Bank Jatim Bakal Diguyur Dana Segar dari Purbaya, Intip Isi Dompetnya!

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
09 October 2025 13:15
Bank Jatim (Dokumentasi Bank Jatim)
Foto: Bank Jatim (Dokumentasi Bank Jatim)

Jakarta, CNBC Indonesia - Layaknya durian runtuh, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) bersiap mendapat kucuran dana dari pemerintah. 

Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa akan kembali menempatkan saldo anggaran lebih (SAL), kini menyasar kepada Bank Daerah salah satunya PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) dan PT Bank DKI (Bank Jakarta). Purbaya memperkirakan akan menyetor Rp10 triliun hingga Rp20 triliun kepada dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut, dimana masing-masing mendapatkan Rp5 triliun hingga Rp10 triliun.

Lalu kenapa BJTM termasuk menjadi pilihan saat ini?

Jika membahas dari sisi laporan keuangan BJTM, pada semester 1 2025, pendapatan bunga dan syariah perusahaan tercatat sebesar Rp4,94 triliun, naik 27,53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,87 triliun.

Pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp3,43 triliun, tumbuh 29,33% dari Rp2,66 triliun pada semester 1 2024.

BJTM mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp707,61 miliar, naik 14,0% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp620,87 miliar. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih.

Laba per saham BJTM tercatat sebesar Rp47,13, menunjukkan kenaikan sebesar 13,98% dibandingkan dengan semester 1 2024 yang sebesar Rp41,35.

Dari sisi aset, BJTM mencatatkan aset per 30 Juni 2025 sebesar Rp118,16 triliun, naik tipis 0,01% dibandingkan dengan posisi pada 31 Desember 2024 yang sebesar Rp118,14 triliun.

Kemudian total kredit yang disalurkan BJTM mencapai Rp78,55 triliun, meningkat 4,24% dari Rp75,35 triliun pada akhir 2024.

Dari sisi liabilitas, total liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp88,64 triliun, naik tipis 0,21% dari akhir tahun 2024.

Dari sisi dana Pihak Ketiga (DPK), BJTM mencatat simpanan dari nasabah (giro, tabungan, deposito) sebesar Rp76,98 triliun.

Dari sisi ekuitas, BJTM membukukan ekuitas mencapai Rp14,77 triliun, tumbuh 1,14% dibandingkan akhir tahun 2024.

Dari sisi rasio profitabilitas, Net Interest Margin (NIM) BJTM tercatat 5,81% yang disetahunkan. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola aset produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Kemudian Return on Assets (ROA) sebesar 1,20% yang disetahunkan. Hal ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.

Sementara, Return on Equity (ROE) tercatat 9,58% yang disetahunkan. Rasio ini mengukur laba yang dihasilkan dari ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham.

Dari sisi rasio likuiditas, Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat 102,04%. Rasio ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit bank sedikit lebih tinggi dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun, mengindikasikan ekspansi kredit yang aktif.

Dari sisi kualitas aset, Non-Performing Loan (NPL) Gross tercatat 2,94%. Rasio kredit bermasalah kotor bank. Dan Non-Performing Loan (NPL) Net tercatat 1,37%. Rasio kredit bermasalah bersih setelah dikurangi pencadangan.

Dari sisi rasio permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR / KPMM) sebesar 24,25%. Rasio ini menunjukkan tingkat kecukupan modal bank untuk menanggung risiko operasional dan kredit, berada jauh di atas ketentuan minimum regulator.

Dari sisi performa harga saham, BJTM masih mencatatkan penurunan harga saham di sepanjang tahun ini mencapai 6,48% di level Rp505 per lembar saham hingga perdagangan Rabu (8/10/2025).


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation