
Rupiah Makin Perkasa, Saatnya BI Pangkas Suku Bunga?

Sentimen pasar hari ini diperkirakan akan berpusat pada hasil rapat Bank Indonesia (BI). Setelah ada sinyal pemangkasan dari Teh Fed, publik dan investor kini menunggu apa yang akan dilakukan BI. Pelemahan indeks dolar dan imbal hasil US Treasury juga akan menjadi penggerak positif.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari ini, Rabu (21/8/2024) setelah menggelar rapat sejak Selasa (20/8 2024). Salah satu yang menjadi perhatian yakni suku bunga (BI rate) yang diproyeksikan pasar masih akan ditahan di level saat ini meski sudah mulai ada suara untuk BI memangkas suku bunganya.
Publik dan investor juga menunggu proyeksi kebijakan BI ke depan, terutama setelah The Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada September 2024. Menarik ditunggu apa BI juga akan memberi kode atau sinyal soal kapan pemangkasan suku bunga dimulai.
BI rate terakhir kali dinaikkan pada April 2024 dan ditahan pada pertemuan Mei hingga Juli di level 6,25%.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 13 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6,25%.
Sementara terdapat satu institusi yang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 (basis poin/bps) kali ini.Sebelumnya, pada RDG BI Juli lalu,
BI mempertahankan suku bunganya di level 6,25% yang secara konsisten sesuai dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
BI juga menegaskan jika kebijakan suku bunga lebih untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Dalam dua bulan terakhir, rupiah sudah menguat tajam dan tidak menimbulkan kekhawatiran.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung jauh mengalami penguatan bahkan pada perdagangan kemarin, Selasa (20/8/2024), rupiah sempat menyentuh level Rp15.460/US$ atau terkuat sejak 29 Desember 2023. Sepanjang bulan ini saja rupiah bahkan sudah menguat 5,4%.
Dolar AS dan Imbal Hasil Melemah
Indeks dolar jatuh ke 101,441 pada perdagangan kemarin, Selasa (20/8/2024). Posisi ini adalah yang sepanjang tahun ini atau lebih dari tujuh bulan. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga melandai ke 3,82% atau terendah sejak 5 Agustus 2024..
Melemahnya indeks dolar menandai penjualan besar-besaran pada dolar AS. Investor menjual dolar AS dan beralih ke instrument lain karena ada proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed. Kondisi ini berdampak positif ke rupiah karena ada kemungkinan investor meninggalkan dolar AS dan pindah ke instrument di Emerging Markets, seperti rupiah.
Dana Asing Mengalir Deras
Pemerintah menerima penawaran sebesar Rp104,0744 triliun pada lelang Surat Utang Negara, Selasa (20/8/2024). Incoming bid Asing terhadap total incoming bid adalah 23,52%.
Bids sebesar Rp 104,07 triliun adalah yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir.
Sementara itu, dari total awarded bid sebesar Rp27,00 triliun, persentase awarded bid Asing terhadap total awarded bid adalah 28,72%.
(rev/rev)