
The Fed Kirim Berita Bahagia, IHSG-Rupiah Bisa Pesta Pora?

Pergerakan IHSG dan rupiah diharapkan melanjutkan tren positifnya. Ekspektasi penguatan pasar keuangan RI hari ini akan didorong beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri. Utamanya adalah dari pernyataan Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang mengisyaratkan mulai melunak terhadap kebijakan suku bunga.
Testimoni owell di Senat AS
Berbicara di depan Komite Senat Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan AS pada Selasa (9/7/2024) waktu AS, Powell menyatakan kekhawatiran bahwa menahan tingkat suku bunga terlalu tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Powell menyebut ada sedikit penurunan inflasi secara konsisten yang sejalan dengan target The Fed yakni ke kisaran 2%.
"Setelah kemajuan menuju target inflasi 2% pada awal tahun ini berjalan lambat, pembacaan data inflasi terbaru menunjukkan adanya kemajuan lebih lanjut yang moderat. Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," tutur Powell, dikutip dari Reuters.
Inflasi AS melandai ke 3,3% (year on year/yoy) pada Juni 2024, dari 3,4% (yoy) pada Mei 2024. Inflasi inti pengeluaran pribadi AS (PCE) melandai ke 2,6% (yoy) pada Juni 2024, dari 2,8% pada Mei.
Sebagai catatan, suku bunga The Fed saat ini berada di kisaran 5,25%-5,50%, level tertinggi dalam 23 tahun terakhir. The Fed sudah mengerek suku bunga selama 11 pertemuan dari Maret 2022 hingga Juli 2023. Suku bunga 5,25-5,50% sudah bertahan selama setahun atau hingga saat ini.
Kendati inflasi sudah melandai, Powell mengingatkan jika inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang kini dihadapi AS. Dia mengisyaratkan ada risiko yang dihadapi ekonomi AS jika suku bunga tinggi ditahan terlalu lama.
"Mengingat kemajuan yang telah dicapai baik dalam menurunkan inflasi maupun dalam mendinginkan pasar tenaga kerja selama dua tahun terakhir, inflasi yang tinggi bukanlah satu-satunya risiko yang kita hadapi. Terlalu lambat atau terlalu sedikit mengurangi kebijakan yang restraint (mengekang) bisa melemahkan kegiatan ekonomi dan ketenagakerjaan secara tidak semestinya," imbuhnya.
Menyusul pernyataan Powell, pasar berekspektasi 71% jika The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September dan kemungkinan akan diikuti dengan pemangkasan tambahan seperempat persen menjelang akhir tahun. Namun, anggota Federal Open Market Committee (FOMC) dalam pertemuan Juni mereka hanya menunjukkan satu pemangkasan.
"Dalam beberapa hari terakhir, Powell dan rekan-rekannya telah mengindikasikan bahwa data inflasi sedikit memberikan harapan setelah lonjakan mengejutkan pada awal tahun ini," tulis The Columbus Dispatch, dikutip dari CNBC International.
Pernyataan senada disampaikan kata Brian Jacobsen, ekonom utama di Annex Wealth Management di Brookfield, Wisconsin.
"Powell mulai menyiapkan pemotongan suku bunga. Mereka melihat risiko jika tidak memangkas suku bunga cukup cepat." Ujar Jacobsen kepada Reuters.
Pada pertemuan Fed tanggal 11-12 Juni, proyeksi median dari 19 pejabat Fed menunjukkan hanya satu kali pemotongan suku bunga seperempat persen hingga akhir tahun, tetapi sejak itu data inflasi datang lebih lemah dari yang diharapkan.
Bagi Indonesia, pernyataan Powell yang lebih lunak ini diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah, bursa hingga obligasi.
Jika The Fed memangkas suku bunga maka ketidakpastian akan mengecil di pasar keuangan global. Dana asing juga diharapkan berbondong-bondong ke pasar keuangan dalam negeri sehingga rupiah, bursa saham, dan harga obligasi menguat.
Powell kembali akan berpidato di depan anggota legislatif hari ini yakni di depan Kongres Komite Layanan Keuangan AS.
RAPBN 2025
Badan Anggaran DPR RI berkomitmen memberikan kelonggaran yang seluas-luasnya kepada presiden terpilih dalam menjalankan visi-misinya.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Banggar DRP Cucun Ahmad Syamsurijal dalam rapat paripurna DPR membahas tentang laporan hasil pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2025 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 dalam rapat paripurna DPR RI, Selasa, (9/7/2024).
Cucun mengatakan dalam memberikan kelonggaran itu kepada presiden terpilih, DPR akan memastikan hal tersebut sesuai dengan aturan perundangan-undangan. Selain itu, kata dia, RKP juga perlu memuat arah kebijakan yang menampung program-program presiden terpilih.
Selain itu, Cucun mengatakan pemerintah juga perlu memutakhirkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) menjadi Peraturan Presiden tentang RKP 2025 untuk menjadi pedoman penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN 2025.
Adapun Banggar dan pemerintah telah menyepakati kisaran asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2025 sebagai berikut:
• Pertumbuhan ekonomi: 5,1-5,5%
• Inflasi: 1,5-3,5%
• Nilai tukar rupiah: Rp 15.300- Rp 15.900/US$ Tingkat Suku Bunga SBN 10 tahun: 6,9-7,2%
• Harga minyak mentah: 75-80 US/Barrel
• Lifting minyak bumi: 580-605
• Lifting gas: 1.003-1.047
RKP 2025
• Pertumbuhan ekonomi: 5,3%-5,6%
• Tingkat pengangguran terbuka: 4,5%-5,0%
• Tingkat kemiskinan: 7%-8%
• Nilai tukar petani: 113-115
• Rasio Gini: 0,379-0,382
• Nilai tukar nelayan: 104-105
• Indeks modal manusia: 0,56
Penjualan Ritel RI
Bank Indonesia (BI) telah merilis kinerja penjualan ritel RI periode Mei 2024 yang masih mencatatkan peningkatan. Berdasarkan survei penjualan eceran BI, penjualan eceran meningkat tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2024 tercatat sebesar 228,1 atau secara tahunan tumbuh 2,1% secara tahunan (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut didorong oleh Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tumbuh 2,6 yoy, serta Suku Cadang dan Aksesori 11% (yoy).
Penjualan Mobil RI
Penjualan mobil RI tercatat turun pada periode Juni 2024. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun memberi sinyal akan melakukan revisi target penjualan mobil domestik 1,1 juta unit pada 2024. Dikarenakan penjualan yang lesu sepanjang semester I 2024.
Tercatat penjualan mobil domestik secara wholesales mencapai 72.936 unit pada periode Juni 2024, turun 11,8% dibandingkan periode Juni 2023. Kemudian, penjualan ritel mencapai 70.198 unit pada periode Juni 2024, turun 12,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan secara wholesales sepanjang semester I 2024 mencapai 408.012 unit, turun 19,4% dari 506.427 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun, penjualan ritel sepanjang semester I 2024 mencapai 431.987 unit, turun 14% dari 502.533 unit secara tahunan (yoy).
(saw/saw)