Tiga BPD Bersaing di Bursa RI, Mana yang Paing Menarik Sahamnya?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
10 June 2024 13:35
BPD Forum 2024
Foto: BPD Forum 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan menjadi salah satu sektor utama yang menggerakkan perekonomian Indonesia. Skeitar 75% pembiayaan pembangunan nasional disokong oleh perbankan. menunjukkan bahwa sektor perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas dan mewujudkan ketahanan ekonomi yang berkelanjutan.

Salah satu kategori industri perbankan nasional yang diharapkan mampu menggerakkan perekonomian nasional adalah industri perbankan daerah atau Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Bank Pembangunan Daerah (BPD) mendorong terciptanya pertumbuhan perekonomian daerah, memegang kas dan mengelola keuangan daerah, juga sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah melantai di BEI, yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), dan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).

Ketiga Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut juga tercatat masih memiliki valuasi murah alias undervalued.

Pada kuartal I 2024, ketiga bank daerah tersebut mencatatkan kinerja keuangan yang cukup baik dari sisi kredit dan simpanan nasabah. Bahkan salah satunya ada yang berhasil turnaround dengan membalikkan kerugian menjadi laba.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR)

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp364,26 miliar sepanjang kuartal I 2024, atau turun 1,98% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp371,64 miliar.

BJBR mencatatkan pendapatan bunga dan syariah bersih (net interest income/NII) sebesar Rp1,621 triliun pada kuartal I 2024, atau merosot 4,5% dibanding kuartal I 2023 sebesar Rp1,699 triliun.

BJBR juga mencatatkan net interest margin (NIM) mencapai 3,97% per Maret 2024, berbanding 4,77% pada Maret 2023.

Namun, BJBR berhasil melakukan efisien pada beban-beban. Bank tersebut nnerhasil menyusutkan beban promosi dari Rp131,98 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp67,23 miliar pada kuartal I 2024. Beban lainnya pun menyusut dari Rp723,16 miliar menjadi Rp716,06 miliar. Beban operasional lainnya dapat ditekan sedalam 0,47 persen secara tahunan menjadi Rp1,676 triliun pada kuartal I 2024

Kemudian, pendapatan operasional lainnya tumbuh 18,07% secara tahunan menjadi Rp516,62 miliar pada kuartal I 2024.

Dari sisi kredit, perusahaan berhasil menyalurkan kredit Rp130,47 triliun pada kuartal I 2024, tumbuh 12,04% yoy. Aset bank pun naik 15,14% yoy menjadi Rp202,5 triliun.

BJBR juga telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp154,09 triliun pada kuartal I 2024, naik 18,73% secara tahunan (yoy). Dana murah atau current account saving account (CASA) bank juga naik 10,71% (yoy) menjadi Rp63,57 triliun.

Adapun, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross berada pada level 1,46%. Sedangkan NPL net 0,85%.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) mencatatkan pertumbuhan 1,52% pada kuartal I 2024, menjadi Rp310 miliar.

BJTM mencatatkan peningkatan aset sebesar 4,37% secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp 100,8 triliun dengan kontribusi dominan dari peningkatan asset produktif.

Diantara mencakup penyaluran kredit yang naik 18,76%, pengelolaan DPK 2,34% dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06%, dan pengelolaan asset perseroan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,44%.

BJBR juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18,76%. Angka tersebut di atas pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sebesar 12,40% dengan komposisi kredit konsumtif sebesar Rp 31,3 triliun atau meningkat 7,40% dan kredit produktif sebesar Rp 25,6 triliun atau meningkat 36,34%.

Kemudian, Net Interest Income (NII) tumbuh 6,44%, di tengah situasi kecenderungan bunga tinggi.

Adapun peningkatan sektor kredit produktif ditopang oleh tingginya pertumbuhan terutama dari segmen mikro yang melesat 36,63%, segmen ritel & menengah yang tumbuh sebesar 58,40%, dan segmen korporasi naik 17,97%.

Di sisi lain, rasio pembiayaan terhadap pengelolaan dana (LDR) perseroan semakin membaik. Rasio LDR pada tiga bulan pertama 2024 berada di angka 70%.

Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross bankjatim yang turun dari 3,03% pada triwulan pertama 2023 menjadi 2,82% pada kuartal I 2024.

PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS)

PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp2,06 miliar pada kuartal I 2024, membalikkan rugi bersih sebesar Rp28,65 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan BEKS yang berakhir 31 Maret 2024, pendapatan bunga tercatat naik tipis 5,48% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 115,16 miliar. Akan tetapi beban bunga naik 19% yoy menjadi Rp 76,64 miliar, sehingga pendapatan bunga bersih turun 14% yoy menjadi Rp 38,61 miliar.
BEKS pun berhasil menurunkan beban operasional seperti beban umum dan administrasi, yang turun 55,49% yoy menjadi Rp 29,55 miliar. Selain itu beban tenaga kerja dan tunjangan turun 4,28% yoy menjadi Rp 28,9 miliar pada kuartal I-2024.

Kini BEKS berhasil membukukan laba operasional bersih sebesar Rp26,91 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini, berbalik dari rugi sebesar Rp 37,47 miliar setahun sebelumnya.

Pada fungsi intermediasi, Bank Banten tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp3,36 triliun, naik 0,90% dari sebesar Rp3,33 triliun pada Desember 2023.

Pada pendanaan, DPK tercatat sebesar Rp4,32 triliun per Maret 2024, naik 15,5% akhir tahun lalu.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation