Bandingkan Nasib Rupiah, Yen, Peso, Yuan, Baht & Won di Awal Pekan

Revo M, CNBC Indonesia
24 June 2024 13:19
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Asia terpantau bergerak variatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) AS pekan ini.

Dilansir dari Refinitiv pada Senin (24/6/2024) pukul 12:25 WIB, pelemahan mata uang Asia terparah dipimpin oleh won Korea Selatan sebesar 0,14%, dan baht Thailand terdepresiasi 0,08.

Namun berbeda halnya dengan peso Filipina yang justru menguat 0,12% serta rupiah Indonesia yang mengalami apresiasi 0,06%.

Indeks dolar AS (DXY) terpantau naik relatif stagnan pada hari ini di angka 105,8. Sedangkan pada perdagangan kemarin (21/6/2024), DXY menguat sebesar 0,2%.

Sikap wait and see pelaku pasar terpantau pada pekan ini mengingat pada Jumat (28/6/2024), inflasi PCE AS untuk periode Mei 2024 masih diperkirakan di atas 2%, tepatnya 2,6% year on year/yoy.

Hal ini tentu menjadi perhatian pelaku pasar mengingat jika inflasi PCE AS lebih rendah atau melandai dibandingkan periode sebelumnya, maka hal ini menjadi sinyal positif untuk terjadi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) dalam beberapa waktu ke depan.

Saat ini, survei CME FedWatch Tool menunjukkan terdapat dua kali pemangkasan suku bunga The Fed yakni pada September dan Desember 2024 dengan total 50 basis poin (bps).

Jika hal ini benar-benar terjadi, maka DXY berpotensi mengalami penurunan dan tekanan terhadap mata uang Asia dapat semakin minim.

Sementara itu, rupiah pada pertengahan hari perdagangan juga tampak mengalami penguatan 0,06%. Posisi ini berbanding terbalik dengan awal perdagangan yang justru melemah 0,12%.

Hal ini terjadi setelah Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta yang menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono digelar.

Airlangga, Sri, dan Thomas memberikan pernyataan yang menenangkan pasar hingga akhirnya rupiah dapat lebih stabil hari ini.

Ke depan diharapkan, rupiah dapat lebih stabil lagi dan perlahan mulai menguat di tengah kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang relatif masih terjaga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation