Newsletter

Wall Street Kebakaran, IHSG & Rupiah Dapat Ujian Berat Hari Ini

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
08 August 2024 05:57
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Pasar keuangan RI berhasil melanjutkan penguatan selama dua hari beruntun. IHSG melesat lebih dari 1%, rupiah menguat tajam, sementara obligasi masih diburu investor. 
  • Bursa AS atau Wall Street malah berbalik koreksi, pelaku pasar masih perlu mengantisipasi lantaran potensi menular ke pasar keuangan dalam negeri. 
  • Hari ini sentimen akan lebih banyak datang dari eksternal, terutama dari AS terkait perkembangan pasar tenaga kerja. 

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI bergerak sumringah pada perdagangan kemarin, Rabu (7/8/2024). IHSG melesat lebih dari 1%, rupiah menguat tajam, sementara obligasi terus diburu investor.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan melanjutkan penguatan pada hari ini. Sentimen selengkapnya terkait prospek perdagangan pasar hari ini, Kamis (8/8/2024) silahkan bisa dibaca di halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali cerah pada perdagangan kemarin, Rabu (7/8/2024), di tengah sentimen pasar global yang mulai membaik setelah beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) bersikap lebih dovish.

IHSG ditutup melesat 1,16% ke posisi 7.212,13. IHSG pun berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.200.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 7,8 triliun dengan melibatkan 13,8 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 906.608 kali. Sebanyak 364 saham naik, 178 saham turun, dan 247 saham cenderung stagnan.

Semua sektor saham pada kemarin terpantau kompak menghijau, dengan sektor transportasi memimpin dan menjadi penopang terbesar indeks mencapai 1,63%.

Dari sisi saham, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) kembali menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan, yakni mencapai 21,1 indeks poin.

IHSG kembali bergairah, di tengah membaiknya sentimen pasar global dan dalam negeri, setelah adanya nada dovish dari beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Para pejabat the Fed baru-baru ini memberikan komentar penolakan terhadap gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi.

Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, juga mengingatkan jika ambruknya saham pada pekan lalu dan Senin tidak bisa memaksa The Fed untuk memangkas suku bunga sesuai keinginan pasar. The Fed tetap bergerak sesuai data yang berkembang.

"Tidak ada dalam mandat Fed yang bertujuan untuk memastikan bahwa pasar saham merasa nyaman," kata Goolsbee, dalam wawancara dengan New York Times.

Beralih ke rupiah terpantau berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Indonesia (BI) mengumumkan data cadangan devisa (cadev) bertambah cukup signifikan.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,8% di angka Rp16.030/US$ pada kemarin Rabu (7/8/2024). Hal ini semakin memperpanjang tren penguatan selama enam hari beruntun

Perkasanya rupiah disepanjang perdagangan kemarin tak lepas dari hasil cadev yang dirilis BI dan cukup mengejutkan pelaku pasar.

Tercatat per Juli 2024, cadev RI berada di angka US$145,4 miliar atau naik US$5,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya.

"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa," tulis BI dalam siaran pers, Rabu (7/8/2024)

Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Penguatan IHSG  dan rupiah yang bersamaan, ini juga berlanjut pada Surat Berharga Negara (SBN) yang terus diburu investor. Tercermin dari yield obligasi 10 tahun Indonesia yang tampak kembali koreksi sebesar 0,25% menuju 6,80% pada akhir perdagangan kemarin. 

Yield obligasi acuan ini kokoh dalam tren melandai dan mencapai level terendah kisaran dua bulan terakhir. 

Halaman 2 >> 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu malam sampai Kamis dini hari waktu Indonesia (7- 8 Agustus 2024) ditutup kompak ke zona merah. 

Dow Jones Index berakhir koreksi 0,60% atau 234,21 poin menuju 38.763,44. S&P 500 terjun lebih dalam 0,77% atau 40,53 poin ke posisi 5.199,50, sementara indeks Nasdaq turun paling dalam, 1,05% atau 171,04 poin menjadi 16.195,810. 

Merosotnya bursa saham AS disinyalir akibat gerak saham-saham teknologi yang berbalik arah menurun dan lemahnya permintaan dalam lelang Treasury 10-tahun memicu kegelisahan investor dalam perdagangan menular. 

Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures di Charlotte, North Carolina, mengatakan investor juga mungkin mengambil keuntungan setelah saham-saham rebound pada hari Selasa.

"Anda tidak hanya mengalami penurunan seperti yang terjadi pada hari Senin dan hal itu sudah selesai. Anda biasanya menguji titik terendah lagi sebelum kita dapat keluar dari tren turun ini," katanya

Aksi profit taking setelah kemarin indeks rebound cukup wajar terjadi. Selain itu, investor juga masih mengantisipasi terhadap kemungkinan resesi AS dan lemahnya kinerja keuangan terkini, serta masih menanti data kelengkapan pasar tenaga kerja yang akan rilis pada Kamis. 

Halaman 3 >> 

Sentimen pasar pada perdagangan hari akan diwarnai dari sejumlah rilis data baik dari dalam negeri dan luar negeri, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sampai kelengkapan data pasar tenaga tenaga AS, terutama terkait klaim pengangguran mingguan. 

Pelaku pasar pada perdagangan hari ini, Kamis (8/8/2024) masih patut mengantisipasi adanya potensi koreksi lantaran tertular penutupan bursa saham AS atau Wall Street yang terpantau berbalik ke zona merah. Kembali naiknya dolar AS dan imbal hasil US Treasury juga akan menjadi cobaan berat bagi IHSG dan rupiah hari ini.

