Harga Emas Diramal Bangkit dari Kubur, Kapan Waktu Tepat untuk Beli?

Emanuella B, CNBC Indonesia
08 August 2024 16:43
Emas
Foto: Pexels/Michael Steinberg

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih berusaha bangkit dari keterpurukan setelah ambruk lima hari beruntun.

Merujuk data Refinitiv, harga emas pada hari ini, Kamis (8/8/2024) pukul 15.50 WIB tercatat di posisi US$ 2.394,18 per troy ons, naik 0,54% dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya.

Pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (7/8/2024) harga emas dunia (XAU) terkoreksi lagi 0,33% ke posisi US$ 2.381,53 per troy ons. Depresiasi ini menjadi yang lima hari beruntun. Selama lima hari tersebut, emas sudah ambruk 2,72% atau hampir 3%.


Dilansir dari Reuters, harga emas mengalami kenaikan pada hari ini ditopang oleh ketegangan di Timur Tengah dan optimisme terkait outlook suku bunga Amerika Serikat (AS) yang mendukung nilai logam mulia sebagai aset aman. Sementara itu, pelaku pasar menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan bank sentral The Federal Reserve (The Fed).

Kelvin Wong, analis pasar senior OANDA untuk Asia Pasifik, mengatakan bahwa faktor fundamental jangka panjang mendukung emas, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan penurunan hasil obligasi AS.

"Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. Emas juga digunakan sebagai investasi aman selama masa ketidakpastian," ujarnya, kepada Reuters.

Dalam perkembangan di Timur Tengah, Presiden Iran Masoud Pezeshkian memberi peringatan kepada rekan Prancis Emmanuel Macron bahwa Iran tidak akan tinggal diam terhadap agresi, di tengah kekhawatiran akan konflik regional lebih lanjut setelah terbunuhnya pemimpin Hamas di Teheran minggu lalu.

Peter Fung, kepala perdagangan di Wing Fung Precious Metals, memperkirakan bahwa dalam waktu dekat emas akan bergerak di level US$ 2.350 dan bergerak menuju US$ 2.500 pada akhir tahun ini.

Sementara itu, Bank Sentral China, sebagai konsumen logam mulia terbesar, menahan diri dari pembelian emas untuk cadangannya dalam tiga bulan berturut-turut pada Juli. Kebijakan bank sentral ini bisa menekan harga emas.


CNBC INDONESIA RESEARCH

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation