The Fed Kirim Berita Bahagia, IHSG-Rupiah Bisa Pesta Pora?
- Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada perdagangan kemarin
- Wall Street kembali bergerak beragam di mana Dow Jones menjadi satu-satunya indeks yang melemah
- Pidato Chairman The Fed Powell diperkirakan akan menjadi sentimen penggerak utama pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI kompak menguat pada perdagangan kemarin, Selasa (9/7/2024) baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah. Pasar keuangan RI cerah bergairah di tengah adanya optimisme pasar bahwa Bank Indonesia (BI) dapat memangkas suku bunga acuannya setidaknya pada akhir tahun ini.
Pergerakan IHSG dan rupiah akan dipengaruhi oleh banyaknya data dan agenda penting pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (9/7/2024), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,26% di level 7.269,8. Penguatan IHSG membuat investor sedikit bernapas lega setelah turun pada perdagangan sebelumnya.
Tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp11,01 triliun, lebih tinggi dibandingkan transaksi sebelumnya sebesar Rp10,76 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 17,01 miliar lembar, dimana 295 saham naik, 255 turun dan 240 tidak berubah.
Penguatan IHSG didorong dari kenaikan sektor perbankan dan industrial yang diisi oleh saham-saham keramik.
Tiga saham perbankan Himbara raksasa kompak melonjak setelah adanya kabar bahwa "Crazy rich" asal Surabaya yakni Hermanto Tanoko memborong ketiga saham tersebut.
Adapun ketiga saham perbankan tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Sebelumnya, crazy rich Hermanto Tanoko mengungkapkan telah memilih untuk memborong saham-saham bank BUMN, usai menjual kepemilikan sahamnya dari bank milik MUFG PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).
Seperti diberitakan sebelumnya, nama Hermanto telah menghilang dari jajaran Top 20 Pemegang Saham BDMN.
Kemudian, kenaikan saham-saham keramik didorong dari usulan pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD) hingga 200% pada barang-barang asal China. Besaran bea masuk yang akan dikenakan pada barang-barang China, diperkirakan antara 100% dari harga barang hingga 200%.
Tujuan dari kenaikan tarif impor tersebut untuk melindungi produk lokal yang terancam pengurusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran hingga perusahaannya gulung tikar. Berdasarkan hasil rapat pemerintah akan memberikan perhatian khusus kepada tujuh produk impor. Mulai dari tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, produk kecantikan, barang tekstil sudah jadi, dan alas kaki.
Kini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih dalam proses menimbang besaran tarif yang akan dikenakan untuk bea masuk barang-barang dari China.
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (9/7/2024) rupiah ditutup menguat 0,03% terhadap dolar AS di posisi Rp16.245/US$1. Penguatan tersebut memperpanjang penguatan rupiah dalam lima hari beruntun sejak pekan lalu.
Penguatan rupiah didorong dari optimisme pejabat keuangan RI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.200 pada semester II-2024. Adapun, kurs rupiah terhadap dolar ini melampaui asumsi makro 2024, sebesar Rp 15.000 per dolar AS.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bank sentral berkomitmen untuk melakukan stabilitas rupiah ke depannya. Tidak tanggung-tanggung, BI akan mengusahakan rupiah untun terus menguat ke level di bawah Rp 16.000 per dolar AS.
Menurut Perry, ada empat faktor yang diyakini bank sentral akan membawa rupiah menguat. Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini. Kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk SRBI dan SBN. Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang baik.
Ini ditunjukkan oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Keempat adalah pemerintah terus mendukung upaya menjaga stabilitas kurs. Dengan demikian, BI yakin rupiah dapat menguat ke depannya.
Selain itu, BI memandang suku bunga acuan atau BI rate bisa dipangkas pada kuartal IV-2024 dari posisi sekarang 6,25%. Ini tergantung dengan kondisi rupiah. Hal tersebut disampaikan Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tidak berubah dari perdagangan sebelumnya, bertahan di level 7.022 pada perdagangan Selasa (9/7/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, jika hasil obligasi menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).
(saw/saw)