Berikut rangkuman sentimen hari ini : 

Dolar AS dan Imbal Hasil US Treasury Kembali Terbang

Indeks dolar AS dan Imbal Hasil US Treasury Menguat Lagi
Indeks dolar S kembali berlari kencang begitu pula imbal hasil US Treasury. Indeks dolar AS menguat ke 103,197 pada perdagangan kemarin, Rabu (7/8/2024) yang merupakan level terbaiknya dalam tiga hari terakhir.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun meningkat ke 3,97% pada perdagangan kemarin, posisi tertingginya dalam empat hari terakhir.

Kenaikan imbal hasil US Treasury juga bisa memicu capital outflow dari pasar keuangan Indonesia sehingga IHSG dan rupiah bisa tertekan.

Penantian Data Indeks Keyakinan Konsumen 

Pada hari ini sekitar pukul 10.00 WIB, Bank Indonesia (BI) akan melaporkan indeks keyakinan konsumen (IKK) untuk periode Juli 2024 yang diperkirakan masih di level optimis, tetapi ada potensi melambat. 

Menurut penghimpun data Trading Economics, pelaku pasar memproyeksi IKK Juli akan berada di angka 122. Ini menyusul setelah RI juga mengalami deflasi pada Juli lalu yang menunjukkan adanya perubahan pelaku pasar dalam berbelanja ke produk-produk yang lebih murah. 

Meski begitu, IKK diyakini masih akan berada di area optimis di atas level 100, melanjutkan IKK Juni 2024 yang tercatat sebesar 123,3.

Rabu kemarin, BI juga merilis data cadangan devisa periode Juli 2024. Ada potensi data ini masih bisa direspon pada perdagangan hari ini. 

Tercatat per Juli 2024, cadev RI berada di angka US$145,4 miliar atau naik US$5,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya.

"Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa," tulis BI dalam siaran pers, Rabu (7/8/2024)

Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Wait and See Data Pasar Tenaga Kerja AS 

Beralih ke sentimen dari negeri Paman Sam, setiap Kamis selalu akan ada rilis data klaim pengangguran mingguan. Data ini akan semakin melengkapi kondisi terkini pasar tenaga kerja AS. 

Melansir data Trading Economic, pasar memperkirakan klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 3 Agustus 2024 akan bertambah 240.000 dibandingkan pekan sebelumnya 249.000. 

Pekan lalu, data pasar tenaga kerja sempat mengecewakan pasar yang kemudian mengguncang keseluruhan pasar, akibat memicu peringatan resesi. 

Pelaku pasar perlu mencermati kondisi pasar tenaga kerja AS lantaran ini juga menjadi indikator penting selain inflasi yang akan menjadi petunjuk kebijakan moneter bank sentral AS atau the Fed ke depan. 

Sejauh ini, pelaku pasar optimis pemangkasan suku bunga akan dilaksanakan pada September mendatang dengan peluang sudah di atas 70%, menurut alat perhitungan CME FedWatch dan perkiraan penurunan berkisar dari 25bpsd - 50 bps.

Sebagian juga sudah ada yang memproyeksikan penurunan hingga 75bps jika alarm resesi semakin meningkat. 

Surplus Neraca Dagang China Turun, Ekspor Tak Sesuai Ekspektasi 

Sentimen berikutnya, datang dari sang Naga Asia, China yang kemarin telah merilis data terkait neraca dagang periode Juli 2024.

Surplus neraca dagang China terpantau susut menjadi US$ 84,65 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$ 99,05 miliar. Penyusutan ini lebih jauh dibandingkan proyeksi pasar yang memperkirakan hanya akan melandai ke US$ 99 miliar.

Pertumbuhan ekspor China melambat, hanya tumbuh 7% pada Juli 2024, relatif lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya 8,6% dan konsensus 9,7%. 

Meski begitu, impor sudah kembali pulih dengan tumbuh 7,2% dibandingkan bulan sebelumnya yang kontraksi sekitar 2,3%

Turunnya ekspor memicu kekhawatiran jika ekonomi global akan melambat pada paruh kedua tahun ini. Ekspor China yang melambat mencerminkan adanya ketidakpastian terkait permintaan luar negeri dan sentimen konsumen global, serta meningkatnya ketegangan geopolitik.

Namun, para analis juga menyebutkan bahwa sisi positif dari pertumbuhan impor yang lebih baik dari yang diharapkan bulan lalu menunjukkan tanda awal pemulihan dalam permintaan domestik, yang didorong oleh permintaan dari sektor kendaraan listrik.

Impor China yang mulai pulih ini akan menjadi sentimen positif bagi RI, lantaran negeri tirai bambu ini merupakan partner dagang terbesar yang kemudian akan berpengaruh terhadap neraca dagang Indonesia juga. 

Halaman 4 >> 

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Indeks Keyakinan Konsumen RI - Juli 2024 
  • Wakil Presiden Indonesia akan meluncurkan dokumen Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) (09.00 WIB)

  • Telkomsel dan Garuda Indonesia berkolaborasi untuk tingkatkan kepuasan pelanggan lewat Paket Roaming Telkomsel yaitu paket internet RoaMAX dan paket RoaMAX Multicountry

  • INDEF menggelar diskusi bertema "Industri Tekstil Menjerit, PHK Melejit" (09.00 WIB)

  • Klaim pengangguran mingguan AS untuk yang berakhir 3 Agustus 2024


Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Seremoni pencatatan perdana saham PT Esta Indonesia Tbk di Main Hall BEI, Jakarta (08.00 WIB
  • RUPST dan RUPSLB ALTO 
  • Cum date dividen interim AMAR
  • Cum date dividen interim PSSI 

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular