
Baru Naik Sehari, Harga Batu Bara Lesu Lagi Karena Amerika

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terpantau sedikit mengalami depresiasi setelah terjadi penundaan proyek penangkapan karbon terbesar di dunia.
Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara Juli acuan ICE Newcastle pada perdagangan Rabu (26/6/2024) turun 0,37% di level US$133 per ton. Posisi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Selasa (25/6/2024) yang naik 1,21%.
Dikutip dari The Jamestown Sun, keputusan final untuk membangun proyek penangkapan karbon terbesar di dunia yang direncanakan dan sebuah keuntungan bagi industri batubara North Dakota, Amerika Serikat (AS) baru-baru ini ditunda.
Dalam buletin berita dua bulanan Minnkota Power Cooperative, CEO Mac McLennan mengatakan peraturan emisi federal baru telah menciptakan ketidakpastian terhadap Proyek Tundra, mendorong perlunya penelitian lebih lanjut tentang kelayakannya.
Proyek senilai US$2 miliar yang diusulkan ini bertujuan untuk menangkap 4 juta ton metrik karbon dioksida penyebab pemanasan global setiap tahun dari Pembangkit Listrik Milton R. Young berkekuatan 700 megawatt milik Minnkota di dekat Center, sekitar 41 mil barat laut Bismarck. Proyeksi sebelumnya memperkirakan biaya sebesar US$1,4 miliar. Jangkauan anggota koperasi mencakup sebagian besar wilayah timur North Dakota dan barat laut Minnesota.
Sebagai informasi, regulasi federal baru AS mensyaratkan pembangkit listrik tenaga batu bara harus ditutup pada tahun 2039 jika tidak dapat memotong atau menangkap 90% emisi CO2 mereka pada tahun 2032. Aturan ini juga mencakup pembatasan emisi serupa untuk pembangkit listrik tenaga gas alam baru.
Manajer Komunikasi Minnkota, Ben Fladhammer, mengatakan kepada The Bismarck Tribune bahwa koperasi bertujuan untuk membuat keputusan konstruksi pada akhir tahun ini. Namun, ia juga menyatakan bahwa kendala tenaga kerja, masalah rantai pasokan, dan inflasi dapat menunda keputusan tersebut lebih lama.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh Minnkota adalah apakah menjalankan Unit 1 dengan kapasitas yang lebih rendah akan memungkinkan Milton R. Young untuk mematuhi aturan sambil tetap beroperasi secara ekonomis, ujar Fladhammer sebagai tanggapan terhadap hipotetis dari The Bismarck Tribune.
"Kami benar-benar membutuhkan waktu tambahan untuk proses tersebut berjalan, dan semoga ini memberikan kami kejelasan untuk membuat keputusan akhir itu," kata Fladhammer, menambahkan bahwa Minnkota masih optimis tentang Proyek Tundra.
Koperasi ini telah mengembangkan Proyek Tundra selama sekitar satu dekade. Ini bukan kali pertama proyek ini mengalami penundaan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)