasa dengan cara tertentu, "beberapa" adalah angka yang relatif kecil.

Namun, ringkasan tersebut menjelaskan bahwa pejabat yakin dengan arah inflasi dan siap untuk mulai melonggarkan kebijakan jika data terus mendukung.

Sentimennya dua arah: Penanda inflasi menunjukkan tekanan harga mereda secara signifikan, sementara beberapa anggota mencatat kekhawatiran mengenai pasar tenaga kerja serta perjuangan yang dihadapi rumah tangga, terutama mereka yang berada di ujung spektrum pendapatan yang lebih rendah, dalam lingkungan saat ini.

"Mengenai prospek inflasi, peserta menilai bahwa data terbaru telah meningkatkan keyakinan mereka bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," kata notulen tersebut. "Hampir semua peserta mengamati bahwa faktor-faktor yang berkontribusi pada disinflasi terbaru kemungkinan akan terus memberikan tekanan turun pada inflasi dalam beberapa bulan mendatang."

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Aksi demo mahasiswa dan Partai Buruh di depan Gedung DPR
  • Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II-2024 (10:00 WIB)
  • Paparan Kinerja BNI Kuartal 2 2024 
  • S&P Global Manufacturing PMI Flash Inggris (15:30 WIB)
  • U.S. Initial & Continuing Jobless Claims (19:30 WIB)
  • S&P Global Manufacturing PMI Flash Amerika Serikat (20:45 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. (DPUM)

  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE)
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH)
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Multi Garam Utama Tbk. (FOLK)
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA)

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular