
Balas Dendam! Harga Emas Terbang 2% Sehari, Pemiliknya Pesta Pora

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akhirnya menguat setelah lima hari terkapar, menyusul permintaan safe-haven yang kuat dan meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada September mendatang.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan kemarin harga emas dunia (XAU) menguat 1,9% menjadi $2.426,74 per ons. Apresiasi dalam sehari tersebut berhasil mengakhiri tren koreksi emas selama lima hari beruntun. Dalam lima hari beruntun, emas terjerembab 2,7%.
Sementara pada perdagangan pagi ini, Jumat (9/8/2024) pukul 06.28 WIB harga emas terpantau masih terkoreksi tipis 0,12% ke posisi US$ 2.423,74 per troy ons.
Harga emas yang berhasil rebound kemarin salah satunya dipengaruhi permintaan safe-haven yang masih kuat di tengah ketidakpastian geopolitik.
Terbunuhnya anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah minggu lalu meningkatkan kemungkinan serangan balasan oleh Iran terhadap Israel .
Harga emas batangan dianggap sebagai lindung nilai atau safe-haven terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Melansir dari Reuters, Alex Ebkarian, chief operating officer di Allegiance Gold mengatakan emas sebagai aset safe haven masih akan diuntungkan.
"Emas diuntungkan karena menyediakan lebih banyak stabilitas dan semakin banyak investor yang menyadari bahwa ini hanyalah migrasi dari aset berisiko ke aset yang lebih aman," terangnya.
Ia juga menambahkan prospek emas masih akan kuat terdorong potensi pemangkasan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) pada September mendatang.
"Prospek emas tetap kuat, tetapi kami mengalami volatilitas yang semakin meningkat, dan bergantung pada dampak pemangkasan suku bunga, jika Fed keluar dan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 1/2 persen, maka kami mengantisipasi akan terjadi lebih banyak reli di pasar logam." jelas Alex.
Perusahaan pialang termasuk JPMorgan, Citigroup dan Wells Fargo telah memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Fed pada September setelah data pekerjaan AS minggu lalu.
Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar melihat peluang 72% pemotongan 50 basis poin (bps) pada bulan depan, naik dari 70% pada hari Senin. .
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)