
The Fed Gak Mau Terpengaruh Pemilu, Dunia Kini Tunggu Inflasi AS

Jelang akhir pekan, investor berharap pergerakan IHSG dan rupiah akan tetap berada di jalur positif. Penguatan pasar keuangan RI hari ini akan didorong beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri. Terutama dari hasil pidato Ketua The Federal Reverse (The Fed) yang tengah dinanti untuk melihat kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) selanjutnya.
Powell Tegaskan Akan Pangkas Suku Bunga Jika Sudah Siap, Abaikan Pemilu
Powell pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (11/7/2024)menyampaikan testimoni dan menggelar dengar pendapat di depan Komite Layanan Keuangan DPR AS.
Sebelumnya, pada Selasa waktu AS atau Rabu dini hari waktu Indonesia, Powell suda menyampaikan testimoni di depan Senat AS Bidang Perbankan, Perumahan, dan Urusan Urban.
Di depan anggota DPR, Powell menegaskan jika The Fed independen dan kebijakan suku bunga tidak akan terkait dengan pemilu AS.
The Fed akan memutuskan memangkas suku bunga jika memang sudah saatnya.
"Pertimbangan kami adalah untuk membuat keputusan ketika dan sebagaimana keputusan itu perlu dibuat, berdasarkan data, data yang masuk, pandangan yang berkembang, dan keseimbangan risiko, dan bukan mempertimbangkan faktor-faktor lain, termasuk faktor politik," kata Powell, dikutip dari Reuters.
Sebagai catatan, AS akan menggelar pemilu pada 5 November mendatang. Ekspektasi pasar kini mengarah pada pemangkasan 25 bps pada September atau rapat terakhir sebelum pemilu. Dengan alasan itu pula banyak yang kemudian menilai keputusan The Fed bisa dipengaruhi pemilu.
"Kami memiliki sejarah panjang melakukan hal itu, termasuk selama tahun-tahun pemilihan. Tidak pantas bagi kami untuk terlibat dalam memikirkan siklus pemilihan sama sekali, baik satu arah maupun arah lain." Imbuh Powell.
Powell mengatakan tersebut dalam merespons pertanyaan dari anggota Komite, Mike Lawler, seorang anggota Partai Republik dari New York, tentang apakah pemangkasan suku bunga pada September bisa dianggap sebagai upaya untuk membantu medan permainan menjelang pemilu pada 5 November.
Keadaan ekonomi, terutama lonjakan harga properti, makanan, dan biaya lainnya dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi isu penting bagi Partai Republik mengingat sentimen publik yang tetap buruk karena harga banyak barang tetap tinggi meskipun inflasi sendiri melambat. Pemangkasan suku bunga yang awalnya diharapkan awal tahun ini ditunda setelah inflasi terbukti lebih sulit untuk ditekan daripada yang diharapkan.
Sebelumnya, dalam sesi dengar pendapat dengan Senat pada Selasa waktu AS, Powell mengisyaratkan adanya pemangkasan. Menurutnya, suku bunga tinggi yang terlalu lama bisa "melemahkan" ekonomi.
Sebagai catatan, suku bunga The Fed saat ini berada di kisaran 5,25%-5,50%, level tertinggi dalam 23 tahun terakhir. The Fed sudah mengerek suku bunga selama 11 pertemuan dari Maret 2022 hingga Juli 2023. Suku bunga 5,25-5,50% sudah bertahan selama setahun atau hingga saaat ini.
Kendati inflasi sudah melandai, Powell mengingatkan jika inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang kini dihadapi AS.
"Mengingat kemajuan yang telah dicapai baik dalam menurunkan inflasi maupun dalam mendinginkan pasar tenaga kerja selama dua tahun terakhir, inflasi yang tinggi bukanlah satu-satunya risiko yang kita hadapi," ujar Powell.
Dia menjelaskan kebijakan saat ini masih restrictive dan hal itu masih menjadi pilihan terbaik.
"Terlalu lambat atau terlalu sedikit mengurangi kebijakan yang restraint (mengekang) bisa melemahkan kegiatan ekonomi dan ketenagakerjaan secara tidak semestinya," imbuhnya.
Inflasi AS
Hari ini, Kamis (11/7/2024) AS akan mengumumkan data inflasi Juni 2024. inflasi AS diperkirakan melandai ke 3,1% (year on year/yoy) pada Juni tahun ini.
Sebagai catatan, inflasi AS pada Mei tercatat 3,3% (yoy) dan 0% (month to month/mtm).
Inflasi inti - di luar pangan dan energi- tercatat 3,4% (yoy) pada Mei 2024. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed memangkas suku bunga secepatnya.
Penjualan Motor RI
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat bahwa penjualan motor domestik pada Juni 2024 tumbuh 1,07% secara bulanan (mom) dan naik sebesar 3,5% (yoy) menjadi 511.098 unit. Secara kumulatif selama semester I 2024, penjualan motor domestik turun 1% secara tahunan (yoy) menjadi 3,17 juta unit, setara 49% hingga 51,1% dari target 2024 AISI di level 6,2-6,5 juta unit.
Inflasi China
Negeri tirai bambu, China yang merupakan mitra dagang terbesar RI telah merilis data inflasi periode Juni 2024, Ranu (10/7/2024).
Menurut data dari Biro Statistik Nasional pada Rabu, data inflasi yakni indeks harga konsumen (IHK) China naik 0,2% pada Juni dari tahun lalu, tidak sesuai harapan pasar, yang di mana diperkirakan naik 0,4% pada bulan Juni, menurut jajak pendapat oleh Reuters.
Sementara itu, indeks harga produsen (IHP) turun sesuai dengan perkiraan. Indeks harga produsen (IHP) yang mengukur harga di tingkat pabrik, turun 0,8% dari tahun lalu, sesuai dengan harapan pasar.
IHK inti, yang tidak memperhitungkan harga makanan dan energi yang lebih fluktuatif, naik 0,6% secara tahunan (yoy) pada bulan Juni, sedikit lebih lambat dari kenaikan 0,7% untuk enam bulan pertama tahun ini.
Harga daging babi melonjak 18,1% pada bulan Juni dari tahun lalu, sementara harga daging sapi turun 13,4%. Harga pariwisata naik 3,7% tahun-ke-tahun pada bulan Juni, turun 0,8% dari bulan Mei.
"Risiko deflasi belum mereda di China. Permintaan domestik masih lemah," menurut catatan Zhiwei Zhang, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.
Ia menambahkan bahwa China akan bergantung pada ekspor untuk mendukung pertumbuhan pada semester pertama tahun ini.
Negara tersebut dijadwalkan merilis data perdagangan untuk bulan Juni pada hari Jumat.
Permintaan domestik yang lesu di China telah membuat inflasi tetap rendah, berbeda dengan negara-negara ekonomi besar seperti AS yang harga-harganya tetap tinggi.
(saw/saw)