Newsletter

Jokowi Selesai, Prabowo Dimulai

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 16/08/2024 06:00 WIB
Foto: Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mendampingi Presiden RI Joko Widodo meninjau Alutsista TNI AU di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jumat (8/3/2024). (Dok. Biro Humas Setjen Kemhan)
  • Mata investor tertuju kepada pengumuman RAPBN 2025 dan Nota Keuangan, di mana menjadi gambaran pemerintahan baru
  • Ekspektasi pasar The Fed akan turunkan suku bunga 25 basis poin pada September
  • Data tenaga kerja AS terus melemah secara konsisten

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata investor akan tertuju kepada penyampaian Rancanga Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 dan Nota Keuangan.

RAPBN ini menjadi istimewa karena akan dijalankan oleh pemerintahan baru yang dipimpin oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Pasar juga akan bereaksi terhadap data tenaga kerja Amerika Serikat yang menjadi pertimbangan pengambilan keputusan bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed. 

Simak pembahasan lebih lanjut mengenai dua katalis pasar yang penting tersebut di halaman ketiga.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (15/8/2024), meski sentimen pasar global cenderung membaik setelah data inflasi terbaru Amerika Serikat (AS) kembali melandai di bawah 3%. Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup melemah 0,36% ke posisi 7.409,5.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,1 triliun dengan volume transaksi mencapai 17 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 279 saham menguat, 286 saham melemah, dan 224 saham stabil.

Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan kemarin yakni mencapai 0,73%.

Koreksi IHSG terjadi meski sentimen pasar cenderung positif setelah data inflasi terbaru AS kembali melandai hingga ke bawah 3%.

Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS naik moderat pada Juli lalu dan kenaikan inflasi tahunan melambat hingga di bawah 3% untuk pertama kalinya dalam hampir 3,5 tahun terakhir, membuka pintu lebih lebar bagi bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk memangkas suku bunga bulan depan.

Dalam 12 bulan hingga Juli, harga konsumen AS meningkat atau terjadi inflasi 2,9%, pertama di bawah 3% dan kenaikan terkecil sejak Maret 2021. Harga konsumen naik 3,0% secara tahunan pada Juni lalu. Angka ini tentunya lebih baik dari ekspektasi pasar sebelumnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) ditutup menyusut pada perdagangan Kamis (15/8/2024).

Melansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di harga Rp15.690/US$ merosot hingga 0,1% dari harga closing kemarin (14/8/2024). Pelemahan ini menghantarkan rupiah kembali pada level 15.600-an mematahkan kenaikan nilai rupiah dua hari berturut-turut.

Pelemahan nilai rupiah kali ini didorong oleh surplus perdagangan Indonesia pada Juli 2024 yang mengalami penurunan tajam menjadi US$0,47 miliar, jauh di bawah surplus US$2,39 miliar pada bulan sebelumnya dan menjadi yang terkecil sejak Mei 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pagi hari ini.

Surplus ini jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juli 2024 akan mencapai US$2,5 miliar.


(ras/ras)
Pages