
Kredit BPD Tembus Rp 600 T,riliun, Fokus ke Sektor Produktif

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyaluran kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) selalu bertumbuh positif dari tahun ke tahun menunjukkan peran aktif BPD yang senantiasa mengakselerasi permodalan guna pemerataan ekonomi tiap daerah.
Melansir data statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit BPD selalu tumbuh positif dalam lima tahun terakhir, bahkan pada tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 memukul ekonomi RI.
Melihat grafik di atas terlihat capaian penyaluran kredit BPD hingga akhir 2023 mencapai Rp618,44 triliun. Angka ini sudah naik lebih dari 30% dibandingkan lima tahun lalu yang menyalurkan kredit sebesar Rp469,53 triliun.
Data terbaru hingga Maret 2024, juga masih bertumbuh positif menjadi Rp619,82 triliun, atau sudah tumbuh 7,26% secara tahunan (yoy).
Peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) sangat krusial dalam pembangunan nasional dan pemerataan ekonomi di tiap daerah. Kolaborasi antar BPD pun diperlukan untuk memastikan pembiayaan pembangunan nasional tepat sasaran dan tepat guna.
Jika melihat data hingga Maret 2024, setidaknya ada lima sektor penting yang mendapatkan nilai penyaluran kredit paling besar. Pertama ada sektor perdagangan besar dan eceran, mencapai Rp61,13 triliun. Sektor ini cukup krusial di daerah lantaran sangat berkaitan dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang banyak memberdayakan masyarakat.
Selanjutnya ada sektor konstruksi yang mengakselerasi perkembangan infrastruktur daerah mencapai Rp40,27 triliun, disusul industri pengolahan dan pertanian, masing-masing sebesar Rp24,75 triliun dan Rp22,66 triliun. Adapun sektor terakhir ada perantara keuangan mencapai Rp12,37 triliun.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)