Newsletter

The Fed Kirim Berita Bahagia, IHSG-Rupiah Bisa Pesta Pora?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
10 July 2024 06:04
Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024.
Foto: Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara saat konferensi pers di Federal Reserve di Washington, Rabu, 12 Juni 2024. (AP/Susan Walsh)
  • Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada perdagangan kemarin
  • Wall Street kembali bergerak beragam di mana Dow Jones menjadi satu-satunya indeks yang melemah
  • Pidato Chairman The Fed Powell diperkirakan akan menjadi sentimen penggerak utama pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI kompak menguat pada perdagangan kemarin, Selasa (9/7/2024) baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah. Pasar keuangan RI cerah bergairah di tengah adanya optimisme pasar bahwa Bank Indonesia (BI) dapat memangkas suku bunga acuannya setidaknya pada akhir tahun ini.

Pergerakan IHSG dan rupiah akan dipengaruhi oleh banyaknya data dan agenda penting pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (9/7/2024), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,26% di level 7.269,8. Penguatan IHSG membuat investor sedikit bernapas lega setelah turun pada perdagangan sebelumnya.

Tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp11,01 triliun, lebih tinggi dibandingkan transaksi sebelumnya sebesar Rp10,76 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 17,01 miliar lembar, dimana 295 saham naik, 255 turun dan 240 tidak berubah.

Penguatan IHSG didorong dari kenaikan sektor perbankan dan industrial yang diisi oleh saham-saham keramik.

Tiga saham perbankan Himbara raksasa kompak melonjak setelah adanya kabar bahwa "Crazy rich" asal Surabaya yakni Hermanto Tanoko memborong ketiga saham tersebut.

Adapun ketiga saham perbankan tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Sebelumnya, crazy rich Hermanto Tanoko mengungkapkan telah memilih untuk memborong saham-saham bank BUMN, usai menjual kepemilikan sahamnya dari bank milik MUFG PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).

Seperti diberitakan sebelumnya, nama Hermanto telah menghilang dari jajaran Top 20 Pemegang Saham BDMN.

Kemudian, kenaikan saham-saham keramik didorong dari usulan pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD) hingga 200% pada barang-barang asal China. Besaran bea masuk yang akan dikenakan pada barang-barang China, diperkirakan antara 100% dari harga barang hingga 200%.

Tujuan dari kenaikan tarif impor tersebut untuk melindungi produk lokal yang terancam pengurusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran hingga perusahaannya gulung tikar. Berdasarkan hasil rapat pemerintah akan memberikan perhatian khusus kepada tujuh produk impor. Mulai dari tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, produk kecantikan, barang tekstil sudah jadi, dan alas kaki.

Kini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih dalam proses menimbang besaran tarif yang akan dikenakan untuk bea masuk barang-barang dari China.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (9/7/2024) rupiah ditutup menguat 0,03% terhadap dolar AS di posisi Rp16.245/US$1. Penguatan tersebut memperpanjang penguatan rupiah dalam lima hari beruntun sejak pekan lalu.

Penguatan rupiah didorong dari optimisme pejabat keuangan RI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.200 pada semester II-2024. Adapun, kurs rupiah terhadap dolar ini melampaui asumsi makro 2024, sebesar Rp 15.000 per dolar AS.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bank sentral berkomitmen untuk melakukan stabilitas rupiah ke depannya. Tidak tanggung-tanggung, BI akan mengusahakan rupiah untun terus menguat ke level di bawah Rp 16.000 per dolar AS.

Menurut Perry, ada empat faktor yang diyakini bank sentral akan membawa rupiah menguat. Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini. Kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk SRBI dan SBN. Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang baik.

Ini ditunjukkan oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Keempat adalah pemerintah terus mendukung upaya menjaga stabilitas kurs. Dengan demikian, BI yakin rupiah dapat menguat ke depannya.

Selain itu, BI memandang suku bunga acuan atau BI rate bisa dipangkas pada kuartal IV-2024 dari posisi sekarang 6,25%. Ini tergantung dengan kondisi rupiah. Hal tersebut disampaikan Perry dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Senin (8/7/2024).

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tidak berubah dari perdagangan sebelumnya, bertahan di level 7.022 pada perdagangan Selasa (9/7/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN). Begitupun sebaliknya, jika hasil obligasi menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali ditutup beragam pada perdagangan Selasa (9/7/2024) atau Rabu dini hari.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,13% di level 39.291,97, berbeda dengan S&P 500 ditutup lebih tinggi atau naik 0,07% di level 5.576,98, dan begitu juga Nasdaq terapresiasi 0,14% di level 18.429,29.

Wall Street ditutup lebih tinggi pada perdagangan Selasa, didukung oleh kenaikan saham-saham semikonduktor dan teknologi megacap. Selain itu, kini investor tengah menunggu komentar dari ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell untuk petunjuk mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral AS.

S&P 500 dan Nasdaq tampak berada di jalur rekor intraday baru setelah kedua indeks mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Senin, terangkat oleh kenaikan dalam saham-saham chip dan semikonduktor seperti saham Philadelphia (SOX) naik ke level tertinggi lebih dari dua minggu.

Kenaikan tajam pada saham terkait AI dan saham teknologi lainnya telah menjaga sentimen ekuitas tetap cerah, mengimbangi ketidakpastian seputar rencana pemangkasan suku bunga The Fed.

Investor akan mencermati pernyataan Powell di Kongres AS hari ini untuk mengukur respons bank sentral terhadap data ekonomi terkini yang menunjukkan perlambatan di pasar tenaga kerja, di tengah tanda-tanda lain potensi pelemahan ekonomi.
Powell  berbicara dua hari beruntun di depan anggota legislatif AS sudah berbicara di depan senat pada Selasa kemarin dan hari ini. Kemarin, Powell berbicara di depan Komite Senat Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan AS dan hari ini di depan Kongres AS Komite Layanan Keuangan.

Pernyataan Powell akan diikuti oleh sesi pertanyaan dari anggota parlemen, yang akan dijadwalkan mulai pukul 10 pagi waktu AS. Powell juga akan bersaksi di sidang komite DPR pada hari Rabu waktu AS.

Pergerakan IHSG dan rupiah diharapkan melanjutkan tren positifnya. Ekspektasi penguatan pasar keuangan RI hari ini akan didorong beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri. Utamanya adalah dari pernyataan Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang mengisyaratkan mulai melunak terhadap kebijakan suku bunga.

Testimoni owell di Senat AS

Berbicara di depan Komite Senat Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan AS pada Selasa (9/7/2024) waktu AS, Powell menyatakan kekhawatiran bahwa menahan tingkat suku bunga terlalu tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Powell menyebut ada sedikit penurunan inflasi secara konsisten yang sejalan dengan target The Fed yakni ke kisaran 2%.

"Setelah kemajuan menuju target inflasi 2% pada awal tahun ini berjalan lambat, pembacaan data inflasi terbaru menunjukkan adanya kemajuan lebih lanjut yang moderat. Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," tutur Powell, dikutip dari Reuters.

Inflasi AS melandai ke 3,3% (year on year/yoy) pada Juni 2024, dari 3,4% (yoy) pada Mei 2024. Inflasi inti pengeluaran pribadi AS (PCE) melandai ke 2,6% (yoy) pada Juni 2024, dari 2,8% pada Mei.
Sebagai catatan, suku bunga The Fed saat ini berada di kisaran 5,25%-5,50%, level tertinggi dalam 23 tahun terakhir. The Fed sudah mengerek suku bunga selama 11 pertemuan dari Maret 2022 hingga Juli 2023. Suku bunga 5,25-5,50% sudah bertahan selama setahun atau hingga saat ini.

Kendati inflasi sudah melandai, Powell mengingatkan jika inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang kini dihadapi AS. Dia mengisyaratkan ada risiko yang dihadapi ekonomi AS jika suku bunga tinggi ditahan terlalu lama.
"Mengingat kemajuan yang telah dicapai baik dalam menurunkan inflasi maupun dalam mendinginkan pasar tenaga kerja selama dua tahun terakhir, inflasi yang tinggi bukanlah satu-satunya risiko yang kita hadapi. Terlalu lambat atau terlalu sedikit mengurangi kebijakan yang restraint (mengekang) bisa melemahkan kegiatan ekonomi dan ketenagakerjaan secara tidak semestinya," imbuhnya.

Menyusul pernyataan Powell, pasar berekspektasi 71% jika The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September dan kemungkinan akan diikuti dengan pemangkasan tambahan seperempat persen menjelang akhir tahun. Namun, anggota Federal Open Market Committee (FOMC) dalam pertemuan Juni mereka hanya menunjukkan satu pemangkasan.

"Dalam beberapa hari terakhir, Powell dan rekan-rekannya telah mengindikasikan bahwa data inflasi sedikit memberikan harapan setelah lonjakan mengejutkan pada awal tahun ini," tulis The Columbus Dispatch, dikutip dari CNBC International.

Pernyataan senada disampaikan kata Brian Jacobsen, ekonom utama di Annex Wealth Management di Brookfield, Wisconsin.

"Powell mulai menyiapkan pemotongan suku bunga. Mereka melihat risiko jika tidak memangkas suku bunga cukup cepat." Ujar Jacobsen kepada Reuters.

Pada pertemuan Fed tanggal 11-12 Juni, proyeksi median dari 19 pejabat Fed menunjukkan hanya satu kali pemotongan suku bunga seperempat persen hingga akhir tahun, tetapi sejak itu data inflasi datang lebih lemah dari yang diharapkan.

