Harga Emas Diramal Tembus US$ 3.300, Kapan Itu?

Emanuella B, CNBC Indonesia
09 August 2024 14:15
Emas
Foto: Pexels


Jakarta, CNBC Indonesia -
Harga emas kembali melonjak setelah ambruk lima hari beruntun. Harga sang logam mulia juga diramal bakal melesat ke depan seiring dengan proyeksi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Harga emas pada hari ini,  Jumat (9/8/2024) pukul 13.00 WIB ada di posisi US$ 2.418,07 per troy ons atau melemah 0,36%. Harga emas melemah hari ini setelah terbang 1,9% pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (8/8/2024). 

Dalam rentang waktu lima hari terakhir, harga emas mengalami fluktuasi signifikan, dengan harga tertinggi tercatat pada 2 Agustus 2024 di angka US$ 2.443,29 dan terendah pada 7 Agustus 2024 sebesar US$ 2.381,53.

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

Harga emas saat ini didorong oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga The Fed.

Pasar saat ini tengah menunggu hasil pertemuan The Fed pada  September mendatang, di mana bank sentral AS tersebut diperkirakan akan menurunkan suku bunga hingga 50 basis poin (bps).

Penurunan suku bunga ini dapat menurunkan biaya peluang bagi investor untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil, sehingga meningkatkan permintaan terhadap logam mulia ini.

Selain itu, suku bunga The Fed yang lebih rendah juga berpotensi melemahkan dolar AS. Secara historis, indeks dolar berbanding terbalik dengan harga emas karena emas diperdagangkan dalam mata uang tersebut.  Dolar yang lebih rendah membuat emas lebih murah saat dikonversi ke dalam mata uang lain sehingga minat pembeli naik.

Kenaikan harga emas juga ditopang oleh kekhawatiran resesi dan ketegangan politik di Timur Tengah.

JPMorgan baru-baru ini meningkatkan probabilitas resesi AS menjadi 35% pada akhir tahun 2024, naik dari 25% pada pertengahan tahun.

Kekhawatiran terhadap resesi ini berpotensi memperkuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas, terutama jika inflasi tetap di bawah kendali namun pertumbuhan ekonomi melambat.

Ketegangan geopolitik yang terus meningkat, terutama di Timur Tengah, juga menjadi faktor pendorong penting bagi harga emas.

Setelah terbunuhnya seorang pemimpin Hamas di Teheran, situasi di kawasan tersebut semakin memanas dengan ancaman balasan dari Iran terhadap Prancis. Ketidakpastian politik ini mendorong investor global untuk mencari aset safe haven, seperti emas, untuk melindungi nilai investasinya. Menurut Kelvin Wong, analis di OANDA, ketegangan geopolitik ini, bersama dengan penurunan hasil obligasi AS, menciptakan fundamental jangka panjang yang kuat bagi emas.

Ramalan Terbaru Harga Emas

Robert Kiyosaki, penulis buku terlaris "Rich Dad Poor Dad," meramalkan bahwa harga emas, perak, dan Bitcoin akan menguat jika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS yang akan datang.

Dalam postingannya di platform media sosial X pada 23 Juli 2024, Kiyosaki mengungkapkan bahwa kemenangan Trump akan melemahkan dolar AS dalam beberapa bulan mendatang.

Dia memperkirakan bahwa pelemahan dolar ini akan meningkatkan ekspor AS dan menciptakan lapangan kerja, yang pada gilirannya akan mendorong kenaikan harga aset seperti emas.

Kiyosaki memproyeksikan harga emas akan melonjak dari $2.400 menjadi $3.300 per ounce, perak dari $29 menjadi $79 per ounce, dan Bitcoin dari $67.400 menjadi $105.000 per koin pada Agustus 2025.

CBS News mengidentifikasi beberapa tanggal penting yang berpotensi mempengaruhi harga emas di masa mendatang.

Pertama, laporan inflasi AS yang akan dirilis pada 14 Agustus 2024. Jika inflasi menunjukkan kenaikan, harga emas bisa melonjak lebih tinggi.

Kedua, laporan pengangguran AS pada 6 September 2024, yang dapat menyebabkan pergerakan harga emas jika tingkat pengangguran terus meningkat. Ketiga, pertemuan The Fed pada 18 September 2024. Jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga, hal ini kemungkinan besar akan menjadi katalis utama bagi kenaikan harga emas.

"Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya  untuk memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. Emas juga digunakan sebagai investasi aman selama masa ketidakpastian." - Kelvin Wong, OANDA, kepada Reuters.

"Dalam waktu dekat emas akan bergerak di level $2.350 dan bergerak menuju $2.500 pada akhir tahun ini." - Peter Fung, Wing Fung Precious Metals.

"Meskipun inflasi menurun sepanjang 2024, harga emas terus meningkat, menunjukkan bahwa tidak selalu ada korelasi langsung antara penurunan inflasi dan harga emas yang lebih rendah." tulis CBC News.

J.P. Morgan Research memperkirakan harga emas diperkirakan akan naik mencapai $2.500 per ons pada akhir 2024. Pemangkasan suku bunga akan mendorong harga emas ke level nominal baru.

"Arus pergerakannya masih cenderung naik dalam beberapa kuartal mendatang, dengan perkiraan harga rata-rata $2.500 per ons pada kuartal keempat 2024 dan $2.600 per ons pada 2025, dengan risiko masih condong pada kemungkinan kenaikan lebih awal," tutur Gregory Shearer Kepala Strategi Logam Dasar dan Logam Mulia di J.P. Morgan, dikutip dari website resmi JP Morgan.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation