Newsletter

Semua Menunggu Sabda The Fed, Bagaimana Nasib IHSG & Rupiah?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 02/07/2024 06:00 WIB
Foto: Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers di Federal Reserve di Washington, 1 Mei 2024. (AP/Susan Walsh)
  • Perhatian investor tertuju kepada pidato kepala The Fed Jerome Powell
  • Pelaku pasar optimis melihat peluang pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini terjadi dua kali
  • Pelaku pasar juga mencermati data tenaga kerja yang akan rilis malam nanti

Jakarta, CNBC Indonesia - Pidato kepala bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve Jerome Powell akan menjadi sentimen utama pada perdagangan hari ini. Para pelaku pasar menantikan petunjuk kebijakan suku bunga yang akan diambil.

Terutama setelah serangkaian data ekonomi AS yang menunjukkan ada pelemahan ekonomi negara Paman Sam tersebut. Para pelaku pasar optimis The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini.

Sementara sentimen lainnya yang jadi penggerak pasar akan diulas lebih lanjut di halaman ketiga artikel ini. Adapun di halaman keempat terdapat sederet jadwal emiten, rilis ekonomi, hingga agenda penting lainnya.

Pasar keuangan Indonesia sendiri berseri pada perdagangan kemarin, Senin (1/7/2024). Pasar saham dan nilai tukar mampu menunjukkan performa yang baik.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (1/7/2024). IHSG ditutup melesat 1,08% ke posisi 7.139,63. IHSG pun berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.100, di mana terakhir IHSG menyentuh level psikologis ini pada perdagangan 29 Mei lalu.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 14 triliun dengan melibatkan 14miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 918.173 kali. Sebanyak 321 saham menguat, 233 saham terkoreksi, dan 241 saham stagnan.

Secara sektoral, transportasi menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan kemarin yakni mencapai 4,14%.

Saham emiten pertambangan mineral Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 16,5 indeks poin.

Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,31% di angka Rp16.320/US$ pada Senin (1/7/2024).

IHSG dan rupiah bergairah meski data ekonomi yang dirilis di dalam negeri cenderung kurang menggembirakan.

Data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) periode Juni 2024 telah dirilis.

S&P Global melaporkan PMI manufaktur Indonesia pada bulan lalu terpantau turun ke angka 50,7, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 52,1. Meski menurun, tetapi PMI manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansif.

PMI menggunakan angka50 sebagai garis pemisah. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi ekonomi. sementara angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi ekonomi.

Selain data manufaktur dari dalam negeri juga ada data inflasi periode Juni 2024 yang telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di mana hasilnya lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar sebelumnya.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia periode Juni 2024 kembali mengalami deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (month-to-month/mtm), dari sebelumnya pada Mei lalu sebesar 0,03%.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), IHK Indonesia pada bulan lalu mencapai 2,51%, dari sebelumnya sebesar 2,84% pada Mei lalu.

Adapun menurut Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi Juni 2024 diperkirakan menembus 0,07% (mtm) dan 2,74% (yoy).

Meski data PMI manufaktur cenderung lesu dan Indonesia kembali mengalami deflasi secara bulanan, tetapi IHSG tetap melanjutkan penguatannya, karena ditopang oleh rebound-nya saham-saham berkapitalisasi pasar besar terutama saham bank raksasa.


(ras/ras)
Pages