Bagi Indonesia, pernyataan Powell yang lebih lunak ini diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah, bursa hingga obligasi.

Jika The Fed memangkas suku bunga maka ketidakpastian akan mengecil di pasar keuangan global. Dana asing juga diharapkan berbondong-bondong ke pasar keuangan dalam negeri sehingga rupiah, bursa saham, dan harga obligasi menguat.

Powell kembali akan berpidato di depan anggota legislatif hari ini yakni di depan Kongres Komite Layanan Keuangan AS. 

RAPBN 2025

Badan Anggaran DPR RI berkomitmen memberikan kelonggaran yang seluas-luasnya kepada presiden terpilih dalam menjalankan visi-misinya.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Banggar DRP Cucun Ahmad Syamsurijal dalam rapat paripurna DPR membahas tentang laporan hasil pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2025 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 dalam rapat paripurna DPR RI, Selasa, (9/7/2024).

Cucun mengatakan dalam memberikan kelonggaran itu kepada presiden terpilih, DPR akan memastikan hal tersebut sesuai dengan aturan perundangan-undangan. Selain itu, kata dia, RKP juga perlu memuat arah kebijakan yang menampung program-program presiden terpilih.

Selain itu, Cucun mengatakan pemerintah juga perlu memutakhirkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) menjadi Peraturan Presiden tentang RKP 2025 untuk menjadi pedoman penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN 2025.

Adapun Banggar dan pemerintah telah menyepakati kisaran asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2025 sebagai berikut:
• Pertumbuhan ekonomi: 5,1-5,5%
• Inflasi: 1,5-3,5%
• Nilai tukar rupiah: Rp 15.300- Rp 15.900/US$ Tingkat Suku Bunga SBN 10 tahun: 6,9-7,2%
• Harga minyak mentah: 75-80 US/Barrel
• Lifting minyak bumi: 580-605
• Lifting gas: 1.003-1.047

RKP 2025
• Pertumbuhan ekonomi: 5,3%-5,6%
• Tingkat pengangguran terbuka: 4,5%-5,0%
• Tingkat kemiskinan: 7%-8%
• Nilai tukar petani: 113-115
• Rasio Gini: 0,379-0,382
• Nilai tukar nelayan: 104-105
• Indeks modal manusia: 0,56

Penjualan Ritel RI

Bank Indonesia (BI) telah merilis kinerja penjualan ritel RI periode Mei 2024 yang masih mencatatkan peningkatan. Berdasarkan survei penjualan eceran BI, penjualan eceran meningkat tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2024 tercatat sebesar 228,1 atau secara tahunan tumbuh 2,1% secara tahunan (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut didorong oleh Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau tumbuh 2,6 yoy, serta Suku Cadang dan Aksesori 11% (yoy).

Penjualan Mobil RI

Penjualan mobil RI tercatat turun pada periode Juni 2024. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun memberi sinyal akan melakukan revisi target penjualan mobil domestik 1,1 juta unit pada 2024. Dikarenakan penjualan yang lesu sepanjang semester I 2024.

Tercatat penjualan mobil domestik secara wholesales mencapai 72.936 unit pada periode Juni 2024, turun 11,8% dibandingkan periode Juni 2023. Kemudian, penjualan ritel mencapai 70.198 unit pada periode Juni 2024, turun 12,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, penjualan secara wholesales sepanjang semester I 2024 mencapai 408.012 unit, turun 19,4% dari 506.427 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun, penjualan ritel sepanjang semester I 2024 mencapai 431.987 unit, turun 14% dari 502.533 unit secara tahunan (yoy).

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Penjualan Sepeda Motor Indonesia periode Juni 2024 (10.00 WIB)
• Pidato Anggota FOMC Bowman (00.30 WIB)
• Testimoni Ketua Dewan Gubernur The Fed Powell (21.00 WIB)
• Indeks Harga Produsen (IPP) China periode Juni 2024 (08.30 WIB)
• Indeks Harga Konsumen (IHK) China periode Juni 2024 (08.30 WIB)
* Presiden menghadiri opening ceremony Rapat Kerja Nasional XIV Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2024 di Cendrawasih Room, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Turut hadir Menteri Dalam Negeri (09.00 WIB)

*  The Introduction of Orange Bonds in Indonesia by Bappenas, Impact Investment Exchange, and Ford Foundation di Utari Room, Hotel Bidakara, Jakarta (11.30 WIB)

*  Seremoni Pencatatan Perdana Saham PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) sebagai Perusahaan Tercatat ke-32 di BEI pada tahun 2024.

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• Listing IPO LABS
• RUPST BLTA (10.00 WIB)
• RUPST RINA (10.00 